Imagine Seventeen [✔]

64. Hong Jisoo

"Senang bertemu dengan mu kembali, Hong Jisoo,"
.
.
Semilir angin menerpa wajah mu, menerbangkan helai demi helai rambut mu yang terurai bebas, menatap kearah sungai yang bersinar terkena semburat cahaya mentari petang. Senyum mu yang awalnya cerah, kini berubah menjadi senyum kecut dan tidak memiliki makna apapun, tidak enak pandang. Seolah kini kamu terlihat sangat menyedihkan, tapi itulah kenyataannya.

Hong Jisoo, pria yang sudah bersama mu selama lebih dari dua tahun terakhir melupakan mu karena kecelakaan yang ia alami. Kecelakaan tersebut terjadi ketika kamu dan Jisoo bertengkar hebat dan Jisoo memilih pergi ditengah kemarahan yang sengaja tak ia tunjukkan padamu. Kamu menyalahkan diri mu sendiri, seandainya jika kalian tidak bertengkar, mungkin kecelakaan ini tidak akan terjadi.

Berbulan-bulan Jisoo tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit dengan berbagai alat yang menempel pada tubuh kurus nya. Hingga ia membuka matanya, ia sudah melewati masa koma. Kamu senang, dan dengan cepat menuju rumah sakit tempat Jisoo dirawat. Namun, lain hal yang kamu temui, Jisoo disana, tapi ia meminta mu untuk pergi bahkan membentak mu

-----
Kamu datang dengan tergesa gesa, hingga kamu tiba di ruang Boungenvill tempat Jisoo dirawat. Kamu masuk dan langsung memeluknya, karena diruangan hanya ia sendiri.

Tiba-tiba, Jisoo menjauhkan dirimu dari nya.

"Maaf nona, aku tidak mengenal mu. Mungkin kau salah ruangan"

Kamu terkejut, hati mu hancur mengetahui jika Jisoo tidak mengenali mu sama sekali.

"Jisoo, aku (y/n), kau benar tidak mengenali ku?"

"Namaku memang Jisoo, tapi aku tidak mengenal mu nona, bahkan aku tidak pernah bertemu dengan mu" Nada bicara Jisoo sedikit meninggi.

"Tapi aku kekasih mu Jisoo!" Air mata mu mengalir lagi.

Jisoo menyatukan kedua tangannya didepan wajah nya.

"Kumohon nona! Aku tidak memiliki kekasih, pergilah. Aku baru sadar dan kau sudah mengganggu ku! Pergi!" Bentak Jisoo pada mu.

"Kau, mengusir ku?"

"Kau bisa menjawabnya sendiri" Jisoo memalingkan wajah nya, sedangkan kamu tersenyum kecewa.