15. INSTING YANG MENYALA

794 27 21
                                    

Thank you so much, Lovisible!!! HAPPY 50.000+ READS!!!

Aku sama sekali tidak menyangka akan mendapatkan pembaca sebanyak ini. Awalnya aku sempat khawatir karena rumitnya lika-liku kehidupanku akan membuat buku VISIBLE sulit untuk mendapatkan pembaca. Namun, setelah melihat hal ini... aku merasa senang dan bersemangat bisa menemukan pembacaku tersendiri

Mohon dukung terus VISIBLE ya. Jangan lupa untuk memberikan VOTE agar semakin banyak yang membaca. ~Welcome for kritik & saran. Have a nice day!

"Percayalah pada anjingmu karena ia lebih mudah mendeteksi mara bahaya, ancaman atau sesuatu yang 'salah'."

Denpasar, throwback (2002).

"Aduh, aku jadi buat Ensa nangis. Sorry, ya," kata Tante Rosaline sambil memelukku. "Nggak apa-apa, Ensa. Tante juga sedih kok. Tapi Xena pasti sudah bahagia di atas sana. Jadi, kita nggak boleh bersedih terlalu lama. Kita harus kuat dan ikhlas biar Xena diberikan kedamaian," nasihatnya kemudian, membuat aku semakin tak mengerti dan kehilangan kata-kata.

Di satu sisi ia tampak penuh pengertian dan kasih sayang, di sisi lain... entahlah. Aku masih belum dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkannya. Kalian tahu, ini seperti ada pergeseran kepribadian.

"Sebenarnya aku juga bingung kenapa bisa kejadian kaya gitu. Padahal sebelumnya dia nggak pernah lompat dari pagar loh. Sayaaaangggg... banget aku sama Xena. Rumah ini jadi sepi gara-gara nggak ada dia," tambah Tante Rosaline, kembali fokus kepada Mami, sementara tangannya menggenggam tanganku.

Mami hanya bisa membalasnya dengan tersenyum canggung, sementara aku langsung bangkit dari tempat dudukku lalu berjalan menghampirinya. "Mi, ayo, pulang," ajakku sambil menarik-narik ujung pakaiannya.

"Ensa, mau pulang sekarang?" tanya Tante Rosaline dan aku pun menjawabnya dengan sebuah anggukan.

Beruntungnya, Mami menuruti kemauanku untuk segera pulang.

Di penghujung perjumpaan kami, Tante Rosaline kembali memelukku sambil mengucapkan, "Ensa, jangan sedih. Nanti Tante akan beli anjing dalmation lagi kok. Kamu main-main ke rumah ya. Anjing kecil, kan, lagi lucu-lucunya."

"Aku maunya Xena, nggak mau anjing dalmatian yang lain," balasku.

"Jangan khawatir. Tante yakin yang baru bakal lebih bagus kok daripada Xena. Nanti kamu pasti akan suka."

Dan perkataannya itu hanya membuatku kembali menangis.

Pada intinya, akhirnya aku dan Mami pergi dari rumah Tante Rosaline dengan agak terburu-buru. Menurutku, mungkin Mami juga tahu bahwa tangisanku akan berlangsung lama.

Saat sudah berada di dalam mobil aku bertanya kepada Mami hanya sekadar untuk memastikan. "Apa benar Tante Rosaline sudah makan Xena?"

Mami pun hanya menjawab, "Hmm. Sepertinya dia sudah terbiasa begitu. Mami juga baru tahu."

Setelah mendengarnya, aku memalingkan wajahku lalu memandang ke arah luar jendela. Aku dan Mami menuju rumah dengan diselimuti keheningan dan pikiran kami masing-masing. Walau Xena bukan anjingku dan walau aku baru bertemu tiga kali dengannya, dadaku terasa sesak hanya dengan memikirkannya.

Books #1-3: The VISIBLE Series (Wattpad Books Edition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang