Chapter 2

18.3K 1.9K 64
                                    

"AAAHHHHHH!" Sofia berteriak ketika isi kaleng minumanku tumpah membasahi kepalanya.

Sebelum dia atau Hayley menyadari adanya kaleng yang mengambang di atas mereka, cepat-cepat kuarahkan kaleng itu meluncur turun ke belakang Sofia.

"RAMBUTKU! RAMBUTKU!" Sofia masih berteriak histeris sambil memegangi rambutnya. Aku tak dapat menahan rasa geli ketika melihatnya. Matanya membelalak lebar, sementara cairan dari rambutnya mengaliri wajah serta menetes-netes ke pakaian bermereknya.

Ha, rasakan itu! Aku tertawa puas dalam hati.

Hayley buru-buru merogoh tasnya, mengeluarkan sehelai saputangan, lalu mulai sibuk mengeringkan rambut Sofia yang basah, sambil sesekali celingukan dengan ekspresi bingung di wajahnya--dia pasti tengah mencari pelakunya.

Peter menggaet lenganku. "Lebih baik kita pergi," sarannya.

"Nanti dulu," sergahku. "Aku ingin menikmati pembalasan dendamku sebentar lagi."

Tiba-tiba, mataku bertemu dengan Hayley. Matanya bergerak turun memandang kaleng kosong di jalanan, kemudian kembali menatapku. Dalam sekejap, wajahnya langsung berubah pucat seperti baru saja melihat hantu. Mulutnya terbuka sedikit seperti hendak mengucapkan sesuatu, tapi dengan cepat dia mengatupkan bibirnya, kemudian bergegas membawa Sofia pergi.

Peter menghela napas. "Kau lihat, dia mencurigaimu. Apa yang kau lakukan itu benar-benar ide buruk, Alice. Aku tahu kau ingin memberinya pelajaran, tapi bukan dengan menggunakan kekuatanmu. Kau tahu, kan, kita--"

"Kita dilarang menggunakan kekuatan kita di tempat umum." Aku memotong ucapannya sambil memutar bola mata. "Ya, ya, aku tahu, kok! Lalu, apa gunanya memiliki kekuatan seperti ini? Kau harus mencobanya kapan-kapan, ini menyenangkan!"

"Ini sama saja kau membiarkan perilaku Sofia mengendalikan emosimu, kau tahu? Kitalah yang seharusnya mengendalikan emosi kita, bukan orang lain." Peter memulai ceramahnya seakan-akan dia lebih tua dariku--sepertinya dia lupa bahwa kami sama-sama berumur enam belas tahun. "Bagaimana kalau Sofia tahu kau salah satu Anak Spesial? Kau bisa dijauhi seisi sekolah!" lanjutnya dengan wajah gusar.

Aku mengangkat bahu. "Aku tak peduli. Lagi pula, percaya deh, otaknya tidak sepintar itu. Kau menilainya terlalu tinggi."

"Bisa saja dia tahu dari Hayley. Kau kan tahu kalau ibunya adalah wakil direktur Laboratorium Omnia," sahutnya, menyebut nama pusat penelitian terbesar di Aequor.

Generasi kami memang tergolong istimewa. Sekitar dua puluh lima tahun silam, pemerintah memilih sebanyak seratus orang pria dan wanita dari golongan ekonomi menengah ke atas untuk dijadikan objek penelitian. Ke dalam darah mereka disuntikkan cairan khusus untuk menstimulasi pembentukan gen baru yang nantinya--jika berhasil--akan menghasilkan kemampuan spesial di keturunan mereka. Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti kemungkinan mutasi gen, yang nantinya dapat dikembangkan lebih jauh untuk memajukan bidang-bidang dalam kehidupan, misalnya bidang kedokteran.

Hanya saja, tak semua keturunan mereka akan terlahir dengan kemampuan spesial. Maka dari itu, anak-anak mereka nantinya harus dibawa ke Laboratorium Omnia, supaya para peneliti dapat memastikannya. Kalau ada anak yang terlahir dengan kemampuan spesial apa pun, maka anak tersebut akan dilatih untuk menggunakan kemampuannya dengan maksimal, dan tentu saja, hal tersebut akan dirahasiakan. Bukan cuma kami, tapi pihak-pihak lain yang bersangkutan, seperti pegawai Laboratorium Omnia serta pegawai di beberapa tempat latihan kami juga diminta untuk merahasiakannya.

Meskipun penelitian itu sendiri bukanlah rahasia, tetapi kehadiran para Anak Spesial tak terlalu disukai, malah cenderung dibenci dan dianggap aneh. Aku sering mendengar murid di sekolah kami bergosip mengenai siapa saja yang kira-kira mempunyai kemampuan spesial, dan mereka membicarakannya bukan dengan ekspresi kagum, melainkan takut. Aku sendiri tak mengerti apa sebabnya. Peter berpendapat, mungkin mereka menganggap para Anak Spesial adalah semacam mutan, mengingat kemampuan kami berasal dari percobaan ilmiah.

OLIVER'S PUZZLE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang