97. Lee Chan

1.4K 191 18
                                    

"Chan! Harus berapa kali papa bilang ke kamu, nurut sama guru privat kamu. Jangan keluyuran! Ini udah guru ke enam yang berhenti karna gak tahan sama kamu,"

Chan hanya bisa pasang telinga tebel buat dengerin segala ceramahan papa nya. Papa nya memanggil guru privat untuk Chan agar bisa meningkatkan nilai Chan yang kian ambruk.

"Chan, dengerin papa gak?," Chan meletakkan ponsel nya dan menatap jengah papa nya.

"Udah deh pa! Chan udah punya guru privat sendiri," Chan beranjak dari duduk nya, membereskan segala buku dan alat tulisnya, lalu menyandang asal tas nya.

"Mau kemana kamu?,"

"Ya belajar lah, sama guru privat gratis!," Kata Chan. Ia mengambil kunci motor nya dan melaju menuju tempat yang dia katakan guru les nya itu.
.
.
.
Bel rumah kamu berulang kali terus berbunyi tanpa henti.

"Iya bentar! Gak sabaran banget," Saat kamu membuka pintu, terlihat disana Chan dengan wajah lelah dan tas di bahunya.

"Kenapa?,"

"Aku mau belajar sama guru aku,"

"Nilai anjlok lagi?," Chan mengangguk lemah. Dan pada akhirnya kamu izinkan Chan buat masuk.

"Kamu tuh ya, udah aku bilangin kurangi main game, kita mau ujian akhir Chan! Dan kamu malah main game, makan, tidur, main game lagi, kapan belajar nya? Jangan bikin orang -,"

Cup

"Bawel banget sih, heran,"

Kamu berhenti ketika satu kecupan mendarat di pipi mu.

"Ayo, ajari aku mba pacar," kata Chan.

Kamu hanya bisa melenguh lelah. Kamu heran sendiri kenapa bisa-bisa nya punya pacar yang bentukannya kayak Lee Chan.

Kamu anak teladan, rajin, pinter, kesayangan guru, anti nyontek-nyontek klab.

Sedangkan Chan? Bobrok nya melebihi batas.

Bolos? As Always

Gak ngerjain tugas? Chan rajanya

Langganan bk? Oiya pasti!

Tapi ya namanya suka bisa apa? Hh, bucin memang.

Chan belajar betul-betul, dia perhatiin setiap detail yang kamu jelaskan ke dia. Chan angguk-angguk kecil.

"Kalau kamu anjlok lagi, kita break setahun!," Ancam kamu. Dan kamu langsung menerima plototan dari nya.

"Kok main break break ae! Gak,"

"Ya makanya tingkatin nilai kamu, gimana bisa ngalahin aku coba,"

"Iya iya mba pacar, mas pacar bakal rajin belajar lagi deh,"

"Gak ada game game loh Chan,"

"Gak gak, asal mba pacar mau jadi guru privat aku terus gak apa sih,"

Chan nyender ke bahu kamu, sesekali dia mainin jari-jari kamu. "Kalau nilai aku rendah lagi, bakalan beneran break nih?,"

Kamu mengangguk mantap. "Aku serius bakalan break setahun sama kamu. Aku gak main-main Chan. Aku juga pengen ada perubahan dari kamu, setidaknya untuk terakhir sebelum kamu tinggalin sekolah,"

"Pacar aku cerewetnya melebihi papa aku ya,"

"Kan demi kebaikan kamu juga, Chan"

Chan tertawa kecil, trus dia nyusahin rambut kamu, "Capek tau gak sih diomelin papa mulu,"

"Makanya, tingkatin nilai kamu,"

Chan lagi lagi hanya.bisa mengangguk, dan seharian kalian menghabiskan waktu berdua dengan belajar. Kamu sih yang ngajakin Chan.
.
.
.
Sekolah kalian tengah mengadakan ujian akhir sekolah. Kamu sama Chan gak ada kontakan. Kamu yang gak merespon semua obrolan yang chan kirim. Dengan alasan agar Chan lebih fokus.

Di hari akhir ujian, Chan sudah berdiri di depan ruang ujian kamu. Dia senderan ke pintu sambil mainin hp nya.

"Chan? Kok disini?," Chan mengalihkan atensi nya ke kamu. "Yuk, pulang bareng," Kamu iya-iya kan saja. Ngikut sama Chan.

Kalian pergi ke salah satu cafe yang tidak jauh dari sekolah kalian. Chan duduk sambil menyandarkan punggungnya.

"(y/n)," Kamu yang tadinya sibuk milihin menu menatap Chan. "Ya? Kamu udah persen?" Chan menggeleng.

"Aku mau putus," Kamu terdiam sesaat. Dan selanjutnya kamu tertawa. "Ngeprank ya kamu? Udahlah Chan, gak cocok tau,"

"Aku serius. Aku mau putus," Tawa kamu semakin memelan. Kini yang trlihat hanya tatapan Chan yang datar. Menyiratkan keseriusan di dalam matanya.

"Ke-kenapa tiba-tiba?," Kamu berusaha untuk menetralkan suara mu yang sedikit bergetar.

Chan mengalihkan wajahnya. "Gue bosen sama lo,"

Bosan katanya. Kamu mengangguk, dan tersenyum ke arah Chan.

"Bosan ya? Berarti aku ngebosenin banget dua tahun terakhir ini ya?," Dan Chan mengangguk mantap.

"Gue pulang dulu, makasih dua tahunnya,"

Dan setelahnya Chan menyandang tas nya keluar. Meninggalkan kamu yang kini terdiam.

"Gak apa, lo cuma tinggal move on,"

-tbc
Masih ada sambungan nya gezz ;*

Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang