#Chapter bonus 2 (Yoon Jeonghan)

1.7K 158 2
                                    

Punya istri yang galak dan banyak mau nya itu ribet juga, kata Jeonghan. Harus ekstra sabar menghadapi istri lagi ngamuk, pengen ini pengen itu, pengen segalanya.

Untung Jeonghan sayang istri.

Dan kali ini kesabaran Jeonghan harus teruji lagi, karena kamu pukul satu dini hari udah minta rujak ekstra pedes ke Jeonghan. Dan itu harus buatan Mingyu pula.

"By, pengen buatan Mingyu," Kata kamu merengek ke Jeonghan yang sebenarnya udah bangun tadi, tapi saking ngantuknya dia balik tidur.

"Han! Aku pengen rujak, kamu pengen anak kamu ileran cuma karena gak kesampean yang dia pengen?!," Pekik kamu, kan mode maung.

Jeonghan cuma bisa elus dada dengerin pekikan kamu, udah kebal dia.

"Mingyu lagi di Jeju by, urus nikahannya, gak mungkin juga kan dia kesini cuma karena rujak doang," Kata Jeonghan dengan suara parau khas orang bangun tidur.

"Yaudah kamu yang buat," Jeonghan mulai garukin kepalanya, dia bingung abis.

"Kamu tau kan aku gak bisa masak, jadi..."

"Gak mau tau! Aku mau nya sekarang juga dan kamu yang buatin, kalau gak kamu tidur di luar rumah!,"

Jeonghan narik nafas panjang, ia kumpulin nyawa nya dan bangkit dari tempat tidur, menuju dapur dan mencari bahan yang sekiranya bisa dia buat rujak abal abal ala dirinya.

"By! Jangan lupa mangga muda juga ya," Teriak kamu dari arah kamar. Ya lagi-lagi Jeonghan nurut.

Karena kebetulan juga ada pohon mangga di depan rumah kalian, jadi Jeonghan cuma tinggal manjet.

"Punya bini yang ngidam nya gini amat," Gumam Jeonghan.

Jeonghan balik lagi ke dapur, dia sediain mangga muda, timun, nenas yang juga tinggal setengah, dan ada juga jambu. Ya lumayan.

"By, bumbu nya apa aja ya?,"

"Mana aku tau, aku juga gak pernah buat!," Jawab kamu judes. Jeonghan... harap bersabar.

Pada akhirnya Jeonghan muter otak, dia buka gugel yang sekira nya bisa bantu dia.

Sejam ia berkutat dengan berbagai bumbu dan buahan di hadapan nya, dan jadilah rujak ekstra pedes ala Yoon Jeonghan. Disertai dengan berbagai omelan yang terus keluar dari mulut kamu.

Ia udah yakin itu pedes, karena ia udah ngerasain sendiri, sama pedes nya dengan mulut kamu.

"Untung nih gue cinta sama lu, kalau kaga udah gue biarin ae lo,"

Jeonghan antara ikhlas dan tydack.

Dia letakin rujak diatas nakas, kamu yang awalnya duduk di sofa kamar sambil main hp ngehampirin Jeonghan dan makan rujak ala ala Jeonghan.

"Gak buruk, lumayan lah. Tapi masih enak punya Mingyu," Komentar kamu. Jeonghan untuk sekarang pengen budekin diri dulu. Ia mau balik tidur karena pagi nya ia mulai menyibukkan diri dengan kerjaan.
.
.
.
Beberapa bulan terakhir, kamu udah jarang ngerengek minta apapun ke Jeonghan, bahkan galak nya juga udah hilang. Kamu lebih banyak abisin waktu di rumah dengan menyulam atau ngerajut. Kalau gak kerjain tugas rumah yang sekira nya bisa kamu kerjain.

Tanpa sepengetahuan Jeonghan. Kalau Jeonghan tau dijamin dia bakal ngomel sepanjang jalan kenangan~

Jeonghan yang lagi di kantor, mendadak mendapat telefon dari Joshua, teman baik Jeonghan dan kamu juga.

"HEH LO DIMANA NJER, GUE TELFONIN JUGA KAGA DIANGKAT, SOK SIBUK BANGET LO ELAH,"

"Kenapa si lo teriak-teriak, gue abis meeting, kaga sempat liat hp," Kata Jeonghan sambil bolak balik berkas di hadapannya.

"Eh bapak CEO yang terhormat, bini lo lahiran nih! Buruan kesini lo,"

Jeonghan auto membulatkan matanya. "YANG BENER LO?!,"

Joshua angguk, padahal Jeonghan kaga liat. "Cuma lo doang yang kaga ada, punya bini bukan nya di liat udah berapa bulan, malah pacaran mulu sama berkas,"

"Bacod lo Josh, bodo!," Jeonghan mematikan panggilan, karena kalau terus di sambung yang ada hanya perkelahian antar mereka.

Jeonghan yang awal nya terlihat santai, kini mulai kocar kacir kesana kemari, dia panik bahkan sampai bolak balik cuma cari kunci mobil yang ternyata ada di saku jas nya.

Setibanya di rumah sakit, sudah ramai akan keluarga kamu dan Jeonghan yang masih panik nunggu hasil.

"Kamu masuk, (y/n) butuh kamu," Jeonghan angguk cepat, dan masuk ke ruang kamu.

Jeonghan langsung samperin kamu, dia genggam tangan kamu yang udah basah. "Maaf aku terlambat, kamu yang kuat, aku disini," Kata Jeonghan berusaha tenangin kamu.

Cukup lama Jeonghan di dalam, temani kamu yang sedang berjuang, hingga tangis bayi lelaki menggema di satu ruangan, Jeonghan bernafas lega.

"Terima kasih sudah berjuang untuk anak kita," Kamu mengangguk lemas. Dan selanjutnya Jeonghan keluar dengan keadaan yang tidak bisa dijelaskan.

Jas nya sudah tidak beraturan, begitu juga rambut dan tangan yang penuh luka cakaran. Tapi ia tetap memberikan senyum terbaik miliknya.

"Udah lahir, dan laki-laki," Ucap Jeonghan, tersirat kebahagiaan di wajah nya.
.
.
.
Jeonghan masuk ke ruang tempat kamu istirahat, dan di sebelah mu ada box bayi, kini Jeonghan sudah rapi tentunya.

"Masih sakit?," Tanya Jeonghan.

"Seharusnya aku yang nanya, luka yang aku cakarin gimana?,"

"Udah biasa, emang pantas aku terima," Jawab Jeonghan lembut, ia berjalan ke arah box bayi dan melihat ke dalam.

"Ganteng kayak aku," Kata nya. Dan kamu hanya ketawa kecil, Jeonghan dari dulu emang kepedean.

"By, ilangin tuh galak nya, masa udah punya anak masih mau galakin aku?,"

"Jadi selama nih gak suka aku galakin gitu?," Kan Jeonghan salah bicara.

"Eng itu, kamu udah kasih namanya?," Jeonghan alihkan pembicaraan.

"Udah! Yoon Jeongmin," Kata kamu

/asli gue ngasal:(/

"Gak buruk, bagus juga," Jeonghan tersenyum kecil.

"Dan sekarang, keluarga kecil kita makin lengkap dengan ada nya Jeongmin," Ucap Jeonghan akhir.

-fin
yey :( maafkan typo :(

"I just wanna say, thanks and love you my wife~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I just wanna say, thanks and love you my wife~"

Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang