Chapter VIII • Pembantaian ❗❗

524 65 21
                                    


"Ampun bang ampun." mohon orang tersebut kepada Christian.

"Kasih tau gua, dimana ketua lu anjing." ucap Christian datar.

"L~lu lurus aja kesana, disana ada bangunan tua markas kita." ucap orang tersebut sambil menunjuk kearah dalam gang.

Christian dengan cepat melepaskan cengkraman tangannya terhadap rambut orang itu, ia pun beranjak menyusuri gelapnya gang tersebut seorang diri. Sebuah bangunan tua sudah terlihat di mata Christian, bangunan yang kumuh dan tak terurus, didepan bangunan tersebut terdapat beberapa orang berjaket Raxhesha, kurang lebih 11 orang sedang bersantai disana ditemani sebuah api unggun.

 Sebuah bangunan tua sudah terlihat di mata Christian, bangunan yang kumuh dan tak terurus, didepan bangunan tersebut terdapat beberapa orang berjaket Raxhesha, kurang lebih 11 orang sedang bersantai disana ditemani sebuah api unggun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Ilustrasi markas.

"Wey, wey siapa tuh." ucap anggota 1 kepada temannya.

"Lah bocil anjing badannya kecil gitu." ucap anggota 2.

"Lu samperin sana." suruh anggota 1 kepada anggota 2.

"Ogah anjing, buat apaan mending gua lanjut minum." tolak anggota 2.

"Gua takutnya ada masalah anjing." ucap anggota 1.

"Aelahh bocah doang diemin aja kali, panik amat." ucap anggota 3 santai.

Christian masih berjalan santai menuju kerumunan orang - orang tersebut, sampai pada akhirnya Christian berdiri di tengah - tengah mereka semua, anggota yang melihat itu pun merasa heran kepada Christian.

"Oi cil, ngapain lu disini?, lu nyasar?." tanya anggota 4 kepada Christian.

bukannya menjawab pertanyaan anggota Raxhesha, Christian malah melemparkan kembali pertanyaan kepada mereka.

"Dimana ketua lu semua?." tanya Christian datar.

"Ada urusan apa lu?." tanya anggota 2 yang sudah mulai berdiri berhadapan dengan Christian.

"Musnahin Raxhesha." ucap Christian datar.

Tanpa aba - aba Christian memukul ulu hati anggota tersebut hinggal terpental menggunakan teknik One Inch Punch, seketika anggota yang terkena serangan pun pingsan di tempat.

"WOI ANJING!!, APA - APAAN LU BANGSAT!!." Teriak anggota 1 emosi.

"SERANG SAMA - SAMA ANJING!!." Lanjut anggota 1 kepada temannya.

CHRISTIAN EL DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang