"Terkadang ada hal-hal yang hanya bisa dipelajari dengan cara mengalaminya sendiri."
Denpasar, 1998.
Malam semakin larut dan aku pun bermimpi indah. Sedang asyik-asyiknya bermimpi, tiba-tiba aku mendengar suara yang mengganggu tidur lelapku.
Tok... Tok... Tok... Tok...
Mataku terbuka. Aku pun langsung menyadari bahwa suara ketukan-ketukan benda keras itu berasal dari luar pekarangan rumah. Dengan sigap, aku turun dari tempat tidur, berlari kecil mendekati jendela, menyingkap tirai bermotif bulan dan bintang. Kakiku harus ekstra berjinjit saat hendak naik pada sanggahan tepi jendela yang tingginya hampir sejajar dengan postur tubuhku. Namun, itu bukan masalah.
Dari balik jendela, kondisi halaman tampak begitu remang. Satu-satunya cahaya terang adalah cahaya jingga yang berasal dari pantulan-pantulan nyala obor yang dibawa oleh orang-orang yang sedang berjalan di gang, tepat di sebelah rumah kami.
Tok... Tok... Tok... Tok...
Suara tersebut terdengar kembali.
Menurut informasi yang pernah kudapatkan dari Mami, bunyi ketukan-ketukan tersebut berasal dari bambu yang dipukul-pukul oleh para penjaga pos Kamling yang sedang berkeliling menjaga keamanan penduduk sekitar. Maklumlah, di daerahku ini memang masih sangat rawan. Mami selalu bilang padaku agar tak keluar rumah sendirian, apalagi malam hari. Katanya, nanti aku bisa diculik orang. Tapi kalau hanya mengintip dari dalam jendela, boleh, kan?
Entah suara para burung merak atau kalkun, mereka "berteriak" karena terkejut mendengar suara tawa orang-orang yang berjalan mendekat. Lalu saat suara para burung sudah berhenti, aku bisa mendengar bahwa tawa orang-orang tersebut sudah beralih menjadi sebuah pembicaraan serius. Mereka membahas mengenai pencurian motor yang terjadi di gang sebelah beberapa waktu lalu.
Selang beberapa waktu, cahaya jingga mulai terlihat menjauh dan suara orang-orang tersebut terdengar semakin samar. Kuputuskan untuk kembali tidur karena tak ada lagi hal menarik untuk dilihat. Aku membalikkan tubuh, turun dari sanggahan tepi jendela dengan hati-hati. Namun, saat hendak menutup tirai jendela aku justru melihat wanita "Bertaring".
Sejak hari panen alpukat aku semakin sering melihat kehadirannya. Suatu hari, secara tanpa sengaja, aku pernah melihat bagian tubuhnya melayang-layang tanpa kulit, memperlihatkan organ dalam yang terburai. Tak ada tangan. Tak ada kaki. Dan aku mengira bahwa ia sedang terluka atau menderita suatu penyakit yang serius.
Hari berikutnya aku melihat ia terbang menembus pepohonan. Aku yang merasa penasaran akhirnya mencoba melakukan suatu eksperimen. Aku berdiri di depan sebuah pohon mangga yang terletak di samping ayunan. Aku menyentuh pohon tersebut, berharap bisa menembus seperti yang dilakukan oleh wanita "Bertaring". Sayangnya, hal tersebut tak berhasil. Tak mau menyerah begitu saja, aku pun mencoba melakukan eksperimen tersebut pada berbagai macam media lain. Kecuali pada air, semua hasilnya sama.
Karena sudah berada di ambang keputusasaan, akhirnya aku memutuskan untuk bertanya kepada Mami. "Mi, gimana sih caranya biar kita bisa tembus pohon?"
"Tembus pohon? Mana ada orang yang bisa tembus pohon. Ada-ada saja kamu."
"Tapi, kita bisa kok tembus air. Jadi, kenapa kita nggak bisa tembus pohon?"
