Jilid 59

311 9 1
                                    

Kedudukan Hong-lay-mo-li dan Siau-go-kan-ku cukup dikenal oleh seluruh anak murid Kaypang, maka begitu mereka masuk gelanggang, suasana ribut tadi seketika sirap, semua penting mata lebar2 menunggu perubahan yang bakal terjadi selanjutnya.

Dengan kehormatan menyambut tamu agung, Hong Hweliong terima kedatangan Hong-lay-mo-li, katanya dingin: "Liu Lihiap, cara bagaimana kau bisa membuktikan dan menjadi saksi Bu Su-tun?"

Nyata Cu TVn-ho lebih keras, tanpa sungkan segala, katanya: "Liu Lihiap, Kau adalah Lioklim Beng-cu. Loklim dan Kaypang biasanya seumpama air sumur dan air sungai Kaypang mengadakan pembersihan kedalam, adalah persoalan intern Kaypang, orang luar mana boleh jadi saksi segala?"

"Orang yang menjadi saksi akan kebersihan Bu Su-tun sebetulnya adalah Lo-pangcu kalian yang terdahulu, jadi bukan aku" demikian debat Hong-laymo-li, "Soal pembersihan kedalam perguruan adalah urusan intern kalian, dan aku hanya mewakili Lo-pangcu Pang kalian untuk menjelaskan duduk Persoalan yang sebenarnya. Nanti setelah kuterangkan jikalau kalian tetap berpendapat Bu Sutun harus diusir dari Pang, itu adalah urusan kalian."

Hong Hwe-liong sudah mendapat firasat bahwa Hong-laymo-li agaknya sudah tahu akan rahasia itu, sebagai orang yang menjadi biang keladi dalam Persoalan ini, menjadi ciut nyalinya, maka dia mundur ke-samping tak banyak tingkah dan bicara lagi. Cu Tan~ho sendiri menjadi Bungkam setelah Hong-lay-mo li ajukan dirinya sebagai wakil suhengnya Lopangcu yang terdahulu, terpaksa diapun minggir kesamping, mendapat kesempatan Hong-iay-mo-li iantas keluarkan Pakkau-pang itu serta diangkatnya tinggi, serunya lantang:

"Tentunya hadirin tahu Pak-kau-pang ini adalah miilik Ha Tianglo kalian, sebetulnya Ha Tiang-lo mengutus muridnya Kiong Hou bawa Pak-kau-pang ini untuk menjadi saksi Bu Sutun, sayang ditengah jalan Kiong Hou berlima dicegat jago2 Kim dan akhirnya menemui ajalnya semua, Hari itu kebetulan aku lewat dan berhasil merebut Pak-kau-pang ini dari tangan musuh, Silakan kalian lihat, didalam bambu ini ada tersembunyi rahasia."

Sampai disini, tiba2 "Serr" sejalur angin dingin melesat datang, untung Siau-go-kan-kun berdiri didepan panggung, lekas dia kebaskan kipasnya seraya membentak: "Siapa yang membokong? ' itulah ilmu tutuk jarak jauh, tenaga jari menimbulkan angin dingin, bisa melukai orang tanpa sikorban menyadari terlebih dulu.

Dengan kebasan kipasnya Siau-go-kan-kun berhasil gagalkan bokongan orang, namun diapun merasa dingin mengigil keruan hatinya heran bukan maim Kongsun Ki dan Cu Tan-ho jelas tidak menunjukkan gerak gerik yang mencurigakan dihadapan umum terang takkan berani bertingkah Lalu siapakah si pembokong ini?

Sebaliknya Hong-lay-mo-li tahu siapa pembokong dirinya ini, namun mengingat persoalan Bu Su-tun lebih penting maka persoalan ini dia kesampingkan lebih dulu.

Maka Hong-lay-mo-li keluarkan surat rahasia dari dalam bambu, serta dibeber dan dibaca dengan keras. Waktu dia membaca sUrat peninggalan dari Ha Tiang-io Kongsun In maju mendekat didepan panggung melindungi keselamatannya.

Seperti diketahui surat itu berisi dua titik persoalan penting, pertama menjelaskan tugas penting Bu Su-tun untuk menuntut balas sakit hati keluarga dan negara atas perintahnya (Siang Gun-yang), menyelundup ke Gi-lim-kun negeri Kim dan berusaha membunuh Wanyan Liang.

Kedua, tahu ajalnya sudah dekat maka ia meninggalkan pesan menyatakan bilamana Bu Su-tun kelak berhasil dengan jasa2nya yang besar, kedudukan Pangcu harus diwariskan kepada Bu Su_tun" setelah membaca habis Hong-lay-mo-li angsurkan surat itu kepada Hong Hwe-liong, "katanya; "Silakan tunjukan kepada para Hiangcu, Thosu dan Tongcu Pang kalian, coba periksa apa benar ini tulisan asli Lo-pangcu kalian?"

Di bawah kesaksian sekian banyak hadirin ada K0ngsun in disamping pula Hong-lay-mo-li yakin Hong Hwe-liong dan Cu Tan-ho takkan bernyali besar berani merobek atau menghancurkan surat peninggalan Siang-Iopangcu.

Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang