18. SEBUAH JALUR PETUALANGAN

603 25 16
                                    

Hello, Lovisible! Happy Weekend! Sore ini aku akan mengajak kalian untuk pergi jalan-jalan ke sebuah tempat yang tak kalah seru dengan yang kemarin-kemarin. Apa kalian sudah siap dengan petualangan selanjutnya? Mari kita berpetualangan! Love, E. Xoxo. Ps: Jangan lupa untuk memberikan VOTEMENT yah! Mohon dukungan kalian >_<

"Pengalaman hanya akan bertambah jika kau berani mencoba hal-hal baru."

Denpasar, 2003.

Sementara Papi masih betah memancing, aku meminta izin padanya untuk pergi ke sisi dalam gerbang dam di mana terdapat sebuah rawa yang memiliki pemandangan indah nan khas.

Saat aku sudah memasuki area tersebut, aku memperhatikan bagian sekat atau pembatas dam yang berfungsi untuk mengatur tingkat laju arus air. Entah mengapa aliran air yang melewati bagian tersebut selalu tampak deras seperti air terjun mini versi khayalanku. Hmm... ini adalah salah satu hal yang mendebarkan. Dari begitu banyaknya sungai, salah satu alirannya terkumpul di tempat ini, turun menuju ke rawa ini—yang artinya, tempat ini merupakan salah satu titik terpenting dari berlangsungnya kehidupan antar makhluk. Bisa kalian bayangkan ada berapa banyak ikan atau makhluk hidup lain yang terbawa arus dan berujung di tempat ini? Bisa kalian bayangkan ada berapa banyak makhluk hidup yang begitu bergantung pada tempat ini? Nah, itu dia yang aku maksud.

Baru-baru ini pemerintah membangun sebuah jalan yang bisa dilalui oleh pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Jalan tersebut merupakan jalan buntu yang memiliki fungsi khusus. Menurut Papi—yang menjadi salah satu orang yang pernah melakukan perjalanan dari tempat tersebut, ada perahu kecil yang biasanya menanti di bagian ujung jalan. Bisa dikatakan bahwa tempat tersebut memiliki fungsi yang mirip seperti dermaga. Tak hanya itu saja, rupanya jalur tersebut akan langsung mengarahkan kita ke laut lepas. Sungguh menakjubkan, bukan?

Aku telah memasukkan rawa ini ke dalam daftarku. Suatu saat nanti—jika aku sudah besar, aku juga ingin menelusuri rawa ini hingga ke laut lepas—walau FYI, aku menyukai pantai, tetapi tidak dengan laut.

Pertama, aku memang bisa mengapung, tetapi tak bisa berenang dengan baik. Kedua, aku tak begitu suka berada jauh dari daratan seakan-akan laut mengintimidasiku. Ketiga, aku merasa kurang nyaman melihat begitu banyak air apalagi saat mengetahui betapa dalamnya lautan. Satu hal lagi yang membuat aku merasa lucu adalah zodiak airku sepertinya tak banyak memberi pengaruh.

Namun, aku rasa petualangan seperti ini layak untuk dicoba. Aku membayangkan bahwa penelusuran di rawa ini akan seperti penelusuran pada sungai amazon versi mini-Bali. Dan karena itulah aku akan mengabaikan tiga faktor di atas. Aku yakin itu pasti akan menjadi petualangan yang seru dan pengalaman yang sangat baru bagiku.

Angin berhembus sepoi-sepoi membawa aroma air rawa yang khas. Pohon-pohon bakau tumbuh dengan sangat rindang seakan sengaja diciptakan untuk memberi efek teduh. Beragam jenis burung terlihat terbang bebas dari satu dahan ke dahan lain. Dan yang paling menarik, kalian akan mendengar begitu banyak suara dari para makhluk hidup yang tinggal di rawa ini pada saat kalian memejamkan mata dan berkonsentrasi.

Suara yang paling nyaring terdengar adalah suara para burung. Mereka saling bersaut-sautan seakan sedang mengadakan pentas paduan suara. Secara visual, para burung tersebut terdiri dari beberapa macam warna. Ada yang berwarna putih—jenis burung yang kuyakini sebagai burung camar. Ada juga yang berwarna coklat dan hitam, entah apa namanya. Suara mereka terdengar unik dan khas sesuai dengan jenisnya masing-masing. Menurut Papi, mereka adalah jenis burung laut yang sedang membuat sarang di antara dahan pepohonan bakau. Dan benar saja, terlihat ada begitu banyak sarang!

Salah satu fakta lain yang harus kalian ketahui, tempat ini juga merupakan rumah bagi para ular. Aku pernah melihat ada seekor ular yang terbang dari satu pohon ke pohon lain. Namun, entah karena ada kesalahan akurasi atau semacamnya, ular tersebut justru mendarat di bagian jalan dan mengejar salah satu pemancing. Pemancing tersebut langsung melarikan diri, sementara orang-orang yang ada di sekitarnya justru mentertawakannya. Di antara akar pepohonan pun aku pernah melihat seekor ular yang sedang berenang sambil mencoba memangsa ikan. Selain itu, aku juga pernah melihat sebuah sarang ular beserta telur-telurnya!

Ya, ini adalah salah satu tempat munculnya kehidupan baru sekaligus terjadinya rantai makanan dan hukum alam. Karena pengalaman-pengalaman itulah, aku memutuskan untuk memperhatikan dari jauh.

Nyatanya, tak hanya makhluk hidup saja yang tinggal di sana. Dari posisiku berdiri, aku juga melihat makhluk-makhluk dari alam lain—sesuatu yang berasal dari zaman yang sangat lampau.

Siapakah mereka?

Mari kita pecahkan bersama misteri ini.

»©»©»©»

Penasaran? Nantikan petualangan VISIBLE selanjutnya ya!

Did you enjoy chapter 18 of VISIBLE 2?

Beri dukungan terhadap penulis dengan cara follow Wattpad: Ensatrixie, klik tanda bintang () di bawah, bantu mempromosikan cerita ini di medsos atau kepada teman-teman kalian 💕

*Cerita ini merupakan karya original yang memiliki HAK CIPTA dan dilindungi oleh Undang-Undang. Di larang keras untuk mengkopi atau menerbitkan tanpa seizin penulis.

Thank you so much for your support and attention!

Love, Ensatrixie (IG), xoxo.

- Bersambung -

Books #1-3: The VISIBLE Series (Wattpad Books Edition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang