Liu Goan-ka tiba2 tampil kedepan serta memberi hormat kepada si nenek:
"Gak-bo yang terhormat, menantu memberi hormat Kita terhitung satu keluarga, ada urusan marilah dibicarakan baik? Harap kalian tidak bertengkar lagi."
Usia Liu Goan-ka sudah lengkap enam puluh, Thay Bi dan si nenek paling juga enam puluh lebih, namun dia menyebut diri sebagai menantu, keruan jadi merinding, benci dan gusar si nenek, tak tahan tongkat dia angkat hendak memukul.
Terpaksa Liu Goan-ka melompat mundur menghindar Thay Bi segera menyelak maju jengeknya:
"Kalau benar2 berhantam, memangnya kau tandingan kami berdua?" si nenek semakin murka, damratnya, "Minggir! Kalian memang sekomplotan aku perduli siapa dia."
Liu Goan-ka tertawa, katanya kalem:
"Pepatah ada bilang dirumah ikut bapak, menikah ikut suami, Gak-bo, tidak jadi soal kau tidak mengakui aku, asal Ing-moay mengakui aku hehe, putrimu sudah kawin sama aku
berarti sudah milikku, kini aku menagih anak biniku, memangnya kau bisa merintangi."
Habis berkata Liu Goan-ka lantas bergerak hendak masuk ke rumah- si nenek lantas menghardiknya:
"Kau si sontoloyo ini rasakan tongkatku-" dengan jurus Thian-ong-to-tha (raja langit menyanggah menara), dengan pukulan tangan yang mampu membelah pilar dia punahkan kemplangan tongkat orang, tapi betapapun kuat Iwekangnya, ternyata tidak mampu menolak pergi tongkat si nenek-
Disaat jiwanya terancam itulah, Thay Bi lekas tudingkan jarinya, sejalur angin dingin laksana panah melesat, Iwekang si nenek kiras dua tingkat lebih tinggi dari Liu Goan-ka, namun disaat dia menghadapi musuh yang satu ini, sudah tentu dia tidak kuat menahan tuukan jari Thay Bi yang dingin walau tidak terluka, namun dia sudah bergidik kedinginan.
Karena harus kerahkan Iwekang untuk menahan tekanan tutukan jari Thay Bi sehingga kekuatan tongkatnya rada mengendor maka dengan leluasa Liu Goan-ka berhasil lolos.
Thay Bi gelagas, serunya, "Hian say (menantu bagus), silakan kau pergi jemput istri dan anakmu, biar kuhadapi perempuan galak ini-"
Karena tak mampu merintangi Liu Goan-ka si nenek semakin murka, seluruh penasarannya dia tujukan kepada Thay Bi maka dengan sengit dia sapukan tongkatnya-
Memangnya kepandaian Thay Bi bukan tandingannya, untung mereka sudah jadi suami istri beberapa tahun bagaimana permainan silat masing2 sudah sama diketahui-
Walau tingkat kepandaian mereka ada pautnya namun untuk mengalahkan orang, si nenek rasanya perlu memeras keringat dan makan waktu.
----------------
Dapatkah si nenek menggagalkan usaha Liu Goan-ka merebut istri dan anak serta mengusir pergi Thay Bi?
Bagaimana nasib Beng cau kekasih San san sejak kecil yang akhirnya menikah dengan siang Ceng-hong dan terima menjadi antek Kongsun Ki?
Dapatkah Hong-lay-mo-li dan siau-go-kan-kun mengalahkan Kongsun Ki yang sudah berhasil meyakinkan dua ilmu berbisa itu?
----------------
MEREKA berkelahi dibelakang rumah di lereng gunung kalau disini Thay Bi melihat istrinya, sementara Liu Goan-ka ber-lari2 kearah rumah. Belum lagi dia tiba, pintu belakang tiba2 terbuka dan melangkah keluar seorang perempuan, tak lain adalah istrinya, sekilas Liu Goan-ka melengak malah didengarnya istrinya tengah berteriak melengking:
"Bu, percakapan, kalian sudah kudengar seluruhnya." akhir katanya suaranya tersendat didalam tenggorokan betapa pilu dan sedih hatinya.
Baru sekarang Hong-lay-mo-li bisa melihat jelas muka perempuan atau istri Liu Goan-ka ini dari tempat persembunyiannya. Tampak orang mengenakan pakaian sederhana dari kain kasar, alisnya lentik bermata jeli tajam, usianya tiga puluhan belum genap empat puluh.
![](https://img.wattpad.com/cover/113395677-288-k992254.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)
AventuraPemuda ini bernama Khing Ciau, rumahnya berada di Siok-shia, kira-kira seratus li dari Tiong-toh (Pakkhia), setelah Siok-shia terebut dan diduduki pasukan negeri Kim, ayahnya pernah menjabat kedudukkan cukup tinggi di dalam pemerintahan. Terbayang a...