"Karena air itu benda cair, sementara pohon itu benda padat alias keras," jelas Mami, kemudian menghela napas. "Kalau kamu terbentur meja, sakit, nggak?" Kini Mami balik bertanya.
Aku sedikit meringis saat membayangkannya. "Sakit."
"Tembus?"
Aku menggeleng.
"Nah, itu karena meja termasuk benda padat. Intinya, itu semua berlaku untuk benda yang bisa digenggam. Sekarang coba Ensa jawab, air bisa digenggam, nggak?"
"Tunggu," kataku, menyelupkan tangan kananku ke dalam gelas. Saat itu juga air langsung memercik ke bajuku, mengalir ke atas meja, berjatuhan di atas karpet.
"ASTAGA, ENSA!!!" teriak Mami sambil mendelik padaku.
Aku merenungkan perkataan Mami selama beberapa waktu lalu teringat bahwa wanita "Bertaring" bisa terbang tanpa sayap sama persis dengan wanita yang selalu berdiri di atas pohon jambu air. Mereka serupa, tetapi dalam bentuk yang berbeda, begitu kesimpulan akhirku.
Jika boleh jujur, wanita "Bertaring" terasa jauh lebih menyeramkan pada saat malam hari. Ada semacam efek tambahan yang membuat bulu kuduk berdiri, padahal ia sama sekali tak bergerak dari posisinya. Matanya fokus melihat ke arahku, tetapi ia tak mengucapkan sepatah kata pun. Selain itu, aku juga mendapatkan sebuah fakta bahwa ia senang berada di atas pohon mangga yang terletak tepat di seberang jendela kamarku. Anehnya, jika ia sedang tak berada di sana, maka ada seekor ayam berjengger merah yang akan mengantikan posisinya.
Aku tak bisa memberitahu kedua orang tuaku mengenai keberadaannya maupun ketakutanku. Aku tak ingin Papi menganggapku berhalusinasi dan tak ingin membuat Mami merasa takut. Jadi, kuputuskan untuk menyimpan dan menghadapinya sendiri. Kucoba memberanikan diri berbicara kepadanya, meskipun menggunakan suara pelan yang nyaris tak terdengar. "Sudah, ya. Aku mau tidur." Tanpa menunggu jawaban, kututup tirai jendela lalu berjingkat ke atas tempat tidur.
Tak lama kemudian, aku mendengar wanita "Bertaring" mengucapkan hal-hal mengenai darah dan daging segar dengan suara mendesis yang terdengar cukup jelas, seakan-akan kami berada satu ruangan. Aku segera menarik selimut, memejamkan mata, memeluk Sally dengan sangat erat.
Saat itulah aku baru menyadari bahwa yang sedang kuhadapi adalah sesuatu yang jahat.
•🌙•🌙•🌙•
Ada yang tahu asal usul kuyang atau leak? Menurut kalian, mereka sama atau berbeda? Tulis pendapat kalian di kolom komentar ya. I'd love to read it, but remember to keep comments respectful©
Did you enjoy chapter 9 of VISIBLE 1?
Beri dukungan terhadap penulis dengan cara follow Wattpad: Ensatrixie, klik tanda bintang (☆) di bawah, bantu mempromosikan cerita ini di medsos atau kepada teman-teman kalian 💕
*Cerita ini merupakan karya original yang memiliki HAK CIPTA dan dilindungi oleh Undang-Undang. Di larang keras untuk mengkopi atau menerbitkan tanpa seizin penulis.
Thank you so much for your support and attention!
Love, Ensatrixie (IG), xoxo.
- Bersambung -
KAMU SEDANG MEMBACA
Books #1-3: The VISIBLE Series (Wattpad Books Edition)
HorrorBerdasarkan KISAH NYATA. - VISIBLE 1 (1997-2002): Horror - Mystery ✔ - VISIBLE 2 (2002-2005): Horror - Mystery ➡ Ongoing - VISIBLE 3 (2006-2007): Horror - Mystery ➡ Coming up in December 2021. Ps: New Versions!