Jilid 56

478 9 0
                                    

Waktu bertempur melawan Kim Cau-gak barusan, Pak-kaupang ini terpukul lepas dan jatuh disela2 batu.

Dengan kerahkan sisa tenaganya Kiong Kou menyebut nama Bu Su-tun, namun kuatir Hong-lay-mo-li kurang jelas, dengan gemetar tangannya menggaris2 di atas tanah, Lekas Hong-lay-mo-U berkata: "Apakah Bu Su-tun murid penutup Siang Pangcu yang akhir ini diusir dari Kaypang? Aku tahu dia, Aku adalah temannya."

Kiong Hou tampak senang dan terhibur, katanya lebih lanjut: "lnilah guruku suruh aku memberikan kepada dia, kau, pergilah kau ke Siu-yang-san, temukan dia, beritahu kepadanya, ada urusan yang amat penting." sampai disini hanya bibirnya saja yang ber-gerak2, suaranya sudah tertelan didalam tenggorokan Lekas Hong-lay-mo-li salurkan tenaga dalamnya pula, tanyanya:

"Ada barang penting apa? Dimana?" tapi setelah bicara demikian banyak keadaan Kiong Hou sudah mirip lampu kehabisan minyak, saluran Lwekang Hong-lay-mo-li pun tak kuasa memperpanjang usianya, Akhirnya kepalanya tertunduk lemas, kelopak mata terkatup dan napaspun berhenti.

Hong-lay-mo-li bersabda: "Baik, Kiong-locianpwe, legakan hatimu, urusan yang kau pesan, pasti akan kuse-lesaikan " Lalu Kiong Hou dia baringkan kesana menjemput Pak-kaupang itu. Pak-kau-pang ini rada tergores oleh benturan batu, untung tidak rusak atau retak.

Memangnya Hong-lay-mo-li sudah curiga dibelakang pengusiran Bu Su-tun dari Kaypang pasti ada latar belakang yang terahasia, belum tentu tokoh2 Kaypang tingkat tinggi semua setuju dan seirama didalam putusan ini, sayang sekali Kiong Hou sudah ajal, sehingga dia tidak sempat minta keterangan lebih jelas dan terperinci.

Perlu diketahui Pak-kau-pang ini adalah bambu hijau pupus yang khusus tumbuh di Tay-pak-san, keras dan kuat senjata tajam biasa takkan bisa membacoknya putus. Tapi kecuali keistimewaan kekuatan dan warnanya saja tiada sesuatu yang aneh pada Pak-kau-pang ini, setelah periksa sana periksa sini Hong-lay-mo-li tetap tidak mendapatkan apa2 pada pentung bambu ini, akhirnya dia berpikir

"Kiong Hou minta aku berikan Pak-kau-pang ini kepada Bu Su-tun, setelah bertemu dengan dia di Siu-yang-san seluk beluk persoalan ini pasti bisa dibikin jelas, Kiong Hou berpesan wanti2, cukup asal aku hati2 dan menyampaikan Pak-kaupang ini kepada Bu Su-tun saja."

Setelah menyimpan Pa-kau-pang Hong-lay-mo-li naik kudanya pula melanjutkan perjalanan, kali ini dia tidak berhenti lagi, sampai hari menjadi magrib, dia sudah memasuki Hu-gu-san di daerah Holam, diatas gunung Honglay-mo-li menemukan sebuah kelenteng bobrok, pintunya keropos, tembok tanah liatnyapun sudah gugur, genteng pecah atap bocor bila hujan, patung pemujaan dalam kelentengpun sudah tiada lagi, namun kebetulan bagi Honglay-mo-li untuk berteduh semalam.

Kuda diumbar diluar pekarangan supaya cari makan sendiri dengan membawa perbekalannya Hong-lay-mo-li masuk kedalam dan menggelar alat2 ala kadarnya untuk tidur, Pakkau-pang dan buntalannya dia taruh disamping badannya.

Memang Hong-lay-mo-li sudah teramat capai, begitu rebah mata terkatup lantas tidur nyenyak, entah berapa lama sudah dia tidur, dialam mimpinya se-olah2 dia mendengar orang berbisik dipinggir telinganya:

"Bangun, bangun." berbareng lengannya seperti dipukul seseorang.

Sontak Hong-lay-mo-li terjaga bangun, tiba2 terasa bau harum yang aneh merangsang hidung Sebagai kawakan Kangouw Hong-lay-mo-li tahu akan obat bius, sungguh geli dan dongkol pula hatinya, sebagai bapaknya gembong2 Loklim masakah Hong-lay-mo-li dapat diselomoti dengan cara serendah ini.

Lekas dia keluarkan sebutir Pi-sia-tan terus dikulum dalam mulut, dia tetap pura2 tidur, Tak lam-a kemudian terdengar seorang berbisik lirih:" Sudah selang sepeminuman teh, boleh turun tangan bukan?" seorang segera menjawab:

"Perempuan iblis ini berkepandaian tinggi, lebih baik hati2, biarlah tunggu sebentar lagi" Hong-lay-mo-li tahu jelas kedua orang bisik2 diatas rumah. meski bisik2 suaranya seperti nyamuk, namun dengan Lwekang Hong-lay-mo-li dengan jelas dia mendengar percakapan kedua orang ini.

Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang