Begitu Kong-tong-ji-ki mundur, dengan mengembangkan Ginkang siau-go-kian-kun dan Hong-lay-mo-li terus lari ke jurusan barat yang jarang orang mencegat. Kalau kesamplok musuh lantas digasaknya.
Setelah mereka melewati dua buah gunungan, tiba di jalan sempit didepan sana ada dua orang mengadang ditengah jalan, mereka bukan lain adalah dua laki2 yang kemaren bentrok di Hou-loan-san.
Siau-go-kian-kun lantas gelak2, dengan Iwekang perguruannya yang tinggi dia kuncupkan dulu nyali lawan. Belum lagi lenyap suara gelak tawanya, tahu2 dia sudah menubruk tiba didepan kedua laki2 jangkung dan pendek itu.
Agaknya kedua orang ini sudah kapok dan merasakan kelihayan mereka tanpa banyak tingkah mereka lekas menyelinap mundur kedua arah sembunyi ke-dalam semak2 kembang, sebetulnya kalau mereka tidak jeri dengan bekal kepandaian mereka sedikitnya kuat melawan sepuluhan jurus, saat mana Kong tong-ji- kipun pasti sudah mengejar tiba.
Dengan gabungan empat orang, untuk menjebol kepungan musuh, rasanya siau-go-kian-kun berdua harus berjuang matikan. Lega juga Hoa dan Liu setelah lewat dari baais pertahanan musuh yang cukup tangguh ini, ginkang mereka jauh lebih unggul dari Kong-tong-ji-ki, cepat sekali, mereka jauh ketinggalan dibelakang.
Tak nyana tidak jauh mereka berlari, Tiba2 terdengar dari tempat gelap disebelah depan ada suara dingin menyeringai berkata:
"Liujing-yau, kau budak busuk ini kemari lagi? Hehe, pamanmu sudah menjodohkan kau kepadaku, kau suka jadi biniku atau ingin mampus di tanganku?" itulah suara Hwi-liong tocu Cong Cui-pay.
"Orang she Cong" bentak Hong-lay-mo-li murka, "Jangan kau lari!"
Hwi Liong-tocu bukan tingkatan Kong-tong ji-ki, kalau mereka berdua mau bekerja sebelum Kong-tong-ji-ki tiba sudah pasti dapat membunuhnya.
Tiba2 tergerak pikiran siau-go-kian-kun, teriaknya: "Jangan terpancing oleh muslihat musuh!" Namun gerakan Hong-lay-mo li secepat anak panah, tidak hiraukan nasehat siau-go-kiankun lagi.
Maklumlah bencinya terhadap Hwi-liong-tocu sudah meresap ketulang sung-sum, kini mendengar ejekannya lagi, jiwa orang sudah tentu takkan dia ampuni lagi.
Disaat Hong lay-mo-ii hampir menerjang masuk ke tempat gelap dipojokan sebuah gunungan dimana tadi suara kumandang, tiba2 didengarnya samberan senjata rahasia ya meluncur kearah dirinya- Tapi sebagai seorang ahli kelas tinggi, mendengar samberan angin senjata rahasia ini, dia jadi heran karena sasaran timpukannya meleset terlalu jauh- Lekas sekali senjata rahasia ini melayang lewat tiga kaki dari sampingnya jatuh disebelah depan maka terdengarlah "Blaks pada ujung gunungan di sebelah depan tahu2 rimtuh, jelas bahwa tumpukan senjata rahasia tadi persis mengenai alat rahasia, namun hal ini terjadi kebetulan atau memang orang penimbuk senjata rahasia itu sengaja memberi petunjuk cara untuk memecahkan alat2 rahasia disini?
Untunglah gunungan itu runtuh lebih dulu sebelum Hong-lay-mo-li tiba disana kalau tidak tentu dia tertindih guguran gunungan tadi, mau tidak mau men-celos juga hatinya, betapapun tabah hatinya tak urung bercucuran juga keringat dinginnya.
Tengah dia ter-longong itulah, kembali didengarnya samberan senjata rahasia seperti yang terdahuu, sasarannya meleset terlalu jauh- kini melesat lewat dari sebelah kiri Honglay-mo-li. Betapa cerdik Hong-lay-mo-li, diam2 dia sudah yakin bahwa secara diam2 ada orang memberi bantuan dengan petunjuk timpukan senjata rahasia ini.
Lekas sekali Hong-lay-mo-li dan siau-go-kian-kun bergerak menurut petunjuk timpukan senjata rahasia itu, betul juga seterusnya mereka tidak sampai menginjak alat rahasia pula sebelum musuh mengejar tiba mereka sudah berhasil lolos naik keatas gunung. Anak buah Kongsun Ki tidak berani mengejar keluar dari lingkungan siang-keh-po.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)
AventurePemuda ini bernama Khing Ciau, rumahnya berada di Siok-shia, kira-kira seratus li dari Tiong-toh (Pakkhia), setelah Siok-shia terebut dan diduduki pasukan negeri Kim, ayahnya pernah menjabat kedudukkan cukup tinggi di dalam pemerintahan. Terbayang a...