38. Lee Chan

2.5K 222 0
                                    

Lee Chan, remaja yang duduk di SMA tingkat akhir. Ia suka membuat onar di sekolahnya, masih batas wajar kok, yang paling parah cuma di skors lima hari.

Hari ini ia pulang dengan angkutan umum, dengan tas yang hanya ia sandang sebelah dan baju yang keluar. Tipikal anak rajin, gak deng.

Ketika di dalam angkutan umum ia duduk disebelah seorang wanita, dilihat dari penampilannya ia seperti habis pulang kerja.

"Dek, ongkosnya."

"Berapa bang?"

"Lima rebu dek." Chan merogoh saku nya.

"Cuma ada tiga rebu bang, gak apa ye."

"Yah dek, gak bisa. Kudu lima rebu."

"Yaelah bang sekali aja."

"Bang, nih ongkosnya, sekalian kurang nya duit adik sebelah saya nih."

"Makasih neng" itu abang yang nagih ongkos langsung pergi.

"Makasih ya, mbak." Ucap Chan dengan malu malu, elahh sok malu malu, biasakan malu maluin.

"Gak apa elahh." Si cewek balik fokus ke ponsel nya.

Gak lama angkutan berhenti, Chan turun begitupun dengan si cewek.

"Eh eh, mbak mbak!" Panggil Chan sambil nyusul si cewek.

"Kenapa dek?,"

"Sekali lagi makasih ya mbak, gue Lee Chan." Chan ngulurin tangannya.

"Oh, saya Ahn (y/n)" kamu menjabat tangan Chan.

"Mau gue anterin pulang ga mbak?" Tanya Chan dengan senyuman terbaiknya.

"Gak usahlah dek, rumah saya deket kok dari sini."

"Yah mbak, sekali aja.. Sebagai ucapan terima kasih, hehe."

"Kamu udah ucapin makasih dua kali dek, masih kurang juga?" Chan menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Yaudah, pulang sana, anak SMA ga baik pulang lama lama." Kamu mengusap kepala Chan dan tersenyum manis padanya. Seperti kedekatan seorang ibu dan anak.

Chan langsung mengangguk dan pergi dengan arah yang berlawanan dengan mu.

"Maygat, kok gue bisa luluh gini sih? Baru jumpa juga." Chan memegangi dada nya yang sudah berdenyut lebih cepat.

Chan tiba di rumah dan menyandarkan dirinya di sofa kamarnya.

"Mbak (y/n) dah pulang kaga ye." Monolog Chan sambil melihat langit langit kamarnya.

"Kalo di pikir pikir mbak (y/n) cantik juga." Chan mulai senyum senyum ga jelas.

"Dek, lo ga makan?" Tanya Jihoon membuka pintu kamar Chan.

"Napa lo? Sakit?" Tanya Jihoon lagi.

"Gak sakit kok" Chan nyamperin Jihoon "Yok makan." Chan ngegandeng tangan Jihoon.

"Ga usah gandeng juga, jijik." Jihoon menyentakkan tangan Chan dan berjalan lebih dulu. Sedangkan Chan cuma tawa ganteng.

🐾🐾🐾

Rabu, 15.20

K

amu berjalan lewat taman dengan minuman di tangan mu, sesekali kamu memijat kepala mu yang terasa pusing.

Jduukk..

Sebuah bola mendarat mulus di kepala mu. Kamu tidak berkata apa apa, hanya diam dan kambali memijat kepalamu.

Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang