47. Xu Minghao

2.3K 216 5
                                    

"Minghaaooo!" Kamu menekan tombol apartemen Minghao dengan kasar, karena sedari tadi kamu menekannya Minghao tidak menjawab.

Kamu kembali menekan nya, dan kali ini pintu dibuka kan sang pemilik apartemen.

"Yahh, tombol apartemen gue gak steril lagi kan!," Minghao menyemprotkan cairan tah apalah namanya ke tombol apartemen miliknya.

"Gila lo," Kamu menatap penampilan minghao yang menggunakan masker lengkap dengan alat pembersih lainnya.

"Gue lagi bersih bersih gublu, ganggu aja lo," Kamu mengangkat sebelah alis mu.

"Bersih bersih?!," Kamu mengintip sedikit ke dalam apartemen nya Minghao.

Kinclong bener gils-(y/n)

"Gue masuk yak?," Baru kamu ingin masuk, Minghao terlebih dahulu menghalangi mu.

"Gak boleh! Yang ada kuman dan bakteri yang lo bawa dari luar masuk ke apartemen gue!," Kamu berdecak dan melipat tangan mu di dada.

"Segitu banget lo, berasa kotor banget gue tau ga. Gue udah mandi, bersih banget dah, masa lo bilang bawa kuman sih?!,"

"Yaelah (y/n), mikir deh lo. Kesini lo pake apa? Mobil kan? Nah trus kuman yang ada di stir mobil lo nempel, trus lo juga jalan kemari kan? Naik lift, dan itu banyak banget bakteri dan kuman nya," Kamu tak habis pikir dengan Minghao yang mengatakan segala nya kuman.

Yaa, Minghao mengidap OCD. Dan itu akut banget, sampai kamu yang sahabat nya dari masih kecil dan bahkan sudah bertunangan perlu di perhitungkan masuk ke apartemen nya. Gak kebayang bagaimana cara Minghao ketika bertunangan yang notabenya penderita OCD.

Kamu udah berusaha menghilangkan penyakitnya Minghao, tapi susah banget, dan kali ini kamu berusaha lagi agar ia sedikit demi sedikit mulai terbiasa dengan lingkungan luar.

"Biarin gue masuk lah, Hao!," Minghao melepas masker dan sarung tangan nya.

"Buka sepatu lo, dan kaki lo harus steril masuk ke apartemen gue, gue ga mau satu kuman pun masuk ke rumah gue," Untuk sesaat Minghao pergi dan membawa segala macam semprotan cairan.

Ia menyemprotkannya ke kaki mu, tangan mu, bahkan wajah mu.

"Lo kira gue tanaman pake muka gue lo semprot,"

"Selo ampas, lo bawa kuman banyak banget, geli gue," Kamu mengangkat tangan mu.

"Nyerah gue lama lama sama lo,"

"Mau masuk kaga?," Kamu mengangguk dan masuk.

Kau ingin duduk di sofa, tapi...

"Berhenti, jangan duduk dulu. Tar ada tungau," Ia mengalaskan kain di sofa yang akan kamu duduki.

"Dah, silahkan duduk," Kamu menggeleng melihat Minghao yang kini sudah duduk di hadapan mu.

"Temenin gue ke pet shop dong," Minghao langsung membulatkan matanya.

"Pet shop?! Gila lo? Ga mau gue," Minghao menggoyang goyangkan tangan nya tanda tak ingin ikut.

"Ayolah, gue mau beli kucing hmm," Kau menyatukan kedua tangan mu. "Pleasee,"

"Pergi sendiri kan bisa lo," Minghao menyandarkan tubuhnya di sofa apartemen.

"Gak bisaa, lo tau kan kalo gue ga bisa pergi sendiri, tar gue nyasar Hao," Kamu dengan terpaksa membuat aegyo agar Minghao luluh.

"Ck, lo itu udah dua puluh dua tahun, ya kali bakal nyasar,"

Baiklah, kali ini tidak ada aegyo lagi. Kali ini kamu menarik paksa tangan Minghao.

Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang