49. Lee Jihoon

2.5K 240 3
                                    

Jihoon itu Tsundere...

Jihoon itu ga pekaan...

Jihoon itu flat banget...

Jihoon itu ga ada romantis nya...

Jihoon itu juga cemburuan...

Hari ini kamu sama Jihoon lagi kencan, sebenarnya kamu yang ngajak, kalau ga kamu yang duluan sampai tahun monyet pun Jihoon gak bakal mau ngajak kencan.

Kali ini tujuan kalian adalah pergi nonton, sebelum pergi kamu udah buat daftar akan pergi kemana.

Jihoon dari perjalanan itu gak ada ngomong, cuma diam sambil masukin tangannya ke saku celana. Dan itu terus berlangsung sampai kalian di dalam bioskop.

"Kok belinya cuma satu?," Tanya Jihoon ketika sadar kamu cuma beli satu popcorn.

Kan, gak pekaan. Kan mau romantis gituu, satu berdua. Lah si doi nya gak peka.

Kamu mendengus dan diam aja, Jihoon nya juga acuh acuh aja tuh, gak niat minta maaf atau apa.

Selesai dari bioskop, kalian ke taman bermain, kamu mencoba banyak permainan, dan Jihoon cuma merhatiin kamu dari jauh dengan wajah flat nya.

"Jihoon, dapetin boneka nya dong," Pinta kamu sambil nunjuk permainan panah dengan hadiah boneka.

Jihoon langsung berdiri, dan kamu tau jika dia mau bermain untuk mu. Ia sudah siap dengan panah nya.

"Jihoon! Jihoon!," Kamu terus menyemangati Jihoon dari belakang.

"Diam dong (y/n), gak konsen aku," Kamu cengir dan memilih diam selagi Jihoon bermain.

Tiga anak panah berhasil mencapai nilai sempurna, dan Jihoon bisa mengambil hadiah nya dan memberikannnya pada mu.

"Makasihh," Kamu meluk bonekanya dan Jihoon cuma anggukin kepala tanpa senyum sedikit pun, elahh Jihoon bisa gak senyum gitu liat ceweknya bahagia :"((

"Eskrim?," Tanya Jihoon ketika kalian duduk di salah satu bangku taman bermain.

"Boleh," Kamu mengangguk sambil terus memeluk boneka mu.

Jihoon pergi ke salah satu stand eskrim dan mengantri disana. Ini yang buat kamu masih tahan sama Jihoon, dia itu walaupun flat nya ga ketulung tapi setidaknya masih perhatian ke kamu.

Gak lama, Jihoon kembali dengan dua eskrim di tangan nya. Ia memberi satu eskrim ke kamu dan satunya lagi ya untuk dia.

"Nih, lap mulut nya," Kamu ngeliat Jihoon nyodorin sapu tangan ke kamu tanpa noleh ke kamu nya.

"Bersihin kek," Kamu memanyunkan bibir mu.

"Jangan manja, udah gede juga," Kan kann, gak romantis lagi ih. Mau nabok Jihoon aja rasanya. Macam di cerita cerita yang sering kamu baca gituu.

Kamu ambil tuh sapu tangannya dengan gak selo. Lah Jihoon nya cuma diam aja. Yaudahlah ya.

Jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Kamu dan Jihoon lagi di cafe untuk makan. Sedari tadi kalian pergi belum makan.

Jihoon sibuk dengan ponsel, dan kamu sibuk ngetuk ngetuk meja.

"Jihoon, (y/n)," Sapa seseorang.

"Oh, Jun!," Kamu tersenyum melihat Jun.

Jun itu teman mu dan Jihoon semasa Sekolah Menegah Atas, dan kalian masa itu cukup dekat kecuali Jihoon yang lebih banyak diam.

"Sejak udah official jarang main bareng lagi kita yaa," Kamu cuma tertawa.

"Ya kamu nya juga sibuk kan Jun. Ah iya, Jinhe gimana kabar nya?," Jun duduk diantara kalian, dan kamu tuh sibuk juga bicara sama Jun.

"Baik, dia juga lagi mengurus butik nya,"

"Tunangan mu sangat sibuk tuan Jun," Kamu menepuk pundak Jun.

"Ah iya, aku pergi dulu, Jinhe menelfon. Senang bertemu kalian," Jun berdiri dan melambaikan tangannya ke arah mu, kamu pun membalasnya.

"Jun itu tampan ya Hoon," Kamu menopang kepala mu dengan satu tangan sambil menghadap Jihoon.

Jihoon cuma membalasnya dengan deheman.

"Dia sangat jauh berbeda sekarang, ia sukses, tampan, dan memiliki kekasih yang selalu di sampingnya,"

"Ia juga peduli pada kekasihnya itu, aah iya, ia juga sangat romantis,"

Sejujurnya kata kata yang keluar dari mulut mu itu tidak di sengaja, itu keluar saja dari mulut mu

"Berhentilah memuji nya, jika tidak ia akan semakin percaya diri,"

"Yee, bilang aja cemburu!,"

"Kalo iya kenapa?," Jihoon natap kamu dengan tatapan dingin nya, dan saat itu juga kamu diam.

Kalian makan tanpa ada yang membuka suara. Hening.

Jihoon mengantar mu pulang, sudah pukul tujuh malam, kamu hanya menunduk dan tak berani menatap Jihoon.

"Masuk, bersihkan dirimu dan istirahat," Jihoon mengusap surai mu dan itu cukup membuat kupu kupu diperut mu berterbangan.

"Maaf Jihoon," Kali ini kamu berani natap Jihoon.

Jihoon nya senyum dan meluk kamu. Duhh makin merah tuh wajah :"))

"Gak apa, maaf juga," Jihoon ngelepas pelukkannya.

"Masuklah, dan istirahat," Kamu mengangguk dan masuk kerumah, saat itu juga Jihoon pergi.

Kan makin gak tega ninggalin Jihoon, sejujurnya kamu lelah sama sikap Jihoon, tapi setiap kali kamu mau akhiri hubungan eh Jihoon nya selalu buat kamu baper. Kan gemes kamu nyaa.

"Sip! Pertahankan Jihoon!," Ucap kamu di ambang pintu kamar.

-Fin
Intermezzo cuma main main kok, sekedar mikirin ide baruu😂😂tar dilanjut lagi intermezzo nya :v

-FinIntermezzo cuma main main kok, sekedar mikirin ide baruu😂😂tar dilanjut lagi intermezzo nya :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang