Chapter 26

3.4K 673 25
                                    

"Apa yang ingin Anda bicarakan, Sir?"

"Menurut Prof. Adams, kau sempat tak dapat menggunakan kekuatanmu," ujarnya sambil berjalan masuk. Beliau pasti membicarakan soal insiden di perpustakaan—bukan topik pembicaraan favoritku. "Apa hal tersebut pernah terjadi sebelumnya?"

Aku mengikutinya. "Tidak, Sir. Itu pertama kalinya."

Pria paruh baya bertubuh tinggi besar itu lantas berkata, "Kurasa ini saatnya kau mengikuti pelatihan simulasi."

Kakiku berhenti melangkah dan mataku membelalak. "Benarkah, Sir?" Akhirnya! Pelatihan simulasi menggunakan teknologi Virtual Reality adalah impian setiap Anak Spesial. Sejujurnya, meski memiliki kemampuan istimewa, kami hampir tak pernah mendapat kesempatan untuk memakainya, terutama dengan adanya larangan untuk menggunakannya di tempat umum.

Singkat kata, cara kerja pelatihan itu adalah dengan 'menempatkan' kami dalam situasi-situasi yang memungkinkan kami untuk menggunakan kekuatan. Beberapa situasi bisa jadi cukup berbahaya hingga dapat mengancam keselamatan jika seandainya terjadi di dunia nyata, tapi justru itulah maka pelatihan itu diperlukan, agar kami dapat menjaga diri sendiri--dan mungkin orang di sekitar kami jika sewaktu-waktu terjadi peristiwa yang berbahaya. Efek sampingnya yaitu jika fisik atau kondisi mental peserta pelatihan tak terlalu fit, mungkin mereka bisa pingsan.

Kami semua sebenarnya akan mendapat kesempatan emas untuk mengikuti simulasi itu saat berumur delapan belas tahun, tapi beberapa yang beruntung dapat mengikutinya lebih awal, misalnya jika sudah mencapai level tertentu sesuai standar rahasia Laboratorium Omnia, atau yang masih bisa kehilangan kekuatannya setelah berlatih selama beberapa tahun, contohnya aku.

Mr. Buckley menepuk pundakku. "Aku akan mengajukannya ke Prof. Adams. Jika dia setuju, kami akan membicarakannya dengan walimu."

"Baik, Sir!" ujarku bersemangat. Peter bakal iri mendengarnya!

"Untuk hari ini kau dapat berlatih sendiri. Masuklah ke ruangan latihanmu sekarang."

Sepanjang pagi itu kuhabiskan untuk melatih telekinesisku dengan hati riang. Besar kemungkinan Prof. Adams akan setuju dengan usul Mr. Buckley, jadi tinggal menunggu persetujuan dari ibuku. Mengingat situasi belakangan ini cukup mengancam keselamatan semua Anak Spesial, ditambah dengan percobaan pembunuhan yang menimpaku, kurasa ibuku tak punya alasan untuk menolaknya.

Seusai berlatih, aku berjalan ke pintu dan memasang daguku di ceruk yang menonjol di situ, menunggu retinaku dipindai. Kegunaannya seperti menandatangani daftar kehadiran agar pelatihku tahu aku berlatih sesuai jadwal dan bukannya menyelesaikannya lebih cepat dari seharusnya.

Sewaktu berjalan ke luar, aku berpapasan dengan Peter di koridor. Semenjak naik level beberapa bulan yang lalu, kami memang tak lagi berlatih bersama--satu hal yang kusesalkan mengingat Peter membuat hari latihan menjadi lebih menyenangkan. Aku berhenti di depannya lalu mengamat-amati pakaiannya. Baru kusadari kalau gaya berpakaiannya tampak berbeda belakangan ini. Hari ini dia mengenakan kemeja lengan panjang di luar kaos putih yang dipadu dengan jins. Gaya yang umum tapi terlihat jauh lebih baik daripada gayanya yang lama.

"Ke mana semua hoodie milikmu? Kau buang?" tanyaku.

Dia menggeleng. "Tidak juga. Hanya kepingin mencoba gaya baru," ujarnya, sudah dapat menebak arah pertanyaanku. "Baru selesai latihan?" Aku mengangguk dan dia melanjutkan, "Kalau kau mau menungguku, akan kutraktir piza sebelum kita menjemput Oliver."

"Piza dan soda?"

"Oke."

Aku mengacungkan jempolku padanya. "Deal!" Cowok itu tergelak lalu meneruskan perjalanan menuju ruang latihannya sementara aku berjalan ke lobi dan duduk di salah satu kursi yang disediakan.

Untuk mengisi waktu, aku memainkan game online di ponselku selama beberapa menit sebelum akhirnya bosan, jadi aku berdiri dan memutuskan untuk melihat-lihat apa saja yang ada di lobi tersebut. Mataku tertumbuk pada sebuah layar touch screen berukuran cukup besar yang terpasang pada dinding di sudut ruangan. Aku menatap benda itu dengan penuh rasa ingin tahu. Seingatku, dulu benda itu tak ada di sini.

Aku berderap menghampiri layar tersebut. Pada permukaannya tertera sederet tulisan yang intinya menyatakan kalau layar touch screen itu adalah perangkat baru yang terhubung langsung dengan database informasi Laboratorium Omnia. Pengguna dapat mengakses data apa saja dengan langsung menanyakannya, sejauh data tersebut memang tersedia untuk publik.

Aku memutuskan untuk mencobanya. "Ada berapa banyak Anak Spesial di Aequor?"

Pada layar muncul tulisan, Informasi tidak dapat diberikan.

Aku berpikir sejenak sambil bersedekap. "Jam berapa saya bisa menemui Prof. Adams?"

Mataku mengamati layar. Prof. Megan Adams bekerja mulai pukul sembilan pagi hingga lima sore. Hubungi sekretaris untuk membuat janji temu.

Sekarang saatnya kembali mencoba pertanyaan yang lebih spesifik. "Apa saja jenis kemampuan yang dimiliki Anak Spesial?" Aku penasaran apa aku akan mendapatkan jawabannya. Seharusnya itu bukan rahasia, kan? Aku bahkan tak menanyakan siapa memiliki kemampuan apa.

Aku kembali mengamati layar. Ada beberapa jenis kategori. Untuk melihat semuanya, pilih tombol biru. Untuk melihat salah satunya, pilih tombol yang tersedia di sisi tiap kategori."

Di layar touch screen muncul sederet pilihan. Awalnya, aku ingin melihat semua jenis kekuatan yang ada, tapi kuurungkan niatku ketika melihat kata 'manipulasi'. Saat memilih tombol di sebelahnya, muncul beberapa pilihan lain di layar. Kali ini aku memilih tombol di sebelah kata 'teknologi'. Jenis kemampuan itu membuatku penasaran. Apa kira-kira yang dimaksud dengan 'manipulasi teknologi'?

Penjelasan yang muncul adalah, Manipulasi teknologi merupakan jenis kemampuan yang memungkinkan pemiliknya untuk mengendalikan berbagai perangkat elektronik dalam batasan jarak tertentu melalui pikirannya. Hal-hal yang dapat dikendalikan termasuk menghapus data tertentu atau mengirim maupun menyalin berkas dari satu perangkat ke perangkat lainnya.

Aku mengerutkan kening. Kemampuan semacam itu sungguh-sungguh ada? Rasanya sulit dipercaya. Jariku terulur untuk menekan tombol panah ke bawah. Penjelasan selanjutnya pun muncul di layar. Sebagai contoh, pemilik kemampuan ini dapat menyalin isi ponsel orang di dekatnya hanya dengan menggunakan pikirannya. Tapi hal tersebut hanya dapat dilakukan jika orang yang bersangkutan sudah mengetahui apa saja isi perangkat tersebut.

Pikiranku melayang ke salah satu keanehan baru-baru ini. Jika tebakanku benar, mungkin ini dapat menjelaskan banyak hal. Dengan bersemangat, aku kembali bertanya, "Apa kemampuan ini juga dapat digunakan untuk menghapus rekaman CCTV atau mengirim pesan teks dari ponsel orang lain?"

Jantungku berdebar kencang ketika membaca jawaban yang tertera di layar. Pemilik kemampuan manipulasi teknologi dapat menghapus rekaman CCTV dengan syarat sudah mengetahui rekaman CCTV pada tanggal dan jam berapa yang ingin dihapus. Mereka juga dapat mengirim pesan teks dari ponsel orang lain, dengan syarat sudah mengetahui nomor yang dituju.

OLIVER'S PUZZLE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang