28. SI TIKUS BESAR

232 23 8
                                    

"Karena merasa kesepian, mereka senang mencari perhatian."

Lumajang, 2003.

Tanpa menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya, aku membalikkan tubuh kemudian berlari menuju ke dalam rumah. Entah mengapa, dari semua "jenis" hantu, aku merasa paling tak nyaman dengan "jenis" yang satu ini. Mungkin karena mereka tampak benar-benar seperti mayat hidup atau karena bau tubuh mereka yang khas atau bisa jadi karena mereka tampak terikat dan terbalut kain. So scary!

Arrrggghh... aku harap aku bisa segera melupakan bagaimana sosok mereka!

NB: Dan sayangnya setelah bertahun-tahun aku tetap gagal.

Suara langkah kaki terdengar tepat di belakangku. Rupanya Ranny ikut berlari menyusulku, dan lagi-lagi tanpa memahami situasi yang sedang terjadi. "Ada apa?" tanyanya sambil terus ikut berlari.

Di saat-saat seperti ini aku pun memilih untuk mengabaikannya. Aku saja tak begitu ahli dan senang dalam menjelaskan sesuatu, apalagi sambil berlari. Hal itu tentu saja akan menjadi sangat merepotkan.

Sesampainya di dalam rumah, aku langsung menuju ke kamar mandi. Aku mencuci kaki, tangan dan wajahku seperti sebuah kebiasaan yang diajarkan oleh Mami sejak aku kecil. Ia dan keluarganya percaya bahwa dengan membasuh diri dan mengganti pakaian bisa menghilangkan hal-hal buruk yang "terbawa/tertempel" pada saat kita berada di luar rumah.

Saat aku telah selesai, aku mendapati bahwa Ranny sudah menungguku di ambang pintu dengan kedua tangan terlipat di depan dada, menghalangi jalan keluar. "Ada apa, Ensa?" tanyanya sekali lagi.

Aku menggigit bibir bawahku, bingung harus bagaimana menjelaskannya. "Cuma iseng," kataku pada akhirnya sambil berusaha nyengir.

Ranny menghela napas panjang. "Astaga, kupikir kenapa," eluhnya, kemudian ia menggeleng-gelengkan kepala.

"Astaga, kupikir kenapa," ujar suara lain—suara seorang wanita yang menirukan perkataan Ranny.

Dengan perlahan aku mengangkat kepalaku hingga wajahku menghadap ke bagian atas. Saat itu juga aku melihat ada seorang hantu wanita yang keluar dari langit-langit kamar mandi yang berlubang. Tubuhnya hanya terlihat setengah dengan posisi terjungkir, sementara ujung helaian rambutnya yang sangat panjang nyaris menyentuh mataku.

Saat sadar aku bisa melihatnya, mata hantu wanita itu membesar dan senyumannya melebar. Sontak saja aku segera menggeser tubuh Ranny agar bisa keluar dari kamar mandi tersebut. Baru sekitar dua langkah, aku berhenti kemudian membalikkan tubuhku.

"Kenapa atap kamar mandimu bisa punya lubang sebesar itu?" tanyaku heran.

"Ah, itu. Atap kamar mandinya rusak gara-gara bocor."

"Oh."

"Apa kamu lihat sesuatu?" Ranny mengarahkan pandangan matanya ke arah lubang kamar mandi tersebut.

"Hmm... ya," jawabku setengah ragu sambil melakukan hal yang sama dan mendapati hantu wanita tersebut sedang melambai-lambaikan tangannya padaku.

"Kamu kaget, ya? Aku juga pernah lihat ada tikus di atas situ, bahkan sepertinya mereka sedang berkelahi."

"Oh, ya? Mereka sampai berkelahi?" tanyaku memanfaatkan kesalahpahaman yang terjadi.

"Ya. Mereka sering membuat suara gaduh dan berjalan ke sana kemari. Aku sudah pernah bilang ke Ayah agar cepat-cepat memperbaiki lubang kamar mandi itu karena takut kejatuhan tikus. Tapi Ayah masih belum sempat juga. Jadi, ya, begitu. Lubangnya jadi tambah parah."

"Sebaiknya kamu ingatkan saja Ayah lagi. Aku rasa tikus yang kali ini jauh lebih besar daripada yang sebelum-sebelumnya."

"Oh, ya? Kalau begitu aku harus beri tahu Ayah sekarang juga," kata Ranny, kemudian pergi mencari Ayahnya.

Sepeninggalan Ranny, hantu wanita tersebut tiba-tiba terkekeh. "Aku seekor tikus—tikus yang besar sekali," katanya sambil bersenandung dan tersenyum ke arahku.

"Pergi sana!" balasku sambil mendelik ke arahnya.

»©»©»©»

Did you enjoy chapter 28 of VISIBLE 2?

Beri dukungan terhadap penulis dengan cara follow Wattpad: Ensatrixie, klik tanda bintang () di bawah, bantu mempromosikan cerita ini di medsos atau kepada teman-teman kalian 💕

*Cerita ini merupakan karya original yang memiliki HAK CIPTA dan dilindungi oleh Undang-Undang. Di larang keras untuk mengkopi atau menerbitkan tanpa seizin penulis.

Thank you so much for your support and attention!

Love, Ensatrixie (IG), xoxo.

- Bersambung -

Books #1-3: The VISIBLE Series (Wattpad Books Edition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang