Jilid 13

640 15 0
                                    

Mungkin karena aku sendiri tiada perhatian, belakangan dia beritahukan kabar ini kepada adikmu, kau harus tahu bahwa adikmu sudah jatuh hati kepada bocah itu, maka esok harinya lantas pergi tanpa pamit. Sakitmu belum sembuh, aku kuatir penyakitmu bertambah berat, maka tidak kuberitahu kepada kau."

"Kukira persoalan tidak sederhana seperti itu saja bukan?" jengek Siang Pek-hong.

"Memangnya kau sangka masih ada apa lagi?"

"Aku kuatir kau kena dipelet dan digosok oleh dia, melakukan perbuatan yang tercela."

"Ah, kau mengada2 saja, ai, selalu kau tidak bisa melegakan suamimu."

"Tidak, bukan begitu maksudku." sela siang Pek-hong goyang tangan.

"Memangnya apa maksudmu?"

"Aku sedang kuatir, kuatir kau kena digosok dan dipancing menjadi antek kerajaan Kim."

Berubah air muka Kongsun Ki, katanya: "Kau memang ngelantur, sembarang berpikir, tak ada kejadian itu."

"Kaiau tidak itulah baik, Masihkah kau ingat, tempo hari waktu Pakkiong Ou kemari, dia memberi kisikan, katanya raja Kim Wanyen Liang hendak mengundangmu menjadi apa Liong-ki To-wi, segera kugebah dia lari.

Aku justru tak senang kau menjabat pangkat dari kerajaan

Kim, bergaul dan keluntang keluntung sama Pakkiong Ou dan

Giok-bin-yau-hou orang2 bejat itu."

Kongsun Ki- berkata lirih: "Aku tahu maksud baikmu."

"Masih ada yang tidak kau ketahui." kata Siang Pek-hong meninggikan suaranya, "Ayah disebut gembong iblis besar, diapun kepala perampok. Tapi selama hidup dia tidak sudi melakukan sesuatu, dimasa hidupnya beliau berkata kepadaku, perbuatan jahat apa saja boleh dilakukan, cuma pantang menjadi pejabat bangsa Nuchen, karena begitu kau terima meng-hamba kepada bangsa penjajah, laki2 siapa saya yang punya jiwa gagah, tidak akan tunduk pula kepadamu, masakah mereka sudi menjunjungmu sebagai kepala perampok.

Anak buah kita sekarang, kebanyakan adalah pembantu lama ayah dulu, asal mereda tahu kau ada hubungan dengan siluman rase itu, mereka akan menentang dan takkan setia pula kepadamu, Oleh karena itu bukan lantaran aku kuatir kau dipelet oleh siluman rase itu saja, aku kuatir kau bikin usaha besar kita ini berantakan, kukira kau perlu berpikir kembali secara cermat sebelum bertindak."

Dingin bulu kuduk Kongsun Ki, katanya: "Hong-moay, benar ucapanmu, legakan hatimu, akupun tidak akan melakukan perbuatan sebodoh itu."

Mendengar ucapan siang Pek-hong ini, Hong-Iay-mo-li merasa diluar dugaan, batinnya: "Kukira Suso yang membuat Suheng bejat, ternyata diapun punya hati yang lurus, Walau demi keuntungan pribadi, namun patut dihargai juga." karena pikirannya ini, rasa benci terhadap Susonya inipun berkurang.

Kembali Kongsun Ki angsurkan cawan obat sembari berkata: "Obatnya sudah dingin, nah minumlah!"

"Ai, sungguh aku tidak ingin meminumnya lagi."

"Kalau tidak minum obat, sakitmu mana bisa sembuh? Hong-moay, seumpama lantaran aku, silakan kau minum sajalah!"

"Aku punya firasat aneh, penyakitku ini takkan bisa sembuh. (Kongsun Ki menyela: "Hus!") Tapi kalau kau ingin aku meminumnya, baiklah biar kuminum."

Cawan obat sudah dekat didepan bibir, disaat Siang Pekhong buka mulut hendak hirup obat dalam cawan itu, sekonyong2 terjadi sesuatu peristiwa yang tak pernah terduga, terdengar "Ting" disusul suara mangkok jatuh dan pecah, kiranya cawan obat yang diangsurkan Kongsun Ki jatuh dan pecah menjadi delapan belah, cairan obat muncrat ke-mana2 diatas lantai serta mengepulkan segulung asap ungu.

Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang