81. Lee Chan

1.8K 197 0
                                    

Req: AngelCaroline24

.
.
.
Kamu adalah murid baru di salah satu sekolah ternama di kota mu. Kamu bisa masuk berkat beasiswa yang kamu raih. Tidak hanya dibidang akademik, kamu juga hebat dalam bidang non-akademik. Kamu bukan gadis nerd yang menggunakan kacamata tebal serta tumpukan buku yang selalu dibawa kemana-mana, kamu hanya gadis biasa dengan kepintaran yang luar biasa.

Namun, mungkin ada yang kamu sesali ketika diterima disekolah elit tersebut. Ya, kakak kelas mu. Segerombolan yang selalu membully anak-anak yang tidak bersalah termasuk kamu. Kamu selalu menjadi sasaran empuk kakak kelas mu, Lee Chan. Kamu bahkan tidak mengetahui kesalahan mu padanya, yang ia inginkan hanyalah menyakiti mu.

Seperti saat ini, Chan merobek semua makalah tugas yang udah kamu buat mati-matian dan dia dengan seenak dengkul nya merobek. Bahkan robekan kertas tersebut ia lempar kan tepat diwajah mu. Kamu tidak bisa marah atau melontarkan kata kasar padanya, karena itu akan berakibat buruk untuk mu, maka dari itu kamu membiarkan saja semua kelakuan Chan.

"Nah (y/n), ini belum seberapa. Jadi jangan macam macam lo ke gue" Ucap Chan sambil menunjuk ke arah wajah mu.

Siapa juga yang macam-macam sama lo, dasar tengik!

Iya, kamu cuma mampu misuh didalam hati doang.

"Makanya jangan sok pinter sama kecakepan lo" Chan dengan kurang ajar nya memukul kepala mu lalu melenggang pergi.

"Setan memang. Ngaku aja kali kalo gue emang cakep!" Kamu berdecak. "Lagian gue emang pinter, kalo gak gimana gue bisa keterima disini?!" Kamu mungut semua robekan kertas dan membuangnya ke tong sampah.

"Untung masih ada cadangan, tau aja kalo tu kakak kelas tengik bakal buat tingkah lagi" Kamu juga pergi dari sana dan pergi ke kelas mu.

Setibanya dikelas kamu melihat teman sebangku kamu yang bagian atas baju nya basah dan terlihat noda disana.

"Lo kok basah gini sih?!" Tanya kamu setengah berteriak.

"Biasalah, kakel Seventeen bully gue lagi," Ucap dia santai dan melanjutkan baca bukunya.

"Kak Soonyoung?!" Dan diterima anggukan oleh nya.

"Yak Tae, lo lawan kek. Di lempar jus kan lo?" Taera menatap mu jengah.

"Lo dibully juga kaga ngelawan kan?" Ehe, kicep deh.

Kamu mengambil jaket mu yang terselempang di dekat kursi mu lalu memberikannya pada Taera.

"Baju lo terawang, pakai aja jaket gue" Taera mengangguk dan memakai jaket mu.
.
.
.
Saat jam pulang, kamu sendiri masih disekolah mengerjakan tugas, karena kamu juga gak mau numpuk numpuk tugas. Lagi sibuk sendiri Chan datang dengan berbagai snack ditangannya.

"Yoo (y/n) belom pulang ternyata" Kamu hanya diam dan tetap melanjutkan tugas mu, sedangkan Chan sibuk ngemilin snack bungkus ketiga.

Pantes tengik, ngemil micin mulu

Chan pun buang sampah nya kaga di tong sampah, dia buangnya dideket kamu, dan remahan snack Chan mengenai buku mu.

"Kak, remahan snack lo kena buku gue" Chan gak ngegubris dan tetep aja makan diatas meja kamu. Ga ada sopannya memang.

"Sampahnya jangan dibuang disini kak, itu disudut kelas ada tong sampah" Chan turun dari meja mu dan pergi keluar, meninggalkan sampah-sampahnya bersama mu.

"Titisan sapa si tu orang"

Kamu menghela nafas dan mengambil semua sampah Chan dan membuangnya. Sejujurnya kamu lelah di bully terus sama Chan, bahkan ada yang lebih parah dari itu, tapi kamu tetap mendiamkannya. Kami pulang dengan jalan kaki dan melewati trotoar, kamu mendengar ada klakso motor lalu menyerempet mu dari samping.

Kamu meringis karena siku kamu yang lecet akibat terserempet. Lukanya cukup panjang, kamu meniup-niup nya dan melihat kedepan, pengendara itu berhenti dan membuka kaca helm nya, itu Chan. Dengan seringaian licik nya.

"Makanya, jangan sok ceramahin gue. Maaf ya, gue sengaja nyerempet tadi, sakit? Atututu" Chan melesat dengan motornya meninggalkan kamu yang berusaha berdiri.

"Sakit banget" Kamu memegangi siku mu yang udah berdarah itu.
.
"Ma, (y/n) pulang" Mama kamu terkejut dengan siku kamu yang luka.

"Loh? Siku kamu kenapa?"

"Tersandung, trus jatoh" Kamu dari jauh-jauh udah mikirin alasan yang tepat ke Mama kamu, dan itu cukup membuatnya percaya.

Kamu masuk kedalam rumah dan mama kamu mulai membersihkan luka kamu. Kamu rasanya ingin pindah sekolah saja kalau begini terus, tapi mengingat ekonomi keluarga kamu, kamu memutuskan untuk diam saja dan menerima segalanya.

Malam nya kamu keluar rumah untuk ke toko buku membeli barang barang sekolah kamu yang sudah habis.

Namun, ketika perjalanan pulang, kamu melihat seseorang yang berjalan sempoyongan di trotoar bahkan ia terlihat meracau tidak jelas.

"Wait, itu bukannya kak Chan?" Kamu memicingkan matamu agar bisa melihat lebih jelas.

"Iya, itu kak Chan!" Pekik kamu "Tapi yaudahlah, pergaulan dia mah beda" Kamu berjalan kembali dan gak peduliin Chan meski ada sih kamu lirik-lirik ke Chan.

Tiiinnn!!! Tiinn!!

Kamu kembali menoleh kearah Chan, dan disana ada Chan yang nyebrang jalan dan gak perhatiin sekitar nya. Kamu menjatuhkan semua belanjaan kamu dan berlari kearah Chan.

"Minggir kak!" Kami mendorong Chan ketepi, namun naas, kamu yang tertabrak oleh truk yang akan menabrak Chan.

"Sialan lo woy!" Umpat Chan. Sedangkan kamu udah terlempar jauh kedepan. Kamu bisa lihat Chan yang berusaha jalan kearah kamu, kamu senyum melihatnya selamat walau ada luka di tangannya.

Pandangan mu buram, padahal sebelumnya kamu bisa melihat Chan sangat jelas, sebelum semuanya berakhir dengan kegelapan.

"Jangan mati dulu lo woy!" Ucapan Chan yang terakhir kamu dengar.
.
.
Kamu sadar setelah tiga hari koma, orang-orang disekitar kamu tersenyum bahagia kala kamu sadar dan membuka mata kamu setelah tiga hari.

"Bunda..." Panggil kamu lirih. Kamu merasa jika seluruh pandangan kamu gelap. "Aku udah bangun,, tapi... Kenapa gelap semua Bun?"

Bunda kamu terkejut, tapi kamu juga tidak bisa melihat ekspresi bunda kamu saat itu. Tidak lama dokter datang dan memeriksa kamu.

Dokter mengatakan jika kamu mengalami kebutaan akibat benturan yang kamu terima saat kecelakaan. Kamu hening, kamu bisa mendengar isakan dari bunda kamu.

"Bun, (y/n) gak bisa ikut olimpiade lagi ya?" Tanya kamu sambil tersenyum kecut. Bunda kamu mengelus surai hitam kamu.

"(y/n) bisa ikut olimpiade lagi. Kamu bisa sayang"

"Bunda bohong. Aku gak bisa ikut lagi. Karena apa? Karena aku buta bun! Aku butaa!" Kamu berteriak ke bunda kamu, dan saat itu juga kamu menangis mendengar kenyataan jika kamu tidak bisa melihat lagi. Tidak bisa melihat senyum ayah dan bunda kamu, serta kakak kamu yang kini masih diluar negeri.

-tbc
Sengaja bikin dua part. Cape aing😂

Imagine Seventeen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang