Chapter LXXIX • Rasa Penasaran

358 58 26
                                    

★★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


1,5 tahun berlalu,

Saat ini Christian dan teman-temannya sudah menginjak kelas 3 SMA semester awal sedangkan Chika dan teman-temannya sudah lulus dan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, sudah 1,5 tahun juga teman-teman Christian dan teman-teman Chika berbaur, kebersamaan mereka kini semakin erat, meskipun begitu tak jarang masalah yang datang kepada mereka mungkin hanya hubungan Christian dan Marsha saja yang aman tentram.

Di sore ini sehabis pulang sekolah, Christian dan teman-temannya sedang berkumpul di basecamp, tak hanya itu Chika dan teman-temannya juga ada disana untuk melepas lelah karena banyaknya tugas kuliah dan Aran pun ada disana karena dirinya adalah salah satu inti Wolfers juga.

Christian, Zean dan Gito sedang berkumpul di halaman belakang, mereka sedikit mengobrol - ngobrol tentang tujuan mereka kedepannya akan seperti apa karena bagaimana pun Wolfers sudah menguasai 100% daerah Jakarta Utara.

"Tujuan kita habis ini apaan?, udah 1 tahun setengah kita angin-anginan." tanya Gito.

"Gua gatau, lu gimana Toy?." tanya Zean.

"Gua juga bingung, nikmatin aja hidup lu pada sampe nikah." ucap Christian.

"Masih lama anjing, gua kuliah dulu." ucap Zean.

"Oh lu kuliah dulu Zee?." tanya Gito.

"Iya, nyokap gua nyuruh gua kuliah." ucap Zean.

"Kalo lu Chris?." tanya Gito.

"Gua gatau, kayanya kerja tapi kalo ada kesempatan gua kuliah." ucap Christian.

"Dia mah enak Git, sekarang udah nerusin bisnis kakaknya jadi ga perlu bingung lagi." ucap Zean.

"Lah lu kan bisa nerusin perusahaan bokap lu Zee." ucap Gito.

"Ya tetep aja anjir belum sampe ilmu gua." ucap Zean.

"Tapi gua punya rencana sendiri, gua gamau nerusin jalan bokap gua." lanjut Zean.

"Lah ngapa?." tanya Gito.

"Gapapa, gua pengen punya perusahaan sendiri aja." ucap Zean.

"Semangat Zoy." ucap Christian.

"Yoii, demi bersanding di pelaminan bersama cepio." ucap Zean senyum - senyum sendiri.

"Gua tunggu ponakan dari lu." ucap Christian.

"Nikah juga belum anjing sabar lah." ucap Zean.

Mereka pun melanjutkan obrolan mereka dengan hal-hal random lainnya. Christian yang ditemani secangkir kopi dan sebatang rokok pun merasa jika hari ini adalah suatu keindahan dan kenikmatan yang tiada tara, kehidupan yang tentram dan damai tanpa adanya masalah yang menimpa kepada dirinya dan teman-temannya, mungkin hanya sampai sini saja kenyamanan itu berlangsung.

CHRISTIAN EL DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang