Jilid 29

501 11 0
                                    

Sikap Liu Goan-ka seketika kaku, katanya dingin: "Bunheng, kau sudah bertanya terlalu banyak, tunggulah setelah aku berhasil menemukan putriku, kelak kujelaskan." segera dia pasang kuping mendengarkan katanya sambil membanting kaki: "Bun-heng, kau benar2 bikin kapiran urusanku sekarang dia sudah puluhan li lebih, mungkin takkan bisa terkejar lagi!"

Sikap Bun Yat-hoan jadi kikuk dan risi, mulutnyapun tak bisa menjawab, Kalau langkah Hong-lay-mo-li yang sudah jauh tak terdengar pula, maka derap langkah dari belakang sebaliknya semakin dekat dan terang. Ternyata Liong-in Taysu dan Ong Ih-ting menyusul datang.

Kata Ong Ih-ting: "Sayang Bu-lim-thian-kiau berhasil lolos, Liu-chengcu siapakah yang kau kejar? Apa dia lebih penting dari Bu-lim-thian-kiau?"

Bun Yat-hoan segera menerangkan "Liu-cheng-cu sedang mengejar putrinya, supaya kalian ikut girang, putri Liuchengcu bukan lain adalah pemimpin Liok-lim daerah utara yaitu Hong-lay-mo-li adanya."

Ong Ih-ting kaget dan heran, katanya ber-ulang2: "Sungguh diluar dugaan, diluar dugaan!"

Sebaliknya Liong-in Taysu tidak menunjukan rasa kaget atau heran, katanya: "Ternyata Liu-chengcu sudah menemukan putrinya yang hilang sejak lama, Liu-chengcu tak perlu kuatir, kita akan bantu kau mencarikan jejaknya."

Sudah tentu timbul rasa curiga Bun Yat-hoan, batinnya: "Hubungan Liong-in Taysu dengan Liu Goan-ka tidak begitu akrab, darimana dia tahu bahwa Liu Goan-ka punya putri yang hilang sejak kecil?"

Berkata Liu Goan-ka tawar: "Tidak perlu bikin capek orang banyak, terima kasih akan kesudian kalian untuk membantu, cukup diselidiki secara diam2 saja."

Bun Yat-hoan tatap Liong-in Taysu, tanyanya: "Mana Lamkiong Thocu, kenapa tidak kelihatan?" Liong-in Taysu tak enak menjelaskan, terpaksa Ong Ih-ting yang mewakilinya: "Dia tinggal pergi karena marah kepadamu!"

"Marah kepadaku? Kapan aku pernah berbuat salah terhadapnya?"

"Katanya kau mau percaya begitu saja dan termakan oleh adu domba Bu-lim-thian-kiau, sehingga dia kecundang oleh gadis itu, saking marah dia lantas tinggal pergi dengan muring2."

Bun Yat-hoan tertawa gelak2, ujarnya: "O, kiranya begitu, Dia kira aku percaya kepada obrolan Bu-lim-thian-kiau, kalau begitu perlu aku menemukan Lam-kong Thocu, langsung minta maaf kepadanya." ternyata Bun Yat-hoan sudah curiga kepada Lam-san-hou, lahirnya dia mengatakan hendak minta maaf kepadanya, maksudnya yang benar adalah hendak mengompes keterangannya, supaya persoalan dapat dibikin terang.

Sudah tentu Liu Goan-ka tahu kemana arah ucapan Bun Yat-hoan, sekilas dia tertegun, lalu katanya: "Bun-heng, itu urusan kecil, kenapa harus bikin kau susah2. Beruntung kau kali ini berada dirumahku, marilah pulang tinggal bebeiapa hari lagi."

"Liu-chengcu, kecerobohanku membuat urusan mu gagal, sehingga kalian ayah dan anak kehilangan kesempatan untuk bertemu, sungguh harus disesalkan. Maka akupun punya kewajiban bantu kau menemukan putrimu kembali. Tugas seringan ini aku yakin pasti dapat memenuhi keinginanmu. Maaf aku mohon diri!" segera ia kembangkan ilmu entengi tubuhnya, lari bagai terbang dan menghilang.

Tiga persoalan penting sedang menggugah pikiran Liu Goan-ka, pertama soal Hong-lay-mo-li yang melarikan diri. Kedua kunjungan Bu-lim-thun-kiau yang mewakili orang minta kembali Pit-kip rahasia itu, justru kedua orang ini adalah orang2 yang paling dia takuti selama ini, ketiga adalah tampilnya Bun Yat-hoan turut campur urusan orang lain, dia kuatir dengan kehadiran si kutu buku ini bakal menimbulkan kesulitan bagi pergerakannya.

Betapapun pintar dan hebat kepandaian Liu Goan-ka, tak mungkin sekaligus bisa menyelesaikan ketiga urusan ini, terpaksa dia kembali dan mengatur tindakan lain yang lebih sempurna, Untuk hal ini baiklah kita tunda sementara.

Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang