Chapter X • Permintaan Terakhir

544 67 14
                                    


"Chris?." panggil Marsha di pinggir jalan.

"Marsha?!." kaget Christian akan kehadiran Marsha di waktu yang terbilang masih sangat pagi.

"Lu dari mana Sha jam segini?." lanjut Christian sambil bertanya.

Marsha tak menjawab pertanyaan Christian, melainkan ia termenung melihat kondisi Christian yang sudah habis berlumuran darah. Perlahan tapi pasti, air mata Marsha mengalir membasahi pipinya, ia berjalan mendekati Christian dan....

GREP!

Marsha memeluk Christian dengan erat menumpahkan tangisnya.

"K~Kamu darimana aja C~Chris, terus k~kamu kenapa bisa k~kaya gini?." tanya
Marsha sesenggukan.

Christian hanya tersenyum melihat Marsha yang khawatir padanya sambil menahan sedikit rasa sakit yang ia rasakan saat dipeluk oleh Marsha, tetapi Christian membiarkannya tanpa melepaskan pelukan Marsha.

"Gua abis cari angin aja Sha, yah biasa terlibat lagi perkelahian." ucap Christian menenangkan sambil mengusap pucuk kepala Marsha yang berada di dekapannya meskipun Christian berbohong akan hal itu

"J~Jangan tinggalin a~aku Chris." ucap Marsha yang masih senantiasa menangis.

"Engga Sha, gua gabakal ninggalin lu" ucap Christian yang sebenarnya didalam lubuk hatinya ia merasa sedih karena bagaimana pun cepat atau lambat kasus ini bakal dibawa ke ranah hukum.

"Ayo pulang Chris, aku obatin dirumah." ajak Marsha sambil melepaskan pelukannya, air matanya masih membekas di pipinya.

"Iya ayo, tapi lu jangan nangis lagi yah." ucap Christian sambil mengusap pipi gembul Marsha yang basah berniat menghilangkan air matanya.

Marsha hanya mengangguk - anggukan kepalanya seperti anak kecil, Christian yang gemas melihat itu pun mencubit pipi Marsha pelan.

"Lucunya ih, anak kecil abis nangis." ucap Christian sambil tersenyum.

"Kita seumuran yah, enak aja aku anak kecil huhh." ucap Marsha tak terima, ia sudah berhenti menangis sekarang.

"Hahaha iya iya kita seumuran, yaudah yu kita pulang." ajak Christian sambil terkekeh melihat Marsha yang kesal sambil memajukan bibirnya.

Mereka pun berjalan dibawah satu payung yang masih diguyur oleh air hujan. Sepanjang jalan Marsha tidak melepaskan genggamannya pada lengan Christian, sedangkan satu tangan Christian memegang payung agar tetap kokoh berdiri tegak. Selama perjalanan, sesekali Christian menjahili Marsha begitu pun sebaliknya Marsha pun sesekali menjahili Christian, seperti mencipratkan air hujan, payung yang tiba - tiba diturunkan DLL.

Beberapa saat berjalan berdua, mereka pun telah sampai dan duduk di tengah - tengah rumah, Christian saat ini tengah duduk sendiri karena Marsha sedang mengambil kotak obat. Selang beberapa saat Marsha pun datang dengan sekotak P3K, Marsha pun duduk didepan Christian dan mulai mengobati luka - luka yang berada di wajah Christian. Christian hanya terduduk diam sambil menatap Marsha tanpa berkedip, Marsha yang sadar akan hal itu berusaha menahan senyumannya agar tidak keluar, tetapi naas Marsha yang sudah tidak kuat pun tiba - tiba...

PLAK!!

"Aww, kok lu nampar gua sih Sha." ringis Christian sambil mengusap pipinya.

CHRISTIAN EL DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang