Jilid 31

425 10 0
                                    

Khing Ciau pernah disakiti oleh Kongsun Ki waktu dia tertawan oleh anak buah Kongsun Ki dulu dan disekap didalam penjara Siang-keh-po, berkat bantuan Siang Ceng-hong sehingga dia selamat dan berhasil mempelajari Tay-yan-patsek pula, lantaran nona cantik ini menaksir padanya, kini mendengar Kongsun Ki datang, keruan kaget juga hatinya.

"Sute, kau tak usah gelisah, aku akan selalu melindungimu. Cihu takut kepada cici, cicipun memberi muka kepadaku, dia takkan berani berbuat apa2 ter-hadapku." Memang minggatnya Siang Ceng-hong dari rumah disamping jengkel dan dongkol, tujuannya juga ingin menguntit Khing Ciau dan akhirnya tiba di Ka-nglam, maka apa yang terjadi dirumahnya belakangan ini belum diketahuinya sama sekali.

Diluar tahunya pula bahwa sang Cihu yang dianggapnya takut bini seperti berhadapan dengan harimau ini, kini sudah tega membunuh istrinya sendiri.

Waktu keluar keruang tamu dilihatnya muka Kongsun Ki rada pucat dan kurus, sikapnyapun loyo dan bersedih, sapa Siang Ceng-hong keheranan: "Ci-hu, kenapa kau? Untuk apa kau datang ke Kanglam? Apa cici yang suruh kau kemari?"

"Ceng-moay. enak2 kau bersembunyi disini, cicimu harus dikasihani ingin dia melihatmu yang penghabisan kalipun tak bisa lagi."

Siang Ceng-hong kaget, tanyanya: "Apa katamu? Aku tidak bisa bertemu dengan ciciku lagi? Kau kuatir aku tidak mau pulang?"

Kongsun Ki unjuk rasa pilu, entah dari mana ia peras air mata, katanya dengan tersengguk: "Sudah terlambat, kau pulangpun takkan bertemu dengan cici-mu, dia, dia sudah meninggal."

Walau Siang Ceng-hong sering merengek2 dan binal dihadapan sang Cici, namun hubungan ikatan batin sesama saudara sepupu betapapun masih tebal dalam sanubarinya, serasa mendengar bunyi geledek, sesaat dia berdiri terbelalak kaget, sesaat kemudian baru dia menjerit keras: "Apa katamu, ciciku sudah meninggal?"

"Ya, dua bulan yang lalu, dia sudah meninggalkan kau seorang diri."

"Aku tidak percaya," Siang Ceng-hong menjerit, "Cara bagaimana cici bisa meninggal? Badannya sehat Kuat, Lwekangnya tinggi, tidak sakit tidak menderita. baik2 saja kenapa bisa mendadak mati?"

Kongsun Ki meringis getir, katanya pura2 sedih: "Kalau dikatakan memang akulah yang menjadi sebab kematiannya. Hoa Kok-ham adalah musuh besarku, hal ini kau sendiri sudah tahu, setelah kau berlalu dari rumah, Hoa Kok-ham dan Honglay-mo-li kembali menggerebek kerumah kita, Cicimu bantu aku menghadapi musuh, tak beruntung dia terluka Ki-kengpat-mehnya oleh pukulan Hoa Kok-ham, malam itu juga tak tertolong lantas menghembuskan napas! sebelum ajal hanya kau saja yang selalu dirindukan dan dikuatirkan!"

Kepandaian Hoa Kok-ham seorang saja cukup menandingi Korgsun Ki suami istri, apalagi dibantu oleh Hong-lay-mo-ii, maka siang Ceng-hong mau percaya akan obrolan Ci-hunya, sekian lama dia terlongong, mendadak pecah jerit tangisnya, teriaknya: "Cihu, kau harus menuntut balas bagi sakit hati

Cici!"

"Sudah tentu aku harus menuntut balas, soalnya kepandaian musuh terlalu tangguh, cuma terserah kau mau tidak patuh akan pesan cicimu yang terakhir!"

"Sebetulnya apa kehendak cici kepadaku?" tanya Siang

Ceng-hong, dia rada heran mendengar ucapan Cihunya,

"Jangan kau anggap aku terlalu brutal dan kura-ngajar, soalnya musuh terlalu tangguh, tenaga kami berdua belum tandmgannya, apalagi dia dibantu Hong-lay-mo-li? Memang Hong-lay-mo-li adalah Sumoayku, namun ajaran ilmu perguruan kami aku bukan tandingannya, kini dia sudah tergila2 kepada Hoa Kok-ham, terang berani menentang kehendakku."

"Jadi kita tak punya harapan untuk menuntut balas?"

"Cicimu tahu sampai dimana taraf kepandaian silatku, oleh karena itu sebelum dia ajal, dua ilmu beracun dari keluarga

Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang