69. Hong Jisoo

2.4K 266 16
                                    

Req: tasyadeaa13

----------

"PA! PAPA!!!!" Teriakan anak kecil berusia sekitar enam tahun menggema ke seluruh rumah.

"Kenapa Soojin?" Tanya Jisoo pada Soojin -anak nya-

"Soojin lapar, hehe" Terlihat Soojin memegangi perut nya sambil tersenyum jahil.

"Kan gak perlu teriak sayang, kamu bikin papa kaget tau gak" Jisoo menggandeng tangan Soojin, menuntunnya untuk ke meja makan.

"Pa, lihat mama yuk?" Pinta Soojin. Jisoo terlihat mengusap tangan Soojin, lalu berjongkok untuk mesejajarkan wajahnya ke wajah anak kecil tersebut.

"Soojin rindu mama?" Terlihat Soojin mengangguk lucu sambil tersenyum.

"Mau bertemu?" Lagi-lagi Soojin mengangguk.

"Tapi kamu makan dulu, mandi terus berpakaian yang rapi dan tampan, papa akan bawa kamu ke mama!" Soojin melangkahkan kaki nya mungil nya kedapur, Jisoo yang melihat nya terkekeh geli sendiri.

"Lihatlah (y/n), anak kita menjadi lelaki cerdas dan tampan sekarang, kau melihatnya bukan?" Jisoo memilih menyusul Soojin ke dapur sebelum Soojin benar benar menghancurkan dapur.
.
.
"Mama pasti sangat cantik sekarang, ya kan pa?" Jisoo sibuk memasangkan pakaian pada Soojin. Tapi Soojin sedari tadi tak berhenti mengoceh.

"Mama suka kimbap, Soojin juga suka!"

"Mama cantik, Soojin tampan!"

"Mata mama bulat, tapi Soojin sipit"

"Soojin sayang mama, mama sayang Soojin"

"Soojin, kamu sangat cerewet ya sekarang" Jisoo mencubit pelan pipi Soojin.

"Kalau mama disini, Soojin, mama, sama papa, pasti sudah bermain di taman bermain bertiga," Soojin menunduk, terlihat ia memajukan bibir bawah nya dan terisak kecil.

"Jangan sedih, mama pasti bisa sama kita. Ya?" Soojin mengangguk dan mengusap sudut matanya lalu tersenyum.

"Itu baru Hong Soojin" Jisoo mengusak kecil rambut Soojin.

"Ayo pa! Mama pasti seneng ketemu Soojin" Soojin menarik tangan Jisoo ke mobil.

"Soojin mau bawakan bunga apa untuk mama?" Soojin menopang wajah nya dengan telunjuk, sembari memainkan bibir nya.

"Bunga tulip? Mama suka bunga tulip!" Jisoo mengangguk dan mempersilahkan Soojin masuk ke mobil.

Mobil melaju dalam kecepatan sedang, Jisoo dan Soojin telah membeli buket bunga tulip dengan berbagai warna, bahkan sekarang Soojin tertidur dengan pipi gembil dan merah nya. Bahkan saat tidur pun pipinya semakin merah.

"Dia sangat mirip dengan mu" Gumam Jisoo.
.
.
Mobil Jisoo berhenti disalah satu rumah sederhana, taman depannya sangat tertata rapi dengan bunga bunga, sangat indah di pandang.

"Soojin, kita sudah sampai" Jisoo menepuk pelan pipi Soojin dan menerima erangan dari nya.

"Papa kuat banget mukul pipi Soojin" Soojin mengucek matanya dan menatap Jisoo dengan wajah bantal nya.

"Mama ada di dalam" Ucap Jisoo.

"Soojin tau pa," Soojin mengambil buket bunga, dan turun sendiri dari mobil. Disusul oleh Jisoo dibelakang.

"Mamaa~ Soojin datengg!!" Teriak Soojin yang terdengar oleh Jisoo yang ada di luar rumah. Jisoo hanya menggeleng heran.

Jisoo pergi kesalah satu kamar, dan disana Soojin tidur di sebelah istrinya-kamu- sambil mengusap pipi mu.

"Maa, Soojin kangen" Gumam Soojin namun masih dapat di dengar oleh Jisoo.

Jisoo menghampiri Soojin dan mengambil kursi lalu duduk di tepi ranjang mu, alat-alat medis memenuhi tubuh mu, kamu tidak sadarkan diri selama enam tahun belakangan karena melahirkan Soojin, dan saat itu hingga kini kamu belum pernah sadar kan diri, bunga-bunga yang sering Soojin maupun Jisoo berikan sudah layu.

"Hey lihatlah, Soojin merindukan mu,"

"Dia semakin bijak sekarang, bahkan ia sangat cerewet seperti mu"

"Enam tahun berlalu, apa kau tak bosan tidur terus hm?"

Jisoo terus bergumam sendiri. Jujur selama enam tahun ia merawat Soojin sendiri dengan penuh kesusahan.

"Jisoo?" Jisoo membalikan tubuhnya, dan terlihat disana bunda kamu membawa dua cangkir teh.

"Bunda letak disini ya. Soojin mau ikut nenek?" Soojin mengangguk dan pergi mengikuti bunda mu.

Jisoo menatap buket bunga yang ia dan Soojin bawa, diletakkan di pot baru dan lebih segar.

"Semoga bunga segar bertanda kau akan ikut sadar, Hong (y/n)"
.
.
"Ma! Soojin mau kimbap buatan mama," Soojin menghampiri kamu yang sibuk memasak di dapur.

"Mama buatin, asal kamu juga bantu mama, gimana?" Senyum Soojin merekah, lalu dengan gerakan cepat Soojin memeluk kaki mu.

"Soojin sayang mama. Mama jangan tinggalin Soojin lagi ya" Kamu tersenyum lalu mengusak rambut Soojin.

Kamu secara tiba-tiba bangun dari tidur mu selama enam tahun, Jisoo yang terkejut dengan cepat memanggil bunda mu dan juga dokter terdekat, kamu memang dibiarkan dirumah karena itu permintaan Jisoo sendiri.

Sebuah keajaiban kamu bisa sadar. Bahkan dokter sudah meminta untuk menyuntik mati dirimu, namun Jisoo dengan keras menentangnya. Karna Jisoo yakin jika kamu akan sadar dan berkumpul bersamanya dan Soojin.

Hal tersebut terwujud. Kamu sudah tinggal dirumah mu dan Jisoo selama tiga minggu terakhir. Soojin tentunya sangat bahagia karena mamanya balik sama dia.

Kamu senang Soojin tumbuh dengan baik walau hanya bersama Jisoo. Dia menjadi anak yang cerdas.

"Papa? Gimana sama papa?" Jisoo terlihat berdiri di ambang pintu dapur sambil melipat tangan di dada. Dengan wajah ngambek yang dibuat buat.

"Soojin juga sayang papa!" Soojin memeluk kaki Jisoo, Jisoo berjongkok dan memeluk tubuh Soojin.

"Jadi ini selama enam tahun yang tidak kulihat? Keakraban Ayah dan Anak." Kamu ikut memeluk mereka berdua.

"Soojin seneng, mama disini papa juga disini, Soojin mau kayak gini terus. Soojin gak mau apa-apa lagi"

Kamu dan Jisoo hanya tertawa kecil mendengar penuturan dari Soojin. Sangat lucu memang.

-Fin
Maapkan kalo ada typo

-FinMaapkan kalo ada typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang