Chapter 63

2.5K 490 9
                                    

Aku kesulitan berkonsentrasi.

Rasa terkejutku masih belum hilang sepenuhnya usai mendengar cerita Oliver dua hari yang lalu. Jadi selama ini orang tua kandungnya-lah yang mengadopsinya? Astaga. Benar-benar sulit dipercaya. Aku tak habis pikir, kenapa mereka sampai berbuat seperti itu hanya karena dikejar oleh seseorang? Oliver sendiri berpendapat kalau sosok yang mengejar orang tuanya terkait erat dengan kasus pembunuhan berantai Andromeda City. Menurut teorinya, orang itu menyimpan dendam yang teramat besar pada mereka dan kini melampiaskannya pada Oliver.

Sekarang aku baru tahu kenapa Oliver terlihat sangat kacau saat kami bertemu di rumahnya. Wajahnya lebih tirus dari biasanya dan sinar kehidupan menghilang dari matanya--seperti zombi. Dia pasti sangat terpukul sekaligus shock. Berita bagusnya, namanya juga ada di daftar peserta Proyek Penghapus Ingatan, jadi setidaknya masih ada satu hal yang dapat kami lakukan untuk menemukan si pembunuh.

Aku mengangkat kedua tanganku ke depan tubuh, berusaha menggunakan telekinesis untuk menahan papan reklame berukuran cukup besar dari jatuh menimpa penduduk di bawahnya. Usahaku cukup berhasil ... sampai aku kelelahan dan menjatuhkan kedua tanganku ke sisi tubuh. Papan reklame itu langsung meluncur bebas hambatan menuju orang-orang yang berlarian di bawahnya. Aku buru-buru melepas perangkat VR di kepalaku dan pemandangan mengerikan itu pun menghilang dari depan mataku.

"Ada apa, Alice?" tanya Mr. Buckley.

Aku tersengal. Energiku rasanya terkuras habis. "Maaf, Sir. Boleh saya minta izin untuk selesai lebih cepat hari ini?"

Mr. Buckley tampak kecewa. "Hanya segitu kemampuanmu? Kita baru berlatih selama empat puluh lima menit. Kau tahu, beberapa orang lainnya bisa berlatih selama berjam-jam." Suaranya terdengar tidak puas.

Aku menunduk untuk menghindari tatapan tajam pelatihku. Bulir-bulir keringat mengaliri keningku dan menetes jatuh ke tanganku. "Sepertinya hari ini saya kurang enak badan, Sir."

Aku tak serius berpikir kalau beliau akan memercayai kebohonganku, tapi Mr. Buckley menghela napas, lalu mengiakan tanpa bertanya lebih lanjut. "Baiklah, tapi pada pertemuan berikutnya aku mengharapkan kinerja yang lebih baik lagi, kau mengerti?"

"Saya mengerti, Sir," jawabku pelan.

Pelatihan simulasi sangat berbeda dari yang kubayangkan sebelumnya. Sejak permulaan, aku sudah ditempatkan dalam situasi-situasi berbahaya yang membuatku harus menggunakan telekinesis, entah untuk menyelamatkan diri sendiri atau orang lain. Menahan papan reklame hanya salah satunya saja. Dalam kurun waktu tiga perempat jam, aku sudah : menerbangkan beberapa bongkah batu bata untuk menghentikan seorang penculik anak, mendorong satu troli penuh barang belanjaan--percayalah, itu benar-benar berat--untuk mencegah aksi seorang pencopet, dan sebagainya. Semua itu bukan hal-hal yang biasa kulakukan di kehidupan nyata, jadi yah, itu melelahkan.

Aku meninggalkan ruang pelatihan simulasi dan turun ke lobi. Peter dan Oliver berjanji akan menemuiku di sana setelah mereka menyelesaikan latihannya masing-masing. Lantaran aku selesai lebih cepat dari perkiraan, aku duduk di sofa dan mengeluarkan ponsel, berniat untuk memainkan ulang sebuah level salah satu game selagi menunggu mereka berdua. Aku kerap mendapat dua bintang untuk level tersebut, padahal aku perlu tiga bintang untuk naik ke level berikutnya.

Aku hampir berhasil meraih tiga bintang ketika sepasang sepatu kets biru muncul di depanku. "A-Alice ... bisa kita bicara sebentar?" Aku mendongak, menatap Hayley Adams dengan kening berkerut. Sudah lama sejak aku bertemu dengannya, dan hari ini dia terlihat lebih ragu-ragu dari biasanya. Mungkin akibat insiden yang terjadi antara aku dan Sofia.

"Ada perlu apa?" tanyaku datar.

Cewek berkacamata itu beranjak duduk di sebelahku sambil menyelipkan beberapa helai rambut ke belakang telinga. Dia terus menghindari tatapