92. Kwon Soonyoung

1.8K 168 5
                                    

Susah kalau punya kakak yang cerewet nya minta di usir dari rumah.

Soonyoung itu macam lambe turah nya keluarga Kwon.

Kakak kamu Kwon Soonyoung, si penyuka dance yang sifat alay plus lebay nya gak bisa hilang.

Soonyoung suka banget membicarakan hal kecil, pertama ia akan menganalisis, lalu mengamati, selanjutnya ia akan menjabarkan, dan di presentasikan dengan kalimat personifikasi panjang kali lebar yang terkadang buat kamu merasa jengah sendiri melihat sikap nya.

Seperti sekarang, kamu tengah duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan nya, kamu hanya menatap jengah ia yang kini bercerita tentang teman satu grup dia dan meminta kamu untuk duduk dan mendengar kan. Sejujurnya kamu teramat malas untuk mendengarkannya.

"Duh, si Dino itu ya, kamu tau kan adek kelas itu, eh maksud nya seangkatan sama kamu, udah pandai aja dia pacaran. Gak nyangka pula nya aku,"

"Ya namanya dia udah masa puber ya gitu, kak" Jawab kamu seadanya.

"Duh, gak nyangka aja loh dek, padahal dia itu dulu gak bisa lepas dari kakak loh,".

"Gak mungkin dia sama kakak terus kan." Jeda sebentar. "Makanya cari cewek sana, jangan ngomongin orang terus," lalu kamu berlalu begitu saja dari hadapan Soonyoung.
.
.
Kamu sebenarnya hanya pergi ke taman komplek hanya untuk berjalan jalan biasa, muak juga lihat Soonyoung yang gak berhenti nyerocos dan gak bisa berhenti buat joget sana dan sini.

Jadi kamu cuma bisa duduk sambil makan eskrim kamu dengan tenang.

Tiba-tiba ada yang duduk di sebelah kamu, kamu menoleh dan mendapati Wonwoo disana. Temannya Soonyoung, kakak kelas kamu juga.

"Sendirian aja?," Tanya Wonwoo, kamu mengangguk. "Iya kak, males banget dirumah,"

Wonwoo mengangguk. "Soonyoung mana?,"

"Di rumah," Lagi-lagi Wonwoo hanya mengangguk. "Mau ikut gak? Kakak mau kerumah kamu juga nih," Kamu berfikir sejenak lalu mengiyakan permintaan Wonwoo.

Belum lama kamu keluar, keadaan rumah amat kacau. Kamu nyesal sekarang karena ninggalin Soonyoung sendiri dirumah. Karena ujung ujungnya pasti kamu juga yang akan beresin semuanya.

"Kak Soonyoung! Kakk," Teriak kamu yang masih di depan pintu, dan teriakan kamu sukses buat Wonwoo yang ada disebelah kamu sedikit menjauh. "Maaf kak, kalau gak di gituin kak Soonyoung gak bakal denger, maklum budeg anaknya," Wonwoo sekarang hanya bisa elus dada liat kelakuan anak dari keluarga Kwon ini.

Soonyoung muncul dari dapur dengan berbagai cemilan ditangannya, "Masuk, Wonwoo," Ucap nya kemudian.

"Trus aku gak disuruh masuk," Balas kamu.

"Eh sorry, gak keliatan, gelap sih," Jawab Soonyoung, lagi-lagi kamu hanya bisa misuh dalem hati.

Kamu masuk dan berhenti di depan Soonyoung. "Heh, lambe turah. Beresin nih yang udah di serakin," Soonyoung tanpa aba aba langsung saja memukul kepala kamu. "Eh mulut lo lebih lambe turah ya,"

Kamu berdecak "Cik, lo itu lebih lebih lebih, jadi mimin aja sana lo, admin akun gosip,"

Rahang Soonyoung mengeras. "Kurang ajar lo ya,"

Kalau kalian berdua udah berantem, kalian gak bakal mandang umur lagi, bahkan segala kata kasar pun akan kalian keluarkan.

"Ya bodo amat, lo kalau setiap kotorin rumah, imbas nya di gue! Lo gak pernah tanggung jawab, lo cuma bisa bawel, cerewet doang, merintah ini itu, ceritain hal gak guna! Panas telinga gue!," Jeda sebentar, nafas kamu terlihat terengah engah. "Gue kadang mikir kenapa gue punya kakak macam lo, gue benci lo Kwon Soonyoung,"

Dan setelah nya kamu pergi ninggalin Soonyoung yang masih nahan marah dan Wonwoo yang diem aja sambil baca buku.

Wonwoo menutup bukunya, lalu melihat ke arah Soonyoung yang belum bisa tenang dengan amarahnya yang belum tersampaikan.

"Adek lo cuma butuh lo, pikirkan lagi sikap lo sama dia selama nih gimana, lo harus berubah, okay," Wonwoo menepuk bahu Soonyoung dan melengos gitu aja keluar.

Soonyoung menarik nafas panjang, lalu menyandarkan punggung nya pada sofa, menetral kan nafas nya yang menggebu-gebu.
.
.
.

"Soonyoung gila! Napa dia bisa jadi kakak gue sih?! Argh, gila gila gilaa!," Kamu terus meracau gak jelas sambil mukulin bantal serta boneka kamu. Sejak kamu berantem sama Soonyoung kamu gak keluar dari kamar kamu. Soonyoung juga diem aja gak berusaha ngehibur gitu.

Jadi kamu memilih buat duduk, rapiin diri kamu yang acak-acakan karena nangisin tingkah Soonyoung. Karna kamu merasa cuma dia yang kamu punya sekarang.

"Dek, buka pintu nya dong, kakak cape nih berdiri hampir setengah hari depan pintu kamu," Lirih Soonyoung.

Kamu tentu kaget, karna mengira kalau Soonyoung itu gak peduli sama kamu, karena kalian sama sama emosi. Dan akhirnya kamu mutusin buat ilangin ego kamu.

Kamu buka pintu dan ada Soonyoung di depan kamu, wajahnya juga gak kalah murung dengan kamu.

"Dek, maaf ya, kakak jahat ya sama kamu?," Kamu auto nangis lagi, karena hanya Soonyoung yang kamu butuhkan. "Huaaa, maaf kak udah bentak kakak, aku nyesel. huaaa," Kamu meluk Soonyoung, dan Soonyoung nepuk pelan kepala kamu.

"Dek, maaf kalau sikap kakak kayak tadi, maaf juga yang sebelum sebelumnya. Kakak gak ngertiin kalau kamu sekarang cuma ada kakak," Soonyoung makin mengeratkan pelukannya pada mu.

"Okay, kita jalan kuy, jangan nangis dan lupain masalah sebelumnya. Beresin diri kamu, dan kita bakal pergi sesuka kamu,"

Kamu mengangguk, menuruti kata Soonyoung. Sebenarnya kalian saling menyayangi, hanya karna kalian sama sama memiliki ego tinggi, hal itu yang terkadang membuat kalian tidak ingin saling mengalah.

Satu cara, turun kan ego, dan baikan lah//asik

-Fin
Gaje :v wekawekaweka...

Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang