90. Choi Seungcheol

2K 196 3
                                    

"Ayolah, makan. Lo udah dua hari gak makan. Hari ini beruntung aja kagak ada jadwal grup," Jeonghan meletakkan nampan yang ia bawa di nakas kamar Seungcheol.

"Lo sebagai leader jangan begini dong, efek nya ke member lain juga," Laki-laki berusia dua puluh tiga tahun itu terlihat amat tak terurus.

"Hidup gue hancur, Han," Seungcheol yang selama dua hari ini hanya diam akhirnya berbicara. "Gue cinta sama dia tapi dia malah ninggalin gue gini,"

Jeonghan menggeleng, "Bukan cinta. Itu bukan cinta. Itu cuma obsesi lo sama dia,"

"Gue gak obsesi! Gue bener-bener tulus sama dia!," Dan kembali, Seungcheol hanya bisa menyesali nya.
.
.
.

Seungcheol menekan beberapa angka dan akhirnya pintu tersebut terbuka, menampilkan betapa rapi nya ruangan yang ia kunjungi.

Seungcheol menuju satu ruangan, ketika ia membuka pintu terlihat disana gadis yang tidur meringkuk dilantai dingin. Seungcheol menghampirinya dan memegang bahu gadis tersebut.

"(y/n)-ya, bangun lah," Ucap nya lembut sambil mengusak lembut surai mu, namun kamu semakin menjauhkan diri dari lelaki tersebut.

"Kenapa kau tidur disini hm?," Kamu menepis tangan Seungcheol yang ada di bahu mu. "Bukan urusan mu," Jawab mu singkat.

"Hey, aku sudah meminta nya baik baik, kau hanya perlu duduk!," Nada bicara Seungcheol sedikit meninggi, namun kamu masih terus bertahan pada posisi mu.

"Kau tidak mendengar kan ku hm?," Seungcheol tersenyum miring. "Baiklah,"

Dan dengan sekali hentakan, ia menarik rambut mu dan itu sukses membuat kamu langsung menatap nya.

Kamu sangat kacau dengan luka lebam dimana mana, rambut kamu sangat berantakan. "Psikopat gila," Gumam kamu pelan.

"Aku hanya tidak kembali semalaman tapi kenapa kau terlihat sangat cantik walau dengan luka lebam ini?," Seungcheol masih menarik rambut mu, kamu berusaha menahan perih pada kulit kepala mu. Seungcheol tidak ada ampun nya.

"Kau gila! Bagaimana idol seperti mu bersikap seperti ini hah?," Teriak kamu tepat diwajah Seungcheol.

Seungcheol mendorong kepala kamu dan itu membuat kamu kembali ke posisi semula. Kamu menangis lagi, sejujur nya kamu lelah menangis, tapi air mata itu selalu saja jatuh.

"Salahkan diri mu kenapa sangat menarik perhatian ku saat fansign," Kamu berdecak dan mengangkat kepala mu.

"Kau gila, Choi Seungcheol," Seungcheol tertawa. "Ya, aku gila karna kau Kim (y/n)!,"

"Lepaskan aku, aku mohon. Pendidikan ku tertinggal karena kau menyekap dan menyiksa ku,"

"Lepas? No, karena aku pasti tidak akan biaa melihat mu lagi,"

Kamu hingga saat ini terus menyesali kenapa kamu datang ke Fansign Seventeen beberapa minggu yang lalu. Hal itu membuat leader mereka melalukan hal nekat.

Kamu tidak tau salah kamu dimana, Seungcheol menyekap dan menyiksa mu tanpa ampun. Mengatakan jika ia menyukai mu, ia tidak ingin kamu pergi dari nya. Hanya karena sebuah pertemuan singkat ia menjadi seorang psikopat gila. Ia bukan leader Seventeen yang terkenal akan kebijaksanaannya itu. Ia hanya seorang lucifer yang menyamar dalam wujud Seungcheol.

"Ah iya, aku pergi dulu. Sial nya aku ada jadwal siang nanti," Seungcheol mengusak surai mu dan pergi dari sana.

Kamu lelah. Lelah lahir batin. Selama seminggu kamu hanya memikirkan bagaimana bisa lari dari Seungcheol, namun tetap saja, ketika kamu akan kabur maka Seungcheol datang dan ia akan memukuli mu tanpa ampun. Namun, kini keputusan kamu sudah bulat, kamu akan melarikan diri dari sekapan Seungcheol untuk kesekian kali nya dan kembali ke kehidupan mu semula.

Kamu berdiri dengan susah payah. Kamu disekap bukan di apartemen, tapi di sebuah rumah minimalis nan sederhana. Semua nya terkunci.

Kamu mengambil alat yang bisa membuka jendela, memukul nya terus menerus dan pada akhirnya bisa terbuka. Kamu dengan cepat melompat keluar dan lari dari sana. Kamu terus merapalkan berbagai kata, meminta agar Seungcheol tidak kembali ketika kamu mencoba lari dari nya.

Kamu duduk disalah satu bangku taman, tangan mu mengigil, rasa takut terus hinggap pada diri mu. Tangan mu dingin. Luka lebam pada wajah mu menarik perhatian orang, tapi tidak ada satu pun yang berani mendekati.

Dan pada akhirnya, kamu berjalan ke halte bus untuk pulang ke apartemen mu. Kamu yakin jika sahabat mu sangat khawatir ketika kamu tidak kembali dalam waktu yang cukup lama. Kamu duduk dan menundukan kepala ketakutan.

Hingga sepasang tangan menyentuh bahu mu. "Hay Kim, mencoba kabur lagi hm?," Kamu refleks berdiri dan melihat kebelakang. Ada Seungcheol dengan senyum nya duduk santai disana.

Sial

"Aku cukup cepat juga untuk mengejar mu," Ucap Seungcheol santai. Ia berdiri dan berjalan ke arah mu.

"Mundur! Jangan mendekat!," Teriak kamu, untuk sekarang diyakini jika Seungcheol tidak akan ketahuan publik karena ia kini sangat tertutup. "Kembali ke rumah itu," Perintah Seungcheol.

"Aku tidak akan kembali pada orang seperti mu," Ucap kamu yang semakin mundur dan Seungcheol yang maju. "Aku ingin bebas! Kau jangan mengacaukan segalanya, ku mohon lepaskan aku," Seungcheol diam, ia terus maju.

"Nona, perhatikan jalan mu," Teriak seseorang, kamu menoleh ke kanan, ada bus disana dengan kecepatan tinggi mengarah pada mu.

Kamu tersenyum miring dan melambaikan tangan mu ceria ke arah Seungcheol. "Selamat tinggal, Choi Seungcheol,"

Hingga kamu merasakan jika tubuh mu melayang bebas, kamu merasakan beban kamu terasa ringan, lepas dari segala hal yang membelenggu mu saat ini.
.
.
.

"Please lo makan! Habis ini kita kunjungi dia okay?," Ucap Jeonghan final dan meninggalkan Seungcheol.

Seungcheol siap dengan setelan musim semi nya serta satu bucket bunga aster di tangannya.

Ia berjalan menyusuri setiap gundukan tanah, dan berhenti di satu tempat. Tempat gadis yang dulu ia sekap dan siksa tanpa ampun tanpa Seungcheol ketahui salah gadis tersebut pada nya.

Disana terlihat foto gadis tersebut tengah tersenyum manis menghiasi nisan nya. Seungcheol meletakkan bucket bunga tersebut. Ia hanya sendiri tak ditemani siapapun.

"Kim (y/n)," Ucap nya lirih, "Aku minta maaf pada mu atas obsesi ku yang merenggut nyawa mu,"  Seungcheol kembali menangis ketika mengingat kesalahannya. "Aku sadar sekarang jika aku obsesi pada mu dan hanya ingin memiliki mu. Yang membuat diri mu stress dan memilih jalan itu,"

"Aku hanya bisa minta maaf, aku berharap kau tenang, dan aku tidak akan mengulang kesalahan itu lagi,"

Seungcheol berjongkok dan mengusap bingkai foto tersebut. "Aku mencintai mu, dan maaf,"

-Fin
Gj :")
Sebenarnya bingung mau buat yang gimana karena disini gak terlalu di jelasin gimana Seungcheol jadi begitu :( jadi maapkeun :")

Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang