#Chapter bonus 10 (Xu Minghao)

1.2K 107 4
                                    

Minghao kini sedikit mempercepat langkahnya, ia ingin ke kelas kamu, pengen ngeliat wajah senyum sumringah kamu pas Minghao dateng nyamperin.

Kangen, udah tiga jam gak ketemu katanya.

Setibanya di kelas kamu, kamu nya gak ada di kelas, hanya tinggal buku-buku serta beberapa kertas yang berantakan banget.

"Kok tumben berantakan gini ya meja nya (y/n)," Minghao gak peduliin temen sekelas kamu yang ngeliatin dia beresin semua buku kamu.

"Liat (y/n) gak?," Tanya Minghao ke salah satu temen kamu.

"Gak tau, dia main pergi keluar, lari lagi," Jelas Jeka, dan dia balik mainin game ponselnya.

Dan ketika kamu balik kelas, kamu nemuin Minghao yang udah nelungkupin wajah nya ke meja kamu, macam orang tidur.

"Hao, kenapa disini?," Ucap mu sambil menggoyangkan pelan badan Minghao.

Minghao menegakkan kepalanya, dan yang pertama dia liat itu rambut kamu lepek banget, hidung merah pula.

"Kamu habis nangis? Kenapa hm?," Minghao langsung berdiri dari duduk nya, nangkup wajah kamu dan dia tatap.

"Aku gak apa kok, cuma ngerasa pusing aja tadi," Kamu memegang tangan Minghao yang ada di pipi kamu. "Kamu gak usah khawatir, aku gak apa,"

"Bohong!," Minghao langsung nurunin tangannya di pipi kamu, natap kamu dingin dan gak seceria tadi.

"Mau sampai kapan kamu coba bohongin aku? Gak bakal bisa tau gak,"

Anjay drama gratis-Jeka udah yang pause game

Popcorn dulu dong-Yugyeom cemilin kacang perkutut.

Kapan lagi drama secara live-Mingyu selebgram yang sedia kamera buat kontennya.

Dasar human gabut-Jaehyun, jodohQ

Kamu cuma bisa nunduk, gak berani liat Minghao, karena gak biasanya Minghao ngeliatin kamu sedingin itu.

"Pulang nanti aku anterin," Minghao ngusap kecil rambut kamu dan pergi keluar.

The end apa to be continue?-Jeka



.
.
.
Kamu masih duduk diam diatas kursi kamu, sementara temen-temen kamu udah pada pulang, tinggal kamu sendiri di kelas.

Kamu sesekali narik nafas panjang dan menghembuskannya, nyesel udah mencoba bohong sama Minghao, tapi ujungnya juga ketahuan karena Minghao gak bisa di bohongin.

"Ngapain duduk sendiri disana? Gak mau pulang?," Kamu sedikit tersentak kaget, Minghao udah berdiri di depan kelas kamu dengan kedua tangan di saku celana.

"Nunggu kamu," Cicit kamu. Kamu nunduk, gak mau ngeliat wajah Minghao.

Minghao berjalan kearah mu dan mengambil duduk di kursi depan. Ia menangkup wajah nya sambil terus menatap mu.

"Gak mau cerita sama aku?," Kata Minghao. Kamu sedikit menegakkan kepala mu.

"Nilai aku makin turun dan gak ada peningkatan sama sekali," Ucap kamu langsung.

"Dan aku gak tau harus ngapain lagi, sejujur nya aku juga capek ngejar semua ketertinggalan aku, tapi hasil nya sama aja,"

Suara kamu kian bergetar, tatapan kamu mulai mengabur, kamu benci situasi ini, situasi dimana kamu kelihatan lemah di hadapan Minghao.

Kamu menidurkan kepala kamu di meja, mengusap kecil mata mu yang kembali meneteskan air mata.

Sedangkan tangan Minghao kini terulur mengusap kecil helaian rambut kamu.

"Aku takut mama sama papa kecewa lagi sama aku,"

Minghao masih diam, dia masih mikir mau merespon seperti apa nantinya.

"Papa udah minta aku buat menguasai semua bidang yang dia minta, aku ikut semua yang dia mau bahkan aku merelakan mimpi aku," Tangis kamu kembali terdengar.

"Jika nilai aku turun, lagi-lagi aku yang disalahkan, aku capek Hao,"

Minghao masih setia ngusapin kepala kamu. "Udah selesai marahnya?," Kamu diam, tidak menyahut perkataan Minghao.

"Anak perempuan pertama, yang sering di hardik ketika mengeluh, yang di tuntut untuk jadi ini dan itu, yang di minta untuk selalu tersenyum, yang kadang lupa ia juga berhak mencari bahagianya,"

Kata Minghao panjang lebar, kamu masih sesegukan dengan kepala yang masih tertunduk.

"Aku tau ini sulit untuk kamu, ketika kamu harus menjalani semua yang orang tua kamu minta,"

"Tapi kamu harus tau satu hal," Minghao berlahan menganggkat kepala mu agar kembali tegak.

"Orang tua kamu mau yang terbaik untuk kamu, aku tau cara mereka nyiksa kamu dengan nuntut kamu untuk ini dan itu, tapi percaya satu hal, itu semua untuk kebaikan kamu,"

Minghao tersenyum tipis. "Jangan salahkan siapapun disini, jalani dan coba bicarakan hal ini sama orang tua kamu," Kamu mengangguk kecil.

"Sekarang kamu berhak cari kebahagian kamu sendiri," Ujar Minghao terakhir, jari-jari nya terulur mengusap air mata mu.

"Cantik banget sih walau habis nangis," Kamu memukul pelan lengan Minghao.

"Makasih udah dengerin, aku lega udah cerita sama kamu,"

Minghao cengir "Pulang yuk, tapi kamu nya aku traktir eskrim dulu biar balik senyum lagi!," Kata nya penuh semangat, kamu berdiri dari duduk mu begitu juga Minghao.

"(y/n)!," Ketika kamu ingin keluar kelas, suara Minghao mengintrupsi kamu untuk berhenti,

"Fighting sayang nya Hao!," Kata Minghao sambil membuat finger heart serta aegyo lainnya.

Kamu tertawa kecil akan perlakuan manisnya. "Ayo pulang, tapi eskrim,"

Minghao kini ada di sebelah kamu. "Siap ibu negara!,"

-Fin

Si penyemangat dari kelas sebelah;*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si penyemangat dari kelas sebelah;*

Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang