Sejak datang ke Tionggoan padri asing ini belum pernah kebentur musuh tangguh, hari ini kecundang oleh rangsakan Hong-lay-mo-li sudah tentu berkobar amarahnya, lekas dia bergerak dengan Ban-liong-jiau-pou (naga melingkar menggeser langkah), sebat sekali badannya menyurut setombak jauhnya, tahu2 kasa merahnya sudah dia tanggalkan, bentaknya mendelik gusar:
"Budak kurangajar, berani kau menyakiti tuan besarmu, biar kubikin kau mandi di air danau di bawah sana." dimana kasa digentakkan, seperti segulung awan merah terus menungkup keatas kepala, tanpa ayal Hong-lay-mo-li angkat pedangnya, "Cret" seperti menyentuh batu atau kayu, ternyata dia tak mampu menusuk lobang kasa orang.
Kasa padri asing inipun bukan benda mestika, hanya terbuat dari kain biasa cuma lebih tebal, namun dilandasi kekuatan dalamnya, ternyata kuat menahan tusukan pedang, keruan Hong-lay-mo-li bercekat hatinya, selanjutnya diapun tak berani pandang ringan musuhnya.
Cepat sekali Hong-lay-mo-li robah permainan pedangnya, tampak delapan penjuru angin melulu bayangan sinar pedangnya disertai berkelebatnya bayangan tubuhnya, Cengkong-kiam ditangannya se-olah2 berubah menjadi ratusan batang banyaknya, secara serempak seperti hujan badai mencecar si padri dari berbagai penjuru, disamping itu kebutnya ikut bekerja laksana elang terbang di langit, seperti harimau mengamuk.
Kebut menyerang dari atas, sementara pedang ber-gulung2 dari bawah, apalagi Ginkang Hong-lay-mo-li jauh lebih unggul, serangannya beratus variasi lagi, seketika si padri asing seperti terselubung oleh rangsakan gencar sehingga tak bisa banyak berkutik.
Untunglah padri asing ini membekal kepandaian Sia-kin-imIat tingkat tinggi, maka sedemikian jauh kasanya masih kuat menahan serangan pedang dan ke-but, setiap kali senjata lawan menyentuh kasanya, secara licin dan pas2an dengan gerakan yang lincah dia punahkan setiap gempuran lawan, sekaligus kerahkan tenaga balas menyerang, maka pedang Hong-lay-mo-li tidak kuasa melobangi kasannya.
Akan tetapi, Hong-lay-mo-li lancarkan serangan gencar bagai kilat, kebetulan pula merupakan lawan mematikan dari ilmu yang dia yakinkan, sehingga selalu dirinya terancam bahaya tanpa disadari sebelumnya, beberapa kali sudah pedang Hong-lay-mo-li tahu2 sudah menusuk tiba dari arah yang tak pernah diduga, begitu cepat dan ganas lagi, malah isi kosong serangan ini sukar diraba pula, setiap ada lobang tentu menyusup masuk, terpaksa padri asing ini harus tumplek seluruh semangat dan daya pikirnya, berjaga dan waspada, lama kelamaan keadaannya semakin payah dan terdesak di bawah angin.
Mundur lagi beberapa langkah padri asing sudah berada di pinggir danau, Hong-lay-mo-li membatin: "Kau ingin aku mandi, biar kubikin kau menjadi makanan ikan." baru saja dia pergencar rangsakannya, tiba2 padri asing menghardik keras:
"Turunlah!" tiba2 dia lontarkan pukulan dahsyat laksana gugur gunung, kiranya dia sengaja memancing Hong-lay-mo-li kepinggir danau, baru sekarang dia menggempurnya sekuat tenaga.
Padri asing ini sudah tahu akan kelihayan Hong-lay-mo-li, namun dia masih salah hitung, seinng dengan damparan angin pukulan musuh Hong-lay-mo-li berputar semakin cepat, kaki menggeser kesamping, badannya ikut doyong miring, kelihatannya seperti hendak jatuh, maka ditengah teriakan kaget Khing Ciau dan Hek-pek-siu-lo, tampak kebutnya terayun, "plak" memukul bumi, sigap sekali badannya melambung naik keudara, "sret" pedangnya menusuk lobang kasa padri asing itu.
Ternyata karena memukul sekuat tenaga, maka landasan tenaga diatas kasanya jadi berkurang, maka tusukan pedang Hong-lay-mo-li tembus melobangi kasanya.
"Baik, mari kita lihat siapa lebih lihay." damprat padri asing dengan gusar dan malu, Menyusuli tusukan pedang Hong-laymo-li kebutnya terayun miring, namun tertolak pergi oleh damparan pukulan angin lawan, sehingga perbawa serangannya punah.
Waktu kedua pihak bergerak lagi, karena kasa sudah berlobang, seperti balon kempes, maka manfaat kasa ini sebagai senjata jauh berkurang, namun tenaga dalamnya memang kuat luar biasa, sehingga dalam waktu debat dia masih kuat bertahan dan melawan Hong-lay-mo-li dengan sengit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)
AdventurePemuda ini bernama Khing Ciau, rumahnya berada di Siok-shia, kira-kira seratus li dari Tiong-toh (Pakkhia), setelah Siok-shia terebut dan diduduki pasukan negeri Kim, ayahnya pernah menjabat kedudukkan cukup tinggi di dalam pemerintahan. Terbayang a...