"Setiap orang bisa ikut memilih dan menciptakan kenangannya sendiri."
Bali, XXXX (Tempat dirahasiakan), 2000.
Aku memeluk Sally sambil tak berhenti berceloteh. Rasanya tak sabar karena sebentar lagi kami akan segera tiba di salah satu pantai fenomenal, incaran para turis dari seluruh dunia.
Dari kursi belakang, aku memandangi kedua sosok orang tuaku. Menurutku, mereka adalah pasangan paling romantis! Bagaimana, tidak? Mereka berdua selalu tampil serasi dan saling memikat, seakan memang ditakdirkan untuk bersama. Contohnya saja hari ini. Papi dan Mami sama-sama mengenakan pakaian berwarna serba putih. Papi tak lupa mengenakan topi koboi kebanggaannya, sementara Mami mengenakan topi serupa dengan tambahan pita di bagian belakang. Sungguh serasi, bukan?
Sesekali lengan mami menggelanyuti lengan Papi, memeluknya dari sisi samping sambil berceloteh riang mengenai desain baju terbaru yang akan direalisasikan. Papi yang sedang menyetir, menganggguk-angguk, menjadi seorang pendengar yang baik. Mereka berdua selayaknya remaja yang sedang dimabuk asmara.
Di sisi lain, Freddie, burung kesayangan Mami, yang sedari tadi berada di atas dashboard, tampak cuek, tak terganggu dengan kedua insan yang berada di hadapannya. Ia sedang asyik mengangguk-anggukkan kepala, menikmati lagu klasik romantis yang disetel oleh Papi.
Walau terlihat jinak, sebenarnya aku dan Papi sama sekali tak bisa menyentuh Freddie karena ia bersikap one man (Hanya jinak kepada satu pemilik, seperti anjing doberman). Meskipun begitu, ia merupakan burung yang sangat perhatian. Setiap pagi Freddie memiliki sebuah kebiasaan unik. Ia takkan pernah lupa membangunkan Papi dengan kalimat, "Pak Sastra bangun!" sambil mengangguk-anggukkan kepala. Ya, Freddie adalah seekor burung cerdas yang bisa mengucapkan beberapa kalimat. Jika Papi tak bangun juga, biasanya Freddie akan segera mengomel atau memanggil namaku dengan nada yang amat sangat mengesalkan, berharap aku melakukan sesuatu terhadap Papi. Harus aku akui, burung aneh dan angkuh itu memang sangat menawan.
Ban mobil berdecit saat Papi menghentikan mobil di parkiran kosong yang ada di seberang salah satu kafe yang sangat terkenal di Bali. Beberapa turis yang sedang berjalan tiba-tiba berhenti tepat di depan mobil kami sambil mengacungkan kedua ibu jari dan tersenyum lebar.
Dan aku tahu mengapa mereka seperti itu.
Mobil Papi bentuknya sangat panjang dan antik. Mercedes Benz 230.S tahun 1966 dengan warna merah maroon juga merupakan salah satu tipe mobil klasik yang sangat dikagumi karena bentuk bagian belakangnya tampak seperti mobil Batman.
Ketika Papi turun dari mobil, salah seorang turis asing datang menghampiri. "Hi, I'm Mikael from Germany," katanya sambil mengulurkan salah satu tangan kepada Papi. "Your car is very fantastic," lanjutnya usai berjabat tangan. Ia mengelus-elus rahang, memperhatikan mobil Papi dengan seksama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Books #1-3: The VISIBLE Series (Wattpad Books Edition)
TerrorBerdasarkan KISAH NYATA. - VISIBLE 1 (1997-2002): Horror - Mystery ✔ - VISIBLE 2 (2002-2005): Horror - Mystery ➡ Ongoing - VISIBLE 3 (2006-2007): Horror - Mystery ➡ Coming up in December 2021. Ps: New Versions!