29. SYARAT

1.2K 26 4
                                    

Hari ini sebenarnya kondisi agak drop, tapi kuusahakan untuk tetap update. Mohon bantuan koreksi, ya, kalau ada kata yang salah. Thank you! Please, enjoy the story.

Masih suka baca VISIBLE, tapi belum follow author juga? Sungguh terlalu :"

"Mengetahui lebih banyak rentan terhadap risiko dan konsekuensi."

XXXX, Bali, 2000.

Seakan menjawab keresahanku, aku mendapat sebuah cuplikan kejadian yang memberitahuku lebih banyak...

Saat itu langit sudah gelap, angin berhembus dengan kencang, air laut naik melewati bibir pantai dan keadaan jalan sudah sangat sepi. Aku rasa itu sudah lewat waktu tengah malam, kemungkinan sekitar pukul satu atau dua pagi.

Seorang pria yang sedang mengendarai sepeda motor tiba-tiba menepi lalu turun dengan tergesa-gesa. Di tangannya tampak sebuah kantong plastik berukuran sedang sewarna dengan pakaiannya yang hitam legam. Dengan penuh keyakinan, pria tersebut berjalan melewati tembok dan pepohonan, tanpa menoleh sekali pun. Karena minimnya pencahayaan, aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tetapi sangat yakin bahwa pria bertubuh kurus tersebut memiliki kumis.

Pria tersebut berhenti di satu titik, memilih berada di tengah-tengah, tak begitu dekat dengan tembok, juga tak begitu dekat dengan buih sisa ombak air laut yang menyapu pantai. Ia memandang sejenak ke arah laut lalu mulai menggali pasir dan meletakkan sebuah botol.

Lalu cuplikan kejadian tersebut memudar.

"Ada seorang pria yang sengaja menaruhmu di dalam botol dan menguburmu di sini," kataku kemudian.

"Ya, dia memang kep*r*t. Dia berhasil menjebakku. Cepat keluarkan aku dari sini!" seru Hantu Pasir tersebut sambil menatapku tajam.

"Sepertinya dia menghukummu. Memangnya apa yang sudah kamu lakukan?" tanyaku penasaran.

Ada sedikit jeda, sebelum ia berkata, "Bukan urusanmu, Gadis Kecil. Cepat keluarkan aku dari sini!" Dalam nada bicaranya ada aliran kemarahan, tetapi bukan sekadar kemarahan. Ada sesuatu yang lebih gelap dan dalam.

"Kamu ingin balas dendam," kataku setelah mencoba memahaminya.

"Ya, tentu saja," sahut Hantu Pasir dengan terus-terang. "Dia sudah membuatku terkubur di dalam sini dan itu sangat menyiksa. Aku akan menghantui dia dan keluarganya sampai dia berlutut dan meminta maaf padaku." Ia tersenyum licik seakan sedang membayangkan suatu adegan. Ekspresinya terlihat begitu mengerikan, berbeda dengan saat pertama kali berbicara denganku.

Penglihatanku kemudian kembali berlanjut...

Kali ini aku melihat sebuah keluarga yang sedang berkumpul bersama di sebuah teras rumah bernuansa Bali. Di sana ada sosok seorang ayah, ibu, anak laki-laki remaja dan anak perempuan yang mungkin seusia denganku. Mereka sedang berbincang dan tertawa bersama usai menyantap hidangan makan malam. Pria pembawa botol tersebut berserta keluarganya.

"Cepat... keluarkan... aku." Suara si Hantu Pasir terdengar menggeram padaku.

Mataku refleks terbuka lalu tiba-tiba tertarik untuk melihat ke arah belakang. Aku menemukan Kun-kun Kelapa yang sudah kembali duduk di atas "singgasana"-nya, menggelengkan kepala sekilas, memberi semacam kode. Aku pun segera bangkit dan menjauhkan diri dari galian.

"APA YANG KAMU LAKUKAN? CEPAT GALI DAN KELUARKAN AKU DARI SINI!!!" bentak Hantu Pasir tersebut sambil mendelik.

Aku tak tahu atas dasar apa ia di letakkan ke dalam batu kerikil dan botol tersebut atau bagaimana ia bisa keluar setengah seperti ini. Namun, dari caranya berbicara dan mengutarakan pikirannya, itu sudah cukup memberikan gambaran atas tindakan apa yang harus kuambil selanjutnya.

Books #1-3: The VISIBLE Series (Wattpad Books Edition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang