Jilid 71

470 12 1
                                    

Tiba2 dia bersuit nyaring tampak sampul surat yang dilempar Hong-lay-mo-li belum lagi menyentuh lantai tahu2 hancur lebur melayang ditengah udara.

Betapa berat bobot sepucuk sampul surat, bahwa Honglay-mo-li bisa melemparnya seperti senjata rahasia sudah cukup mengejutkan kepandaiannya, tak nyana Kongsun Ki lebih lihay lagi, hanya sekali tiup dengan sultannya dia bikin sampul surat itu hancur itu menandakan bahwa Iwekangnya sudah mencapai taraf Hut-sin-lo-ki tingkatan yang paling ukar diyakinkan, entah berapa lipat lebih lihay dari Iwekang Honglay-mo-li-

Betapapun besar dan tabah hati Hong-lay-mo-li, tak urung dia kaget dibuatnya. Cepat sekali disaat dia tertegun Kongsun Ki dengan gaya terduduk, tahu2 badannya mencelat mumbul "Brak" sekali pukul dia bikin jendela hancur, badannya melesat keluar dari jendela, ditengah udara dia bersalto sekali lalu menegakkan badannya, belum lagi kakinya menyentuh lantai kedua telapak tangan sudah terpentang masing2 menyerang kepada Hong-lay-mo-li dan Siau-go-Kian-kun.

Hong-lay-mo-li tidak berani melawan pukulan beracun, dalam kerepotannya tak sempat dia mencabut pedang, terpaksa dia ayun kebut melawan, "Bret" laksana cakar garuda jari2 tangan Kongsun Ki mencakar sobek lengan baju Honglay-mo-li, sementara Siau-go-Kian-kun menekan dengan kipas lempit, menahan pukulan Kongsun Ki.

Karena tergempur oleh kekuatan pukulan Hong-lay-mo-li tersurut mundur tiga langkah. Lekas Siau-go-Kian-kun gunakan kepandaian Su-nio-poa-jian-kln, namun dia hanya mampu punahkan enam tujuh bagian terjangan lawan, tak urung badannya sedikit tergeliat.

Begitu mengejar datang Kongsun Ki gelak2:

"Setelah kemari kenapa harus pergi? Hehe jangan kira aku tidak tahu akan kedatangan kalian? yang terang aku hanya kuatir kalian melarikan diri malah." sembari bicara beruntun dia menyerang tiga jurus secara

saling susul.

Dengan pedang dan kebutnya Hong-lay-mo-li melindungi badan seraya menyerang sejurus permainan pedangnya menusuk sembilan Hiat-to Kongsun Ki. Tapi dengan menjentik kelima jarinya, sekaligus terdengarlah suara rentetan nyaring, punggung pedang Hong-lay-mo-li kena dijentik sehingga sekali tusuk mengincar Hiat-to Hong-lay-mo-li patah ditengah jalan.

Bersamaan waktunya telapak tangan kiri dengan gerakan Toa-kin jian-jiu menyampuk pergi kipas siau-go-Kian-kun, untung dia bisa merubah permainannya dengan sigap, kalau tidak tentu kipasnya sudah tercakar robek-

Tempo hari mereka berdua masih lebih unggul, sekarang didalam jangka sepuluh jurus, terbalik mereka yang terdesak di bawah angin, hal ini menandakan bahwa Kongsun Ki benarsudah sempurna meyakinkan kedua ilmu beracun itu, maka sengaja memancing mereka naik ke atas loteng.

Beruntun pukulan telapak tangan Kongsun Ki semakin keras bagai gugur gunung, malah baunya yang amis memualkan bikin napas orang sesak. Terpaksa Hong-lay-mo-li harus tumplek segala perhatian dan kembangkan kemahirannya untuk mempertahankan diri Namun demikian mereka terus mundur keluar pintu sampai mepet lankan.

Tiba2 siau-go-kiam kun membuka kipas mengebas kemuka Kongsun Ki, jurus ini seperti sengaja mempermainkan dan menghina, keruan Kongsun Ki naik pitam, pukulan telapak tangan tiba2 berubah cengkraman, maksudnya hendak menangkap dan menghancurkan kipas lawan.

Tapi dari samping pedang Hong-lay-mo-li menusuk tiba, tepat pada waktunya kipas siau-go-kian-kun tahu2 terkatup pula, ujung kipasnya melingkar mengincar Lau-kiong-hiat ditengahi telapak tangan Kongsun Kiinilah jurus perpaduan tunggal yang diyakinkan Hoa dan Liu

berdua khusus untuk menghadapi Kongsun Ki, kerja sama kipas danpedang amat serasi dan rapat sekali, 13 Hiat-to besar Kongsun Ki menjadi sasaran utama dari serangan mereka.

sekarang Kongsun Ki sudah terhitung maha guru silat, melihat kedua lawannya serempak melancarkan ilmu tutuk tingkat tinggi yang digdaya, didalam waktu segenting itu tak terpikir olehnya dengan tipu apa dia harus mematahkannya, terpaksa dia tarik pukulan melindungi dada dengan serabutan telapak tangannya menderu keras, dia siap untuk adu kekuatan secara kekerasan dengan kedua lawannya.

Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang