Chapter LXXXIX • Musuh dalam Selimut

300 55 25
                                    

★★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah 30 menit Feno mendapat penyiksaan dari Christian dan teman-temannya, dimulai dari pukulan, tendangan bahkan sayatan pisau pun telah Feno rasakan.

"Lu mau buka suara ga?." tanya Zean.

"Buat apa?." tanya Feno.

"Mau lu kasih gua 100 miliar pun gabakal gua kasih tau." lanjut Feno.

Christian yang sudah geram karena ulah Feno pun berjalan ke arahnya, Christian menjambak rambut Feno dan menyimpan ujung mata pisau di lehernya.

"Gua butuh penjelasan." ucap Christian datar.

"Hahaha, Christian El Dandelion." tawa Feno.

Saat Christian akan menancapkan pisau, tiba-tiba Zean menahan tangan Christian agar tak melakukan hal tersebut.

"Jangan Toy, kita masih butuh informasi." ucap Zean.

Christian pun mengurungkan niatnya, Christian meletakan pisau yang digenggamnya tepat di mata kanan Feno.

"Gua butuh penjelasan." ucap Christian datar.

Feno tak menjawab apa-apa, dirinya bimbang, ia berfikir apakah jika dia memberi tau semuanya akankah dia selamat atau tidak.

Christian yang sudah tidak bisa menunggu pun menyayatkan pisaunya dari dahi hingga pipi Feno menyabet mata Feno perlahan agar Feno merasakan rasa sakit yang luar biasa, alhasil Feno tak bisa melihat lagi.

SREETTT!!

"AAARRRGGHHH." teriak Feno terdengar nyaring di telinga mereka.

Darah sudah mengalir deras di wajah Feno, tak sampai disitu, Christian berjalan mengambil sebungkus garam lalu dituangkan lah garam tersebut tepat di luka mata Feno.

Feno berteriak dan meronta-ronta merasakan rasa sakit dan perih yang sangat luar biasa di matanya.

"Gua butuh penjelasan." kalimat yang sama Christian ucapkan dengan datar.

Tapi lagi dan lagi Feno hanya diam tak menjawab apa-apa, Christian kembali menusukkan pisaunya tepat di bahu kiri Feno lalu melebarkan tusukannya ke lengan bawah Feno hingga kulitnya terbuka lebar menampakkan daging serta tulangnya.

JLEB!!
SRAAAAATTTT!!!!!!

Darah bermuncratan kemana-mana mengotori baju, lengan dan wajah Christian. Christian pun melakukan hal yang sama kepada Feno, ia berjalan mengambil sebungkus garam lagi lalu ia tuangkan garam tersebut tepat di luka tangan Feno hingga masuk ke dalam daging dan tulangnya.

"AAARRRGGGHHHHH." teriakan Feno lagi-lagi terdengar.

Rasa perih yang sangat luar biasa ia rasakan, ia berfikir lebih baik langsung dibunuh saja daripada harus merasakan penyiksaan yang sangat kejam dari bocah SMA.

CHRISTIAN EL DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang