Chapter XVI • Sang Informan

497 71 13
                                    


2,5 tahun berlalu di lapas remaja,

Pagi hari yang cukup cerah, matahari yang membakar kulit dengan suhu yang tak terlalu panas dan tak terlalu teduh. Christian dan Farrel sedang berada dilapangan belakang lapas, mereka sedang menikmati waktu santai dengan mengobrol saja.

"Ga kerasa ya Chris, udah dua tahun setengah aja kita bareng - bareng." ucap Farrel seraya menatap langit yang cerah.

"Iya." jawab Christian.

"Lu ngingetin gua ke temen lama gua Chris." ucap Farrel tersenyum.

Christian yang mendengar penuturan Farrel melirikkan matanya singkat ke arah Farrel lalu kembali menatap langit.

"Gua boleh cerita Chris?." tanya Farrel.

"Cerita aja, gua bakal dengerin." jawab Christian menyetujui.

"Dulu gua punya temen modelan kaya lu Chris, dia baik ramah ke siapa pun, tapi dia punya sisi yang kejam juga jika menyangkut orang - orang yang berharga bagi dia." ucap Farrel.

"Sama kaya lu, meskipun gua ngeliat lu kaya monster yang selalu membabat habis lawan lu, tapi gua yakin kalo lu punya sisi baik tersendiri kalo itu bersangkutan sama orang yang lu anggap berharga." lanjut Farrel.

"Meskipun sekarang temen lama gua udah tenang diatas sana." ucap Farrel tersenyum sambil melihat keatas langit.

"Gua turut berduka atas kepergian temen lama lu, gua bakal berusaha gantiin posisinya buat lu, meskipun emang bakal berbeda." ucap Christian.

Farrel yang mendengar penuturan Christian tersenyum, baru kali ini ia mendapat kalimat panjang dari Christian.

KRIING!!
KRIING!!

Suara bel terdengar dari speaker yang berada didalam lapas.

"PERHATIAN PERHATIAN!!, KEPADA ANANDA FARREL DWI PRADIPTA DITUNGGU KEDATANGANNYA DI RUANG SIPIR, SEKALI LAGI KEPADA ANANDA FARREL DWI PRADIPTA DITUNGGU KEDATANGANNYA DI RUANG SIPIR, TERIMA KASIH." Suara panggilan yang berasal dari speaker.

"Gua dipanggil Chris, lu mau nemenin gua ga?." tanya Farrel.

"Ayo." ucap Christian sambil beranjak dari duduknya.

Mereka berdua berjalan santai menuju ruang sipir, tak tampak ketegangan di wajah mereka berdua karena mereka yakin jika mereka tak melakukan kesalahan apa - apa.

Sesampainya mereka berdua disana sudah ada 2 sipir yang berdiri dibelakang pintu keluar.

"Ananda Farrel Dwi Pradipta?." tanya salah satu sipir.

"Saya sendiri pak." ucap Farrel sambil berjalan menuju sipir tersebut.

"Siapa di belakangmu?." tanya sipir itu.

"Itu teman saya, dia cuma mengantar saya saja pak." ucap Farrel meyakinkan.

"Baiklah kalau begitu, saya hanya ingin menyampaikan jika masa tahanan mu sudah selesai dan kamu boleh keluar dari sini." ucap sipir itu.

"Hah?, bukannya masih ada 1 tahun lagi pak?." tanya Farrel heran.

"2,5 tahun yang lalu ada insiden yang membuat masa tahanan mu dikurangi." ucap sipir itu.

CHRISTIAN EL DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang