65. Yoon Jeonghan

2.3K 230 5
                                    

Seorang pria berjalan dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya, sesekali senandung kecil terus ia lontarkan. Langkah kaki nya terhenti di depan toko bunga, menatap dengan mata berbinar sembari menciumi aroma dari bunga bunga yang terletak didepan estalase toko.

"Tidak burukk" Komentarnya, ia masuk kedalam toko bunga tersebut. Seolah sadar akan dentingan lonceng di pintu, seorang gadis yang mungkin merupakan pegawai disana membungkuk hormat.

"Ingin bunga apa tuan?" Tanya pegawai tersebut dengan ramah.

"Euumm, aku ingin bunga yang melambangkan kebahagiaan!"

Pegawai tersebut terkekeh kecil. "Kurasa bunga Peony cocok untuk mu tuan, kau sangat bahagia hari ini,"

"Haha,, yaahh begitu lah"

"Apakah kau juga ingin kurangkai bunganya?" Ia tampak mengangguk.

"Baiklah, tunggu sebentar tuaan..." Ia terlihat menggantung kalimatnya.

"Yoon Jeonghan" Senyumnya masih sama, dan tak pernah luntur sedikit pun.

Tidak lama, Jeonghan menerima buket bunga peony yang ia pesan, sesekali ia menghirup aromanya, dan senyumnya semakin merekah.

"Kau sangat hebat dalam merangkainya, terima kasih." Jeonghan mengeluarkan beberapa lembar uang kertas. "Namamu siapa? Jika aku menginginkan bunga lagi, aku akan kemari, dan memesannya secara khusus dari mu"

"Um? Namaku Han (y/n), salam kenal tuan, kau bisa kembali kapan pun"

"Panggil aku Jeonghan saja. Senang berkenalan dengan mu (y/n)" Setelah meletakkan duit, Jeonghan pergi keluar toko.

"Pria yang baik" Gumam kamu.
.
.
Jeonghan selalu datang setiap hari ke toko bunga tempat mu bekerja dan selalu memesan bunga yang sama. Terkadang kamu ingin bertanya, padahal masih banyak jenis bunga yang lain, tapi Jeonghan tetap ingin bunga itu.

"Oh, kau kembali lagi Jeonghan? Bunga peony lagi hm?" Tebak mu, dan benar Jeonghan mengangguk.

Kamu merangkai lagi bunga pesanannya dengan serapi mungkin.

"Kenapa kau memesan bunga yang sama setiap berkunjung?" Tanya mu sambil menyerahkan rangkaian bunga.

"Sudah ku duga kau akan bertanya (y/n)" Jeonghan menatap bunga nya dengan sendu. "Bisa kita duduk dulu?" Kamu mengangguk dan mengikuti Jeonghan. Kalian duduk disalah satu bangku dekat dengan tokomu.

"Aku ingin selalu merasa bahagia" Ucap Jeonghan tanpa basa basi lagi.

"Karena mungkin sebentar lagi aku tidak akan pernah merasakannya"
.
.
Dentingan lonceng pintu toko mu berbunyi, minggu ini banyak pelanggan yang datang ke toko tempat mu bekerja. Tak ayal terkadang kamu kewalahan menghadapi lunjakan pelanggan.

Seperti biasa, Jeonghan kembali. Namun dengan kursi roda, ia mendorong kursi rodanya sendiri.

"Ahaa, pelanggan setia ku kembali" Ucap mu ceria dan menerima senyuman hangat dari Jeonghan.

"Bunga Daffodil untuk mu" Ucap mu sambil menyerahkan bunga berwarna kuning tersebut pada Jeonghan.

"Aku tidak ingin bunga ini (y/n)" Tolak Jeonghan secara halus.

"Terima, jangan lihat warna ataupun fisik bunganya. Lihat makna dibalik nya Jeonghan. Optimisme, kau harus optimis" Jeonghan terdiam sembari melihat bunga tersebut.

"Kau saja jarang menjenguk ku (y/n) sejak aku menjalani kemo"

"Emm, kau tau kan aku sibukk... Lagipula penyakit mu berangsur baik Jeonghan, aku janji akan mengunjungi mu besok." Ucap mu sambil mengulurkan jari kelingking mu.

Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang