#Chapter bonus 1 (Choi Seungcheol)

2.1K 161 8
                                    

Apa sih yang susah dari move on?

Hanya tinggal melupakan tentang dia, menghapus segala kenangan yang mengusik tentang dia.

Jangan ingat tentang dia, segala hal hal manis yang ia ucapkan selama kalian bersama.

Tapi hei, itu tidak semudah yang dikatakan. Jangan kan menjalin sebuah hubungan, hanya sekedar suka saja mungkin juga susah untuk melupakannya.

Itu yang kamu alami, sudah hampir lima bulan lebih hubungan kamu dan kekasih- ralat maksudnya mantan kekasih kamu Choi Seungcheol, tapi kamu sama sekali belum bisa melupakan lelaki itu.

Bukan karena alasan khusus, hanya saja Seungcheol selalu memperlakukan kamu layaknya kekasih. Lama lama hati kamu yang gak kuat sendiri, dan pada akhirnya kamu jalani hari kamu dengan yang lain, tapi tetap saja, hati kamu hanya stuck di Choi Seungcheol.

"Move on woy move on! Kalau gue mah pasti udah dapet pengganti kali ye," Kini kamu ada di taman kampus kamu, bersama Nara.

"Ya lo mah mudah move on, gue kaga. Gue mah kalau udah sayang bakal susah ngelupain," Jelas kamu.

"Apa susahnya? Tinggal lupain kan? Lo juga pelupa orangnya,"

"Gelud kuy, lapangan kampus luas noh," Nara memperlihatkan sengitnya ke arah kamu.

"Masalahnya kenangan tentang Seungcheol tuh ada aja yang nyantol di otak gue,"

"Lo ya, tugas kampus kaga nyangkut, tiba Seungcheol nyangkut mulu," ya kamu cuma bisa nyengir, kan kenyataan nya memang begitu.

.
.
.

"(y/n), pulang bareng?," Kamu yang lagi beresin segala perlengkapan kamu dikagetkan dengan suara Seungcheol yang kini ada di depan pintu kelas mu.

Please, jangan lagi-Kamu si pejuang move on.

"Gak usah deh, gue pulang bareng Nara,"

"Barusan gue liat Nara pulang bareng Jeonghan, gimana dong?,"

Kamu diam diam merutuki gadis bernama Jung Nara.

"Gue naik bus," Seungcheol masuk ke kelas kamu. Meraih pergelangan tangan mu dan menarik sesukanya.

"Lepas ih, pemaksaan,"

"Kan lo udah tau juga sifat gue gimana,"

"Stop," Kamu menghentakkan tangan mu dan itu juga membuat Seungcheol berhenti dan menatap bingung ke arah kamu.

"Kenapa? Kok lo marah banget? Kan kita udah biasa pulang bareng kan?,"

"Lo lupa sekarang hubungan kita apa?," Seungcheol mengerutkan alis nya bingung. "Kan lo pacar gue,"

Kamu diam. Bungkam dengan segala yang Seungcheol katakan.

"Lima bulan terakhir lo agak aneh sih tingkahnya, ngejauhin gue mulu," Jelas Seungcheol lagi.

"Bentar, kita udah putus. Dan lo yang mutusin gue. Masa lo gak inget?!,"

"Lah kapan? Ngigau?,"

Kamu makin bingung dengan apa yang dikatakan Seungcheol. Dan pada akhirnya kamu hanya mengikut dengan Seungcheol.

Seungcheol tidak langsung mengantar mu, kalian mampir dulu buat beli minum, sebenarnya hanya Seungcheol yang membeli, dan kamu diam di dalam mobil nya.

Kamu menyandarkan kepala mu pada jendela mobil, menatap ke luar jalanan sambil memikirkan kejadian yang menurut kamu sedikit aneh.

"Seungcheol?," Kamu dikejutkan dengan melihat Seungcheol di salah satu stand ice cream. Sedangkan sebelumnya kamu melihatnya masuk ke supermarket.

"Lah kan dia gak suka ice cream, gimana sih?," Gumam kamu sendiri.

"Woi, liat apaan, serius banget," Kamu kembali terkejut, di dalam mobil ada Seungcheol.

"Lah, gue liat lo beli ice cream tadi, kok udah disini ae lo,"

"Gue gak suka napa gue beli, kalau lo minta mah mau gue beliin," Kamu sedikit menarik Seungcheol agar mendekat ke arah mu.

"Lo liat noh, mirip sama lo!," Tunjuk kamu ke arah orang yang kamu bilang mirip Seungcheol.

Seungcheol mendadak diam. Ia langsung menjauhkan dirinya dari kamu.

"Mirip kan?,"

"Mata lo minus, mana mirip," Kamu mendengus, kini kamu melihat kembaran Seungcheol itu kini menyunggingkan senyum miring, terkesan menakutkan.

"Serem njir, udah ah pergi," kata kamu, dan langsung diangguki cepat oleh Seungcheol.
.
.
.
Tiga hari terakhir kamu udah jarang liat Seungcheol, lebih tepatnya udah gak ngeliat dia lagi di sekitaran kampus.

"(y/n)!," Kamu yang sebelumnya fokus mendengarkan musik dalam diam mendadak dikejutkan dengan suara Nara.

"Lo udah tau berita terbaru belum?,"

"Apaan?,"

"Mantan lo, Seungcheol,"

"Hah? Kenapa? Kenapa?!,"

"D-dia, aduuh, lo jangan kaget, tahan hati lo ya,"

"Buruan Nara!,"

"Seungcheol dia tabrakan tiga hari yang lalu, da-dan dia ya gitu,

"Dia hari ini dia gak bisa di tolong,"

Lanjut Nara, yang bikin kamu terdiam. Air mata mu merembes begitu saja.

Dan dengan cepat kamu berlari, disusul oleh Nara di belakang kamu. Kamu memilih untuk langsung ke rumah Seungcheol.

Ya, sudah kamu duga, rumahnya ramai, termasuk teman-teman kampus nya juga. Kamu berjalan perlahan, ke sisi peti yang kini terbaring lelaki yang terus menghantui pikiran mu.

Wajahnya penuh lebam dan beberapa luka. Kamu terduduk, menangis sejadi jadinya, dan Nara kini mengusap punggung mu.

Setelah semua upacara selesai, kamu masih setia di sebelah makam, dan tentunya masih ada Nara dan Jeonghan kekasihnya.

"Gue tau, ini semua karna gue," Gumam kamu.

"Gue baru sadar setelah dia pergi ninggalin gue,"

"(y/n), jangan salahin diri lo," Kata Nara.

"Gue yang narik Seungcheol buat liat doppelganger nya, dan sekarang?,"

"Coba gue gak narik dia waktu itu, pasti dia gak bakal gini sekarang,"

"Udah udah, pulang ya, ini udah takdirnya Seungcheol. Jangan salahin diri lo," Lagi lagi Nara hanya bisa menenangkan diri mu.

Kamu menurut, kamu akhirnya pulang dan berusaha untuk tidak menyalahkan diri mu.

-fin
Maapkeun. Menurut yang aku baca, Doppelganger kalau ketemu dengan yang asli nya, bertanda ia akan mati secepatnya. Kalau ketemu orang terdekat atau kerabat, yang aslinya bakalan sakit atau terkena bahaya.

Gue juga takut asli baca artikel tentang doppelganger ini :v

Sorry for typo

"Hey, i'm here babe,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey, i'm here babe,"

Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang