Chapter VII • Peristirahatan Terakhir

499 59 12
                                    



Sore menjelang siang dijalanan Jakarta hari ini serasa hampa, suara kicauan burung yang mendadak sepi tak terdengar lagi, matahari yang mengurangi sinarnya, awan yang gelap berkumpul seakan - akan menyatukan semua kesedihan, tak terkecuali 2 orang yang dilanda keterpurukan akibat kehilangan orang yang mereka sayangi kedua kalinya, mereka adalah Christian dan Marsha yang ditinggalkan babeh Udin akibat insiden penusukan di malam itu. Christian yang ditinggalkan oleh keluarganya harus merasakan kembali rasanya kehilangan sosok pengganti seorang orang tua, sama seperti Christian, Marsha pun merasakan hal yang sama dibuang oleh sosok yang melahirkannya dan kehilangan orang yang mengurus dan membesarkannya.

Mereka berdua menyusuri jalanan bersama banyaknya warga yang menemani mereka berdua untuk mengantarkan babeh Udin ke tempat peristirahatannya yang terakhir, Kathrine dan Flora yang memang adalah teman dari Marsha pun turut hadir, saat ini mereka sedang berjalan diantara kedua sisi Marsha sambil menenangkannya, sedangkan Christian ia berjalan paling depan sambil mengangkut keranda yang ditempati oleh babeh Udin.

Lama perjalanan dilalui mereka akhirnya sampai di Tempat Pemakanan Umum ( TPU ), keranda yang sebelumnya diangkut oleh 4 orang termasuk Christian pun diturunkan disamping sebuah lubang yang sudah digali, para warga yang bertugas didalam kuburan pun mulai mengangkat dan memasukan jenazah babeh Udin ke tempat peristirahatannya yang terakhir, Marsha yang menyaksikan hal tersebut hanya bisa menangis didalam dekapan teman - temannya, sedangkan Christian masih senantiasa memasang tatapan kosong kearah kuburan sedikit tak percaya atas apa yang dilihatnya.

Setelah menunggu lama, akhirnya babeh Udin pun telah dikuburkan dengan sempurna, tubuhnya sudah tertimbun oleh tanah, warga yang hadir pun melanjutkan dengan pembacaan doa bersama - sama. Setelah pembacaan doa warga pun mulai berpamitan kepada Christian dan Marsha sesekali mengucapkan sepatah kata untuk menguatkan hati mereka, kondisi disekitar kuburan pun mulai sepi hanya ada Christian, Marsha, Kathrine dan Flora saja.
Marsha masih senantiasa menangis disamping batu nisan babeh Udin sambil memeluk Christian.

Marsha yang sudah lelah menangis pun akhirnya berhenti dan merubah wajahnya menjadi tatapan kosong kearah kuburan. Christian yang merasa jika langit sudah gelap dan akan segera turun hujan menyuruh Marsha agar pulang terlebih dahulu.

"Sha, udah mau hujan lu pulang yah." ucap Christian lembut.

"Gamau Chris, aku pengen disini aja." ucap Marsha tanpa mengalihkan pandangannya.

"Sha, kalo lu disini terus nanti kehujanan, lu bisa sakit Sha." ucap Christian.

"Babeh juga bakal kehujanan Chris, aku mau nemenin babeh aja." jawab Marsha.

"Shaa, babeh udah punya rumah baru, kalo lu kaya gini babeh gabakal seneng Sha, babeh gamau anak gadis cantiknya sampe sakit, lu gamau kan buat babeh sedih?, lu harus berusaha kuat Sha doain babeh dari jauh, gua yakin dengan doa lu secara terus - menerus babeh bakal seneng disana, lu masih punya perjalanan yang panjang Sha, buat babeh bangga dengan itu Sha, jadi sekarang lu pulang yah." ucap Christian lembut sambil mengusap pucuk kepala Marsha.

Marsha yang mendengar penuturan Christian membuat hatinya luluh seketika, akhirnya Marsha pun bersedia untuk pulang.

"Iya Chris aku bakal pulang." ucap Marsha.

Christian yang mendengar itu pun akhirnya tersenyum.

"Kalian antar Marsha pulang kerumah ya, kalo bisa tolong temani Marsha karena dia sendiri di rumah." ucap Christian kepada Kathrine dan Flora.

"Iya kak kita bakal temenin Marsha." jawab Kathrine dan Flora.

Marsha, Kathrine dan Flora pun akhirnya pergi meninggalkan area TPU, sedangkan Christian masih berada disamping kuburan babeh Udin, ia beranjak berdiri disamping kuburan berniat pergi.

"Beh, Chris mau berterima kasih karena babeh udah mau nerima Chris selama 2 bulan terakhir ini, Chris sangat beruntung bisa kenal sama babeh, semoga babeh tenang disana, Marsha bakal Chris jaga beh kalo itu memungkinkan, tapi maaf beh Chris gabisa nahan ini semua, Chris ga terima beh, Chris bakal cari siapa orang udah berbuat ini semua, Chris bakal habisin sampe ke akar - akarnya." ucap Christian final, lalu berangjak meninggalkan area TPU.

------------------------------------------------------------------------

3 hari kemudian,

Christian kembali ke area warung tempat kejadian setelah pulang dari makam babeh Udin, selama 3 hari ini Christian selalu bolak - balik ke makan babeh Udin dan selama 3 hari ini juga Christian mulai menyentuh barang - barang bernikotin yakni rokok, yaa Christian mulai merokok untuk menghilangkan rasa stresnya, ia juga selalu tidur di area warung yang masih dililit oleh garis polisi secara diam - diamo.

Saat ini Christian sedang mencari hal - hal yang tertinggal di area warung, tetapi dihari ini ia menemukan sesuatu yang memang ia cari, ia menemukan sebuah sarung tangan yang tergeletak diarea belakang warung juga secarik stiker yang menempel di dinding seperti kejadian 2 bulan lalu, ia mencopot stiker tersebut dan melihatnya dengan teliti, stiker yang berlambang tengkorak dan bunga mawar bertuliskan Raxhesha, saat Christian mencopot stiker tersebut tiba-tiba ada selembar kertas kecil terjatuh dari belakang stiker, Christian pun langsung mengambil kertas tersebut dan membacanya.

"Salam dari Raxhesha."

Christian yang membaca kertas itu pun seketika rahangnya mengeras, matanya memerah menahan emosi, tangannya mengepal keras meremas stiker dan kertas tersebut, Christian akhirnya menyadari akan perkataan Rico kala itu.

"Malam ini lu bakal bayar semuanya bangsat." batin Christian emosi.

------------------------------------------------------------------------

Disuatu malam terdapat seorang pemuda yang sedang berjalan terburu - buru sambil melirik kesana - kemari seperti sedang mencari sesuatu, pemuda itu adalah Christian, ia sedang mencari segerombolan orang berjaket tengkorak dan mawar, siapa lagi jika bukan Raxhesha. Jauh perjalanan Christian ia tempuh demi menemukan mereka, akhirnya disebuah depan gang kecil ia melihat satu orang berjaket Raxhesha, tanpa menunggu lama Christian pun menghampiri orang tersebut, dengan posisi membelakangi Christian, orang itu pun langsung dihajar Christian dengan cara membenturkan wajahnya ke tembok.

BUAAKH!!

Christian mencengkram kerah orang itu dengan keras dan ditambahnya satu pukulan keras kearah rahang orang itu.

BUGHH!!

orang itu pun terduduk lemas akibat serangan telak dari Christian, Christian pun berjongkok dihadapan orang tersebut sambil menjambak rambutnya keatas.

"DIMANA KETUA LU ANJING." TANYA CHRISTIAN DATAR.

===============================================================



Lagi - lagi Christian kehilangan orang tersayangnya.

Waduhh Christian dibuat murka nih, gimana nasib Raxhesha?.

===============================================================



Jangan lupa komen kalo ada kritikan, bosen ga ceritanya ges?

Makasih yang udah baca.

Makasih juga yang udah vote, vote kalian semangatku.

CHRISTIAN EL DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang