Sequel part 66. Choi Seungcheol

2.4K 263 6
                                    

Karna ada yang minta sequel, yaudah teh aing buatin :)

~~~~~~~~~~

Kamu masih diam di tepi sungai sendiri, angin terus menerbangkan helai demi helai rambut yabg menutupi sebagian wajah mu.

"Dia bakal nyesel kaga ya?" Monolog kamu sambil memeluk lutut dan memandangi rerumputan.

"Ck, terserah lah!" Kamu kembali meluruskan kaki mu. "Ga tau diri emang, dia yang banyak selingkuh, gue yang di omelin, di kekang cam ayam gue sampe Jun aja kaga boleh deketin gue" Kamu mencak-mencak sendiri, gak peduli dengan orang yang natap kamu aneh, bicara sendiri plus marah-marah ga jelas.
.
.
Beberapa minggu setelah kejadian, Seungcheol benar-benar tak menghubungi mu, jangankan menghubungi, minta maaf ke kamu atau Jun aja kaga ada. Jun sendiri juga sudah pulang dari rumah sakit.

"Lo beneran udah putus dari Seungcheol kan?" Tanya Jun. Kalian kini ada disalah satu perpustakaan kota

"Udah" Jawab kamu seadanya. Sejujurnya kamu sangat malas membahas Seungcheol.

"Wahh cepet pasti dia dapet pengganti lo"

Bukan cepet lagi, dia banyak cadangan kali-(y/n)

"Udah, males gue bahas dia," Kamu kembali memfokuskan diri mu pada novel.

"Tumben, biasanya lo ngebahas dia mulu" Terlihat Jun yang tertawa kecil.

"Itu dulu" Jawab mu lagi.

Selagi kamu dan Jun ngebahas hal yang gak penting, tiba-tiba ada seorang gadis yang menghampiri mu. Dia terlihat cantik walau hanya dengan balutan sweater.

"Kamu (y/n)?" Tanya nya, dan kamu hanya mengangguk.

"Kamu tau Seungcheol dimana? Yang aku tau kamu pacar nya" Kamu mengernyit heran

"Maaf, saya bukan pacar nya lagi. Emang kenapa ya nanya dia?"

"Seminggu ini dia tidak datang ke kantor, aku bertanya banyak yang tidak mengetahui keberadaannya, jadi kebetulan aku lihat kamu disini, jadi sekalian tanya. Tapi ternyata kamu juga gak tau"

Kamu makin heran dibuatnya, seminggu yang lalu, tepat saat kamu mutusin buat ninggalin Seungcheol. Setelah itu menghilang? Aneh.

"Yaudah, terimakasih (y/n), aku pergi dulu" Sebelum gadis tersebut pergi, kamu menahannya lebih dulu.

"Eum, kamu siapanya Seungcheol ya?" Tanya kamu ragu-ragu.

"Aku hanya rekan kerja nya," Kamu mengangguk dan mempersilahkannya pergi.

Kamu diam sambil menunduk kebawah. Jujur, walaupun kamu di luar mengatakan jika tidak ingin bertemu dengannya, namun hati mu selalu bertanya, dia sedang apa? Sudah makan? Istirhatanya apakah cukup? Dan lain sebagai nya.

Kamu beranjak dari duduk mu dan kembali menyandang tas selempang, pergi gitu aja tanpa pamit ke Jun yang mau teriak tapi ntar kena protes, yang mau nyusul, tapi bacaannya lebih seru, yaudah Jun mutusin duduk aja.

Satu tempat yang kamu pikirkan, apartemen Seungcheol. Karna hanya satu tempat itu yang kamu tau. Tiba disana, kamu menekan password apartemen Seungcheol. Masih sama, tanggal lahir nya.

Kamu masuk kedalam, disana sangat berantakan, pakaian, botol minumam, rokok, bahkan tv dibiarkan menyala. Aahh kamu tidak pernah melihat apartemen nya sekacau ini.

"Seungcheol?" Panggil mu sambil menelusuri ruangannya. Tidak ada yang menjawab.

Kamu masuk aja kedalam. Dapur nya lebih berantakan dari ruang tamu nya.

"(y/n),, kenapa? Kenapa hah?!"

"Apaan dah?" Kamu bergumam sendiri sambil mengikuti suara yang kamu yakini suara milik Seungcheol.

Dia ada di kamarnya, meringkuk ditepi kasur sambil sesegukan, kantung matanya menghitam, rambut panjang, seperti tidak terurus, apa seperti ini ia selama seminggu?

"Seungcheol?" Kamu berlahan mendekat pada nya, tapi kamu juga sedikit takut bakal diserang tiba-tiba sama dia.

Seungcheol gak berkutik, dia diam aja dan kamu yang udah ada didepan dia berlahan jongkok dan natap wajah kusut Seungcheol. Sungguh kamu ingin memeluk nya saat ini, melihatnya dengan keadaan kacau membuat hati mu sakit.

"Kenapa lo ninggalin gue (y/n)?" Seungcheol seperti nya masih belum sadar dengan keberadaan kamu.

Karna lo udah bikin gue sakit, kalo gue bertahan, gue bakal jadi cewe bego yang terus lo bohongin

"Gue masih butuh lo (y/n)"

Gue juga masih butuh lo

Kamu hanya mampu menjawab nya didalam hati sambil menahan tangis mu dalam diam.

"Seungcheol" Kamu memanggil namanya sambil menggenggam tangan Seungcheol. Kali ini ia sadar dan menatap mu dengan mata sembab nya.

"Apa gue terlalu kangen sama dia? Sampai kebayang segala" Ucap Seungcheol sambil tertawa aneh.

"Atau karna gue yang terlalu banyak minum? Hahaha"

"Sadar lah!" Pekik mu sambil menggoyangkan tangannya.

"Ha? Beneran? Lo beneran (y/n)?" Kamu hanya mengangguk-angguk.

"Kenapa lo kek gini? Kenapa lo gak masuk kerja hm? Lo mau mati berlahan hah?!" Kamu berteriak didepan Seungcheol, tapi dia malah nangis sambil meluk kamu.

"Maaf, maaf, maaf" Kamu cuma bisa diam dan dengerin Seungcheol. "Maaf udah buat lo sakit, maaf udah duain, tigain, bahkan empatin lo. Maaf (y/n) maaf"

"Kemana cewe-cewe lo hah?" Kamu melepaskan pelukan Seungcheol dan megang pundak dia.

"Ninggalin gue, karna gue udah gak bisa beliin yang mereka mau" Seungcheol menunduk, dan kali ini tangisnya kembali terdengar.

"Gue butuh lo (y/n), maaf, gue nyesel banget. Gue masih sayang sama lo, gue pikir walaupun lo ninggalin gue, gue gak bakal sedih atau ngerasa kehilangan, tapi gak. Gue ngerasa kalau separuh hidup gue hilang...

...lo mau balik ke gue?"

Kamu menarik nafas panjang, permintaan Seungcheol membuat mu benar-benar berfikir keras, kamu tidak ingin disakiti lagi, tapi kamu juga gak mau kehilangan Seungcheol.

"Gak mau ya? Iyaa gue emang gak pantes dapetin cewe sesempurna lo (y/n)"

Kamu menggenggam tangan Seungcheol. "Biar gue aja jadi cewe yang lo sakitin, biar gue aja cewe bodoh yang bisa-bisa nya sayang ke cowo modelan lo, biar gue aja"

Kamu menangkup wajah Seungcheol dan mendekatkan wajah mu pada nya. Kamu mencium pipi Seungcheol sekilas dan tersenyum.

"Jadi?" Tanya Seungcheol yang seperti nya ngeblank.

"Jadi ya gitu" Jawab mu sambil berdiri.

"Lagi boleh?" Tanya Seungcheol lagi.

"Lagi apaan?"

Seungcheol nunjuk nunjuk pipi nya sambil tersenyum, ga sadar kalo wajah nya kusam banget.

"Jangan disini" Seungcheol nunjuk pipi nya. "Tapi disini aja" Lalu ia menujuk area bibir nya.

"Oke kita putus!" Kamu menghentak-hentakkan kaki mu keluar dari kamar Seungcheol.

"Eh?! Jangan (y/n)! Gue bercanda elahh!!"

"Beresin apartemen lo dulu, baru kita gak jadi putus! Sama permintaan lo, tahan sampe kita bener-bener seatap!"

"Iya iyaa!!" Seungcheol frustasi.

-Fin
Udah segitu aja, jangan tambah-tambah :'v kalo gaje nikmati aja~ Sequel lagi?:'v

Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang