98. Wen Junhui

1.3K 164 14
                                    

Punya pacar yang tukang selingkuh tuh gimana rasanya?

Udah tukang selingkuh, bar-bar pula.

Itu yang kamu alami, kamu punya pacar, namanya Junhui. Tukang selingkuh sekaligus tingkahnya bar-bar banget minta diselingkuhin balik.

Ya gitu Junhui, dia bebas bareng cewek tapi kamu gak boleh bareng cowok, sekalipun itu temen kamu. Bahkan cowok kalem, rajin, kutu buku juga gak boleh deketin kamu. Katanya kamu cuma punya Junhui.

Sedangkan Junhui punya siapa?

Punya aing:)








Hh, lupakan, bek tu stori.



Kamu di kampus kamu, nunggu Jun yang bakal jemput katanya. Kamu udah nunggu sekitar tiga puluh menit di halte depan kampus kamu. Jun terus mengatakan ia akan datang lima menit lagi. Tapi faktanya belum sampai.

"(y/n)? mau nebeng?," Tanya Soonyoung. Teman satu jurusan kamu, dan juga dekat dengan kamu.

"Gak deh, gue nunggu Jun,"

"Yakin nih? Gue temenin deh nunggu Jun," Soonyoung mematikan mesin motornya dan duduk disebelah kamu.

"Gimana lo sama Jun? Baik-baik aja?," Kamu mengangguk, "Ya gitu aja sih, masih jalan macam biasanya,"

"Lo masih betah?," Soonyoung tau semua kelakuan Jun, tentunya dari kamu yang menceritakannya.

"Ya mau gimana lagi, dia gak mau diajak putus,"

"Wkwk, selingkuh aja balik," Kata Soonyoung. "Sama gue sini selingkuhnya," Soonyoung ngakak, kamu juga ikutan.

"Enak aja lo, berani lo ajak (y/n) selingkuh, gue sumpahin makin sipit lo boncel!," Dan setelah nya kamu ditarik Jun pergi.

Iya, yang tadi itu Jun, dia narik kamu gitu aja ke mobil, dan setelahnya dia hanya diam dengan tatapan datar nya.

"Jangan deketin itu siapalah namanya, aku gak suka,"

"Emang kamu habis dari mana? Katanya lima menit lagi,"

"Abis anterin Yeri pulang,"

"Trus, lebih penting Yeri ketimbang aku gitu?,"

"Bukan gitu, dia juga butuh tebengan,"

"Aku udah setengah jam nunggu disana loh, nunggu kamu, dan kamu nya?,"

"Udahlah, kita udah bahas ini sering banget. Bosan tau gak," Kata Jun yang mulai meninggi, dan kini kamu hanya bisa diam.

Setibanya di apartemen kamu, kamu langsung masuk dan menutup pintu di depan wajah Jun. Kamu udah gak peduli reaksi Jun. Selalu aja begitu, dia lebih mementingkan yang lain ketimbang kamu pacar nya sendiri.

"Aish! Pengen putus guueee! Capek diginiin mulu!," Teriak kamu.

Kamu membuka ponsel, berharap ada satu pesan dari Jun, tapi nyatanya tidak ada. Memang, jika sudah ada yang lain, yang lama akan dilupakan bukan?
.
.
Malam nya kamu sibuk dengan setumpuk tugas kuliah kamu. Bahkan kini jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, dan kamu masih terjaga hanya karena tugas.

Tidak lama, pintu apartemen mu berbunyi berkali-kali. Kamu dengan sedikit kesal berjalan kearah pintu.

"Siapa sih?! Gak inget jam banget kalau berkunjung!,"

Kamu membuka pintu dengan kasar. Terlihat disana Jun bersama seorang wanita disebelahnya.

"Gue Joy, ini tolongin Jun, dia abis berantem trus bonyok gini,"

"Ngapa anternya ke gue?," tanya kamu ketus. Kesel karena hari ini cewek nya beda lagi.

"Karena lo pacarnya kan?,"

"Bukan, gue bukan pacar nya," kamu ingin menutup pintu tapi udah di tahan duluan sama Joy.

"Aduh, tolong deh, berat banget ni anak, please,"

Mau gak mau kamu persilahkan mereka masuk, Jun gak sadarkan diri. Dan setelahnya Joy pamit pada mu.

"Cari repot gue di tengah malam banget sih lo!," sentak kamu. Kamu duduk di sebelah Jun yang tidur di sofa sambil memangku kotak p3k.

Dan setelah mengobati Jun, kamu kembali berkutat dengan tugas mu, membiarkan Jun yang terlelap.
.
.
Jun terbangun pukul sembilan pagi. Dan sudah ada roti serta satu sticky note disana.

Makan sarapan mu, aku ada kuliah pagi.
(y/n)

Aih, betapa beruntungnya Jun memiliki kekasih yang masih peduli pada dirinya meski ia sudah menyakiti nya.

Jun datang ke kampus kamu lebih cepat dari biasanya, kini ada senyum manis tercetak di wajah tampan miliknya.

"Sawan lo?," tanya kamu. Kamu makin kesal dengan tingkah Jun yang tidak bisa berubah.

"Ih galak, masuk dulu," kata Jun, sangat manis. Mungkin itu yang bikin banyak cewek luluh sama dia. Termasuk kamu.

"Gue mau putus,"
"Aku minta maaf,"

Kalian bicara secara bersamaan.

"Aku tau aku salah, tapi please, kasih aku kesempatan lagi. Aku gak bakal gitu lagi,"

Kamu melihat jari-jari mu. "Aku udah kasih kesempatan tujuh kali loh sama kamu,"

"Dan semuanya sama aja. Yang dikasih kesempatan dua kali aja gak bisa dimaafkan kalau ngelakuin kesalahan yang sama, nah kamu? Tujuh loh, baik banget aku kan?," Kata kamu penuh penekanan.

"Kamu suka pergi bareng cewek, duain aku, tigain, empatin, bahkan delapanin aku. Gak betah cuma sama satu cewek?,"

Kamu mulai emosi, bahkan kini kamu mengeluarkan segala keluh kesah kamu pada Jun.

"Nah aku? Temen cowok bahkan gak ada yang berani dekatin aku, karena apa? Karena kamu!,"

"Aku juga gak dekatin mereka karena aku sadar ada hati yang aku jaga,"

Jun hanya diam, diam tertunduk.

"Tapi maaf, gak ada kesempatan kedelapan. Makasih atas tumpangan nya dan kita selesai!,"

Kamu keluar dari mobil Jun, kali ini tidak ada larangan satu pun keluar dari mulut Jun.

Jun memukul stir mobilnya kasar. "Lo bodoh Junhui! Lo biarin dia pergi,"

Ponsel Jun berbunyi berkali-kali. Menampilkan puluhan obrolan disana.

"Tapi gak apa, masih ada yang lain,"

Yasudahlah, Junhui mungkin akan susah untuk berubah.

-fin
Ketika lihat mv happy ending, langsung pengen buat imagine buat junhui :")


Double up dong :*

Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang