8. AKU vs MAMI

1.1K 29 14
                                    

Hai, Lovisible & Visiblelicious! Sebelum kalian mulai kembali membaca, aku akan sedikit menjelaskan bahwa aku sengaja membagi tema VISIBLE yang panjang menjadi beberapa bagian. Jadi, jika kalian merasa bingung saat membaca VISIBLE 2 chapter 8 (misalnya), mohon pastikan agar kalian membaca kelanjutan cerita pada chapter selanjutnya ya. Sekian informasi untuk saat ini. Selamat membaca 🤗

"Tak ada rumah yang akan terasa sama. Percayalah."

Denpasar, 2003.

Aku pernah mendengar orang-orang yang menyatakan bahwa hari Minggu adalah hari untuk bersantai, bermalas-malasan, tidur sampai siang dan sebagainya. Namun bagiku, hari Minggu justru merupakan hari bertualang. Selain menyenangkan karena selalu berwarna merah di kalender, hari Minggu selalu membuatku ceria dan berdebar-debar menanti cerita atau pengalaman baru.

Sudah menjadi tradisi bagi keluargaku untuk meyakini bahwa hari Minggu adalah hari di mana kita perlu menghabiskan waktu bersama keluarga. Tak perlu sesuatu yang mahal atau mewah, entah itu hanya berkebun, bersepeda, mencoba resep baru atau mendekor ulang salah satu bagian rumah-bisa juga dengan pergi ke pantai, berwisata kuliner atau mengekplorasi tempat-tempat baru. Nah, yang terakhir adalah bagian yang menyenangkan mengingat aku senang menjelajah dan Bali telah menfasilitasinya.

Ngomong-ngomong soal itu, minggu ini Papi telah berjanji untuk mengajakku pergi ke sebuah Dam yang letaknya tak begitu jauh dari rumah kami. Uniknya, Papi yang hobi memancing dari kecil justru sama seperti aku-tak suka memakan ikan, sementara Mami justru sebaliknya.

Aku sering berdebat dengan Mami mengenai ikan hasil pancingan Papi. Aku lebih suka melepaskan ikan-ikan tersebut di kolam untuk dipelihara, sementara Mami lebih suka menggorengnya dengan bumbu kuning. Dulu-saat aku sangat kecil dan belum mengerti, kebanyakan ikan yang kurus akan berakhir di kolam dan yang gemuk berakhir di atas meja makan. Aku selalu terganggu akan moment tersebut dan kehilangan selera makanku. Itu, kan, ikan yang hidup tadi, begitulah batinku.

"Bayangkan saja itu bukan ikan, tapi kepiting!" seru Mami suatu hari.

Aku suka kepiting, BTW. Mami tahu kelemahanku dan di sanalah ia berusaha mengibarkan bendera kemenangannya.

Sebenarnya selama sejenak aku sempat berpikir untuk menjadi vegetarian, tetapi gugur saat teringat konsep keseimbangan gizi empat sehat lima sempurna dan juga kepiting, mungkin juga ayam... ah, jangan lupa bakso serta siomay! Aku harap kalian bisa memakluminya... aku, kan masih dalam masa pertumbuhan! Ya, ya, ya... aku akui aku memang sedang ngeles. Tapi memang benar, di TK ku dulu, para murid sering sekali mempelajari hal tersebut. Dan lucunya, kebanyakan dari kami tetap suka menyingkirkan bagian sayur.

Perdebatan antara aku dan Mami nyaris mencapai final sebelum akhirnya aku berhasil menemukan celah. Aku pun tersenyum kepada Mami. "Aku, kan, nggak makan kepiting setiap hari dan sebanyak Mami," kataku berusaha membela diri.

Perkataanku mengakibatkan Mami mendelik dan kami pun berdebat kembali.

•🌙•🌙•🌙•

Kuusahakan untuk update lagi besok. C yah!

Did you enjoy chapter 8 of VISIBLE 2?

Beri dukungan terhadap penulis dengan cara follow Wattpad: Ensatrixie, klik tanda bintang () di bawah, bantu mempromosikan cerita ini di medsos atau kepada teman-teman kalian 💕

*Cerita ini merupakan karya original yang memiliki HAK CIPTA dan dilindungi oleh Undang-Undang. Di larang keras untuk mengkopi atau menerbitkan tanpa seizin penulis.

Thank you so much for your support and attention!

Love, Ensatrixie (IG), xoxo.

- Bersambung -

Books #1-3: The VISIBLE Series (Wattpad Books Edition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang