Chapter LXXXI • Emosi

370 69 30
                                    

★★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semua teman-teman Christian tertegun di rooftop sekolah, mereka masih mencerna kebenaran yang menyakitkan ini. Keluarga Christian yang di yakini meninggal akibat kecelakaan ternyata adalah korban dari rencana pembunuhan, dan pembunuhan tersebut merupakan gerakan dari organisasi pembunuh bayaran yang bergerak dibawah kendali keluarga Lafinna yang dimana marga Lafinna adalah marga temannya sendiri sekaligus marga pacar dari Christian yaitu Marsha.

Hening tak ada yang membuka suara, mereka semua bertarung dengan pikirannya masing-masing masih merasa tak percaya dengan kebenaran pahit ini. Tiba-tiba.....

BRAAKK!!

Aldo menendang kursi yang ia duduki dan berjalan ke bawah, sepertinya dia akan melabrak Marsha yang sedang berada di kantin karena saat ini emosi Aldo sedang tak terkendali.

Christian yang melihat kepergian Aldo pun dengan cepat menyuruh teman-temannya untuk menyusul Aldo agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

"Susul Aldo, tahan dia jangan sampe ngamuk di kantin." titah Christian.

Mereka semua dengan cepat menyusul Aldo kecuali Zean yang masih berada di samping Christian, ia mengusap punggung Christian berusaha menenangkan hatinya karena saat ini Zean tau jika Christian bingung harus berbuat apa, di satu sisi ia tak terima karena keluarganya dihabisi dan di satu sisi ia menyayangi dan mencintai Marsha.

"Gua harus gimana Zoy." ucap Christian dengan tatapan kosong.

"Gua minta lu pikirin ini baik-baik, gua ga masalah kalo lu butuh waktu sendiri, gua bakal rahasiakan keberadaan lu." ucap Zean.

"Makasih Zoy, gua bakal pikirin ini dulu baik-baik." ucap Christian.

"Yaudah yu susul Aldo, takutnya dia ngamuk dibawah." ucap Zean beranjak dari duduknya diikuti oleh Christian.

Mereka berdua berjalan menuruni tangga rooftop menuju ke kantin hendak menyusul dan menghentikan Aldo yang besar kemungkinan akan mengacak-acak kantin.

"Gua juga emosi Toy, tapi ini pacar lu sendiri, gua gabisa berbuat apa-apa, gua takut salah langkah." batin Zean.

-----

Aldo kini berjalan dengan terburu-buru, nafasnya menggebu hebat, matanya memerah, dirinya berjalan memasuki area kantin sekolah. Saat berada di pintu masuk, tiba-tiba.....

BRAAKKK!!!

Aldo memukul kencang meja kantin yang kosong hingga patah.

"DIMANA MARSHA!!!." teriak Aldo penuh penekanan dan emosi.

Marsha yang merasa heran apa yang sebenarnya terjadi pun menoleh ke arah Aldo. Dirinya bertanya-tanya, ada apa ini, kenapa Aldo se emosi itu kepadanya?, Marsha sedikit ketakutan melihat reaksi Aldo yang seperti itu.

CHRISTIAN EL DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang