61. Jeon Wonwoo

3.2K 314 5
                                    

Kamu itu punya tetangga yang baru pindah sekitar sebulan yang lalu. Mereka adalah keluarga Jeon, yang mempunyai anak laki laki bernama Jeon Wonwoo.

Wonwoo itu terlihat dingin dan cuek diluar, namun, jika sudah mengenalnya ia akan bersikap ramah dan hangat.

Kamu dan Wonwoo juga sudah saling kenal, bahkan Wonwoo tak segan untuk sering berkunjung kerumah mu ketika kamu meminta nya.

Seperti saat ini, Wonwoo bersama dengan mu ada diruang tamu sambil menonton tv. Kamu yang memintanya datang untuk menemani mu.

"Tumben mau datang kalau aku minta," Ucap kamu sambil memakan cemilan dan duduk dilantai. Sedangkan Wonwoo diatas sofa.

"Biasanya kan gitu juga," Jawab Wonwoo enteng.

"Gak, emang nya kau gak ada rasa kesal atau marah gitu setiap aku maksa datang terus?," Tanya mu.

"Ya biasa aja sih, setarakan kau sahabat ku. Jadi gak apalah, masih dimaklumi," Kamu cuma mengangguk angguk mendengar jawaban mu.

Kamu dan Wonwoo memang hanya sahabat. Bahkan kalian disangka memiliki sebuah hubungan karena terus saja menempel berdua.

Hanya saja, ada perasaan aneh yang selalu muncul di hati mu setiap dekat dengan Wonwoo. Kamu juga baru merasakan nya akhir akhir ini, setiap perhatian yang Wonwoo berikan, itu memberikan efek tersendiri pada hati mu.

Tapi, kamu hanya berfikir. Apakah Wonwoo juga merasakannya?

Kamu naik ke sofa dan menyandarkan kepala mu pada bahu Wonwoo. Aroma parfum yang selalu ia gunakan menyengat di indra penciuman mu. Aroma yang sangat kamu sukai dari seorang Jeon Wonwoo.

"Kenapa?," Tanya Wonwoo. Ia tau, jika kamu punya sesuatu masalah pasti kamu akan banyak tingkah ke Wonwoo.

Kamu cuma menggelengkan kepala mu cepat dan kembali menegakkan kepala mu. Wonwoo memutar posisi duduk nya dan menghadap kearah mu.

"Udah, aku tau semua sikap mu, ya walau kita baru kenal beberapa minggu sih. Cerita aja," Ucap Wonwoo dengan penuh kehangatan.

Kamu menundukkan kepala mu. "Won, kalo aku suka sama kau gimana?," Kamu langsung saja to the point mengatakan hal yang terus saja mengganggu mu. Kamu menggigit bibir bawah mu karena gugup

Wonwoo tak menjawab nya, ia hanya diam sambil terus menatap mu.

"Mungkin aku salah, tapi kurasa aku menyukai mu, Wonwoo," Kamu kembali menundukkan kepala mu.

Wonwoo hanya diam, ia beranjak dari sofa dan pergi keluar rumah meninggalkan kamu yang menunduk karena pengakuan dari mu.

"Ck, bagus aku tidak mengatakannya jika begini akhirnya," Kamu menyandarkan punggung mu pada sofa dan menonton tv sendiri. Karena kan ditinggalin Wonwoo pergi.
.
.
Keesokannya kamu pergi kesekolah sendiri, karena Wonwoo udah berangkat duluan kata mama nya. Yaudah kamu nebeng bareng Daewon, abang kamu.

Sesampainya dikelas, lagi lagi kamu di diamkan oleh Wonwoo. Ia tak menjawab sapaan mu sama sekali. Padahal kan berusaha baikan gitu, udah nahan gengsi juga ini. :")

"Kenapa? Berantem sama Wonwoo?," Tanya Yebin yang merupakan sahabat terdekat mu juga.

"Salah gak sih kalo bilang suka ke orang yang kita suka?," Kamu langsung saja bercerita pada Yebin.

"Napa dah?,"

"Aku bilang suka sama Wonwoo, trus dia langsung ngejauh gitu dari aku," Carita kamu ke Yebin. Tentunya dengan suara yang sedikit kecil.

"Kalo urusan ini mah, aku gak mau ikut campur ya (y/n)," Yebin terlihat mengangkat kedua tangannya sambil menggelengkan kepala nya.

Kamu membuang nafas kasar dan menenggelamkan wajah mu di lipatan tangan.

"Mungkin aku cuma bisa kasih saran kecil ke kamu, kalo berguna pakai aja si," Yebin kembali membuka suara.

"Tanyain aja langsung ke orang nya",

"Yakin berhasil?,"

"Coba aja,"

Kamu diam. Mungkin cara Yebin ada benarnya juga. Tapi kan gengsi juga gitu tanya ke orangnya langsung.

"Gak usah gengsi elah," Ucap Yebin.

"Tau aja, cenayang ya?," Dan kamu menerima jitakan cantik dari Yebin.
.
.
Kamu yang sedikit gugup memberanikan diri mendekati Wonwoo yang asik baca buku. Jujur perasaan kamu sekarang campur aduk.

"Wonwoo," Panggil kamu dengan suara kecil. Pasti nya masih bisa di denger Wonwoo lah.

Wonwoo cuma natap kamu yang meremas ujung seragam mu.

"Maaf, soal semalam. Aku gak mak—,'

"Iya, gak apa," Potong Wonwoo.

"Kau gak marah lagi kan?," Wonwoo menutup bukunya dan meminta mu untuk duduk disebelah nya. Kamu ya nurut ae :")

"Kau tau kan apa yang pernah aku bilang sebelum kita jadi sahabatan gini?," Kamu mengangguk.

"Nah kan, aku gak mau kita lebih dari sahabat ataupun memiliki perasaan lebih diantara kita. Tapi maaf (y/n), aku gak bisa balas perasaan mu," Wonwoo menatap lekat kearah mu. Seakan yang ia sampaikan tersebut tidak bisa diganggu gugat.

"Tak bisa hanya sedikit saja?," Tanya mu lagi dan dijawab gelengan oleh Wonwoo.

"Tapi kau bisa kan untuk tidak berpacaran hingga aku bisa melamar mu kelak?," Wonwoo senyum Kamu nya cengo



























"KITA MASIH SMA, UDAH BICARA LAMAR LAMAR AE. KAN AKU NYA AMBYAR DULUAN ELAH.,"

-Fin
Yaudah, segitu aja. Aing ga ngerti lagi dah ya. Intinya jangan gebukin gue karna ga jelas ending nya :'v
Wonwoo Occ banget dah :")

 Intinya jangan gebukin gue karna ga jelas ending nya :'vWonwoo Occ banget dah :")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang