29. TAKTIK MENUJU KEMENANGAN

237 22 18
                                    

"Bahkan hantu pun masih memiliki sisi manusiawi. Namun, mengapa manusia justru sering kehilangan hal tersebut?"

Lumajang, 2003.

Sesudah hari "perkenalan" kami, hantu wanita dari atap kamar mandi tersebut ternyata tak mau menyerah padaku. Sepertinya ia sangat berniat untuk mengusikku dengan menyediakan begitu banyak bahan celotehan agar aku mau berbicara dengannya. Awalnya aku bisa mengabaikannya dengan cara mengajak Ranny mandi bersama agar memiliki teman berbicara sekaligus bahan pengalihan. Namun, dalam kondisi yang tak memungkinkan-hal yang tak perlu dijelaskan secara detail, aku pun pada akhirnya harus tetap "sendiri".

Hantu wanita tersebut benar-benar bertindak di luar dugaan. Ia sangat keras kepala, terbukti dari sikapnya. Ia terus-menerus berbicara walau sudah jelas mengetahui bahwa aku tak berminat. Saat aku mulai bernyanyi untuk berpura-pura tak mendengarkannya, hebatnya ia tetap bertahan.

"Oke. Oke. Oke. Ayo, kita bahas soal lagu. Itu lagu siapa?" tanyanya penasaran.

Diam-diam aku merasa beruntung karena ia tak mengetahui lirik lagu Avril yang sedang kunyanyikan sehingga kami tak melakukan duet suara sumbang terbaik yang pernah ada di alam semesta.

Sebenarnya aku menyadari akan satu hal yang terwakili dengan cukup jelas dari sikapnya. Hantu wanita tersebut merasa sangat kesepian dan ingin memiliki seorang teman yang bisa diajak berbicara. Saat aku berusaha mencari tahu lebih lanjut, entah bagaimana, sekilas aku mendapat sebuah gambaran bahwa selama ini ia hanya berbicara pada para tikus yang tinggal di atap.

Ya, Ranny memang benar. Di atap memang ada beberapa tikus yang membentuk suatu koloni. Aku melihat sebuah adegan yang memperlihatkan para tikus yang sedang berlarian di dalam benakku. Mereka menyelinap masuk melalui halaman belakang, naik menuju ke bawah genteng, masuk ke dalam bagian yang berlubang kemudian bersarang di dalamnya.

Kembali lagi kepada si hantu wanita. Ia berada di atap bukan atas kemauan dirinya sendiri, tetapi karena "terjebak". Hal ini terjadi karena sistem zona wilayah yang biasanya dimiliki para hantu. Gambaran lain yang muncul di dalam benakku ialah pada masa yang sangat lampau hantu wanita tersebut sering berkeliling rumah kemudian berbuat sesuatu yang jahil dan berceloteh sembarangan kepada para hantu penghuni yang saat ini tinggal di bawah. Bisa dibilang bahwa kini hantu wanita tersebut sengaja dibiarkan sendiri dan diasingkan agar tak lagi mengganggu yang lain.

Ya, begitulah... Jika ia terlalu senang dan bersemangat saat ia tahu ada seseorang yang bisa mendengar dan melihatnya, maka aku juga tak terlalu merasa heran. Selama ia bersikap baik dan tampak sedikit normal (Tak terjungkir atau semacamnya) sebenarnya aku sama sekali tak keberatan jika ia ingin mengajakku berbicara. Namun, masalahnya ia selalu menggunakan cara yang sama (Dengan alasan bahwa itu seru) dan kali ini benar-benar muncul di saat yang tak tepat.

"Kamu seharusnya punya sedikit harga diri," ungkapku pada akhirnya.

"Harga diri? Memangnya aku kenapa?" tanya hantu wanita tersebut kebingungan.

"Aku nggak bisa berkonsentrasi mengeluarkan-'nya' kalau kamu terjungkir di atasku seperti itu." Aku membuat gerakkan tanda petik agar tak perlu menjelaskan. "Memangnya kamu nggak terganggu apa?" sambungku kemudian, menjadi penasaran.

"Aku sama sekali nggak ngerti. Terganggu kenapa?" Hantu wanita tersebut mendekatkan wajahnya padaku, seakan-akan dengan begitu ia bisa menemukan jawaban.

Kali ini aku tak bisa langsung meninggalkan kamar mandi karena memang dalam posisi "terjebak". Yang kulakukan selanjutnya, aku justru tak mengedipkan mata dan melempar senyum jahil kepada dirinya.

Sejenak ada ekspresi bingung dan waspada yang terlintas pada wajahnya.

Saat tiba-tiba terdengar bunyi suara. Aku rasa hal tersebut telah menjawab semua rasa penasarannya.

Hantu wanita tersebut membelalakkan mata, mengenyitkan hidung kemudian menghilang secepat kilat. Tentu saja hal tersebut langsung membuatku tertawa terbahak-bahak. Aku merasa senang sekaligus bangga karena telah menunjukkan kepada hantu bahwa bukan hanya mereka saja yang bisa berbuat jahil.

"Kamu ngapain ketawa-ketawa sendiri?" tanya Mami saat aku baru keluar dari kamar mandi.

"Habis berkarya. Yang kali ini benar-benar versi original dan lebih detail," jawabku sambil mengedip-ngedipkan mata.

"DASAR ANAK JOROK!!!" teriak Mami menggelegar.

Aku kembali tertawa terbahak-bahak. "Sebaiknya Mami jangan masuk karena sejujurnya barusan ada seekor tikus besar yang terkejut dan langsung melarikan diri," akuku dengan bangga.

Mami mendelik padaku dan memasang ekspresi "horor". "Kamu ini anak siapa, sih!? Kenapa bisa jadi kaya gini?" tanyanya tak percaya.

"Bukannya kita sama. Aku, kan, anak Mami," jawabku sambil tersenyum manis, kemudian berjalan mendekati Mami.

Namun, sayangnya... Mamiku yang selama ini sangat kucintai justru menghindar dariku dengan sangat cepat. "Jangan dekat-dekat. Pasti baunya masih nempel," katanya sambil menutup hidung.

"Tapi aku, kan, anaknya Mami. Jadi, Mami nggak boleh gitu," kataku kembali mengingatkannya.

"Anak Papi kali. Anak Mami sih nggak bakal begini. Kalau tahu begini sih sudah Mami buang dari dulu."

"You can not find someone like me. Trust me."

Mami menyipitkan kedua matanya.

"Mami. Mami jangan gitu sama aku," rengekku, sekali lagi kembali berusaha mendekat untuk menggoda Mami.

Alhasil, Mami kembali menghindar sambil mengibas-ngibaskan tangan agar aku segera menyingkir.

Sejak saat itu hantu wanita tersebut selalu kabur jika melihatku. Aku pernah mencoba memanggilnya, tetapi ia tetap bersembunyi dan justru berteriak, "Manusia jahat. Tega sekali kamu melakukan hal itu padaku!" Ia benar-benar terdengar bak sinetron.

Kabar baiknya, kini aku tahu bahwa ada satu taktik jitu yang bisa kupergunakan dengan baik dan bisa diandalkan tanpa bantuan orang lain. *Peace. Mohon jadikan ini rahasia hanya di antara kita. Terima kasih.

»©»©»©»

Did you enjoy chapter 29 of VISIBLE 2?

Beri dukungan terhadap penulis dengan cara follow Wattpad: Ensatrixie, klik tanda bintang () di bawah, bantu mempromosikan cerita ini di medsos atau kepada teman-teman kalian 💕

*Cerita ini merupakan karya original yang memiliki HAK CIPTA dan dilindungi oleh Undang-Undang. Di larang keras untuk mengkopi atau menerbitkan tanpa seizin penulis.

Thank you so much for your support and attention!

Love, Ensatrixie (IG), xoxo.

- Bersambung -

Books #1-3: The VISIBLE Series (Wattpad Books Edition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang