94. Hansol Vernon Chwe

1.7K 181 2
                                    

Kamu menyusuri setiap sudut supermarket. Melihat dengan lambat, hingga satu persatu kenangan kamu terdahulu kembali berputar di kepala kamu.

"I'm fine,"

Hanya kata itu yang kini terus kamu gumamkan. Kamu tidak ingin mengingat kembali segalanya tentang lelaki yang sudah lama meninggalkan kamu.

Setelah dari supermarket kamu berjalan sambil membawa kantung yang berisi belanjaan kamu. Melihat banyak pasangan yang berpapasan dengan mu, membuat mu kembali terngiang tentangnya, tentang Hansol.

Lelaki yang pernah amat berharga dalam hidup mu, kini ia hanya akan menjadi kenangan.

"Aku baik baik saja tanpa mu,"

Namun sama saja, bayangan Hansol selalu saja muncul di pikiran mu. Setiap kata receh yang selalu ia lontarkan, jahil nya, dan lagi, sikap perhatiannya.

Kamu tiba di rumah. Dan itu amat sepi, biasanya rumah kamu cukup ramai hanya dengan kedatangan Hansol. Tapi balik lagi, itu semua hanya kenangan.

"(y/n) bangun, udah di kamar mandi loh,"

Kamu yang masih cukup mengantuk hanya bisa menutup mata mu. Namun Hansol dengan jahilnya menyipratkan air ke wajah mu.

"Kamu ada jadwal pemotretan," Kamu lagi-lagi berusaha membuka mata mu.

"Buruan, aku tungguin diluar,"

Dan akhirnya kamu bangun karena ada jadwal yang memang harus kamu datangi.

Kamu menatap dirimu dari pantulan cermin kamar mandi.

"Hai Hansol, aku sudah menjadi penyanyi sekarang,"

"Semua masih sama,

termasuk perasaan aku,"

"(y/n), senyumlah," Hansol mengangkat kamera polaroid yang ia bawa. Kamu tersenyum seperti yang diintruksikan oleh Hansol.

Kini kamu memgambil alih kamera, kamu memotret setiap yang Hansol lakukan. Mulai dari mengigiti mulut gelas, tersenyum aneh, hingga remahan kue kering tak lewat dari potret kamu.

"Buat kenang kenangan, kamu simpen ya kalau aku gak ada bareng kamu lagi,"

"Kok ngomong gitu sih kamu Hansol? Kita kan bakal bareng terus,"

Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang