68. Hansol Vernon Chwe

2.3K 232 7
                                    

Req: Ha_kyo67
Moga sukaa❤
---------------------------

"Udah kali ah, jangan ikutin gue, cape tau gak liat lo ngintilin gue mulu" Bentak kamu ke Hansol.

Ya Hansol, yang punya nama lengkap Hansol Vernon itu. Kamu heran sama dia, karena tiap saat ngikutin kamu mulu, bahkan ketika kamu ke toilet pun dia setia tungguin kamu di luar.

Kenapa? Karna bucin kamu dia mah :) dia suka ke kamu, tapi kamu nya biasa aja ke Vernon, malah kamu cuma anggap dia teman, sedangkan Vernon sendiri gak bosan-bosan buat kamu biar peka sama dia, udah peka dari lama sih, orang dia kode nya ga nanggung-nanggung. Langsung gas.

"Gue gak ngintilin lo kok, kelas kita kan sama, tentu ya arah jalan nya sama dengan lo" Ucap Vernon sambil terus berjalan di belakang mu. Sedangkan kamu udah mutar bola mata malas, terserah Vernon ajalah.

"Sukak lo!" Teriak kamu dan semakin mempercepat langkah mu.

Kamu tiba di kelas dan duduk dengan muka yang kesel banget, sampai temen sebangku kamu-Ungjae- aja gak berani ngomong ke kamu.

Kamu nelungkupin wajah kamu dilipatan tangan, risih banget rasanya diikuti terus. Memang Hansol tampan, tapi kamu sama sekali gak kepikiran buat tertarik sama dia.

"Pengen coklaattt" Gumam kamu disela-sela lipatan tangan.

Puk!

"WOY?! APAAN SIH? SAKIT TA—" Ucapan kamu berhenti ketika ada batangan coklat di hadapanmu.

"Dimakan, mau coklat kan?" Itu Vernon. Yang duduk disebrang meja mu sambil nopang dagu dan senyum gantenk.

"Lo yang beli buat gue?" Tanya mu, karna lumayan ga yakin sama Vernon.

"Kaga, buat kucing gue" Wajah kamu langsung datar.

"Bego, kucing lo kira makan coklat?!" Kamu ngegas aja lagi kan.

"Nah itu lo tau" Vernon berdiri dari duduk nya. "Ya buat lo lah, gue beli khusus buat lo" Vernon ngusap pucuk kepala mu dan pergi ke tempat duduk nya.

Untuk kali ini kamu ngeblush dengan perlakuan Vernon yang menurut mu manis(?).

Jam pulang sekolah, kamu berjalan sendiri di koridor, karna Ungjae udah pulang duluan, padahal dari awal dia minta pulang bareng.

Tiba-tiba Vernon berhenti di depan mu sambil merentangkan tangannya dan tersenyum pada mu, lagi-lagi kamu hanya memutar malas matamu.

"Apalagi?" Tanya mu dengan nada kelelahan yang dibuat-buat.

"Gue mau nanya boleh?" Tanya Vernon sambil nurunin tangannya.

"Apaan?"

"Gimana caranya buat lo suka sama gue?" Sorot mata Vernon menunjukkan keseriusan didalam nya.

"Tanding taekwondo lawan Ungjae ceking!" Ucap mu, karna kamu tau kalau Ungjae ahli taekwondo, sedangkan Vernon lebih tertarik ke dunia musik.

"Oke!" Ucap Vernon pasti. "Hari minggu jam sepuluh, di lapangan dekat rumah lo" Vernon pergi dari hadapan mu dengan tangan yang terkepal yakin.

"Ee mampus, kan gue bercanda doang! Yaang ada Vernon yang bonyok, gimana dah?!" Kamu gelagapan sendiri, mau nyusul Vernon tapi doi udah jauh banget, di tambah kamu juga udah di jemput.

"Haahh, liat aja lah ntar"

Selama beberapa hari belakangan, kamu khawatir sendiri dengan tantangan yang kamu berikan pada Vernon, Ungjae? Ah sudah, lelaki itu walau berbadan kurus tapi jangan remehkan tenaganya. Dia bahkan dengan senang hati nerima permintaan Vernon walau awal nya nolak.

Kamu guling-guling sendiri di kamar sampe ga nyadar udah tiba di tepi kasur, yaudahlah tau akhirnya, jatoh kebawah. Bukannya sakit, kamu malah tiduran di karpet kamar mu, ngerutu sendiri.

"Gak siap pergi kelapangan itu gue nyaa!" Teriak kamu. "Ntar Vernon diapa-apain lagi sama ceking" Kamu gelisah sendiri, dan bentar lagi itu jam sepuluh, kamu belom siap sama sekali.

Pintu kamar kamu di ketok, kamu yang masih kusut membuka pintu dengan malas. Terlihat lah Ungjae disana, udah stay dengan baju taekwondo nya.

"Buruan, Vernon spam chat gue mulu. Padahal belom jam sepuluh, semangat bener tu orang" Ungjae melipat tangannya didada dan bicara jengah.

"Lo jangan keras-keras ntar ya nendang Vernon nya." Pinta mu dan langsung ditatap oleh Ungjae.

"Khawatir? Baru peka sekarang lo?" Ungjae menatap mu dengan senyum yang bahagia mungkin?

Kamu hanya menunduk, gak berani natap Ungjae, bisa-bisa dia ngelantur lagi.

"Masuk cepetan, gue gak mau nunggu lama." Kamu kembali nutup pintu kamar mu dengan pelan.
.
.
"Eungh," Lenguh kamu waktu liat lumayan banyak penonton yang melihat.

Kamu berjalan ke arah Vernon, ninggalin Ungjae yang termenung tah mikirin apa.

"Lo yakin tanding sama ceking?" Tanya kamu lagi dan cuma direspon senyuman sama Vernon.

"Gak apa, demi lo, gue yakin"

"Tapi gue bercanda waktu itu, kenapa lo anggap serius" Ucapan mu semakin mengecil, namun masih dapat didengar oleh Vernon.

"Kan gue bilang demi lo, jadi santai kali" Kali ini Vernon ninggalin kamu ke lapangan buat nyusul Ungjae yang ternyata udah sadar dari lamunannya.

Kamu berdiri di pinggir lapangan, menatap cemas ke arah Vernon yang yakin banget kalau dia menang. Kamu berusaha menarik perhatian Ungjae, kode agar dia tidak menyerang Vernon secara sadis?
.
.
"Nah kan udah gue bilang, sok-sok'an juga, mampus kan lo!" Kamu menekan luka yang ada pada wajah Vernon dan menerima ringisan dari nya.

"Gue gak menang, gue gak bisa buat lo suka ke gue" Vernon gak peduliin kamu yang mencak-mencak dia.

"Diam gak lo?!" Bentak mu lagi.

"Maaf kalo gue suka ngintilin lo segala macam" Kamu milih diam, Vernon keras kepala, pikir mu.

"Gue gak bakal ngintilin lo lagi kok"

"Gue mau jadi cewek lo" Kamu neken luka Vernon lagi, dan kali ini dia teriak kenceng banget.

"Tuli diusia muda gue" Gumam kamu sambil ngelusin telinga yang jadi korban teriakan Vernon.

"Lo serius?!" Vernon megangin wajahnya yang terasa nyeri dan kamu mengangguk sebagai jawaban.

"Hm?" Vernon natap kamu bingung. "Ini bukan sebagai pertanggung jawaban kan, karna lo ngerasa bersalah udah nyaranin gue buat lawan Ung?" Kamu tersedak sendiri mendengar penuturan Vernon.

"Kalo gak suka jangan dipaksa, ntar lo ga nyakitin gue aja, lo juga nyakitin diri lo sendiri" Duh kurang sabar apalagi Vernon nya :")

"Kali ini gue serius, gue serius dengan ucapan gue." Vernon merasa perut nya diisi berbagai kupu-kupu berterbangan. Antara blank dan seneng kali ya(?)

"Hansol Vernon, lo mau jadi pacar gue?"











Seketika Vernon lupa napas.

-Fin
Udah itu aja, ehe. Maapkan kalo ada typo

 Maapkan kalo ada typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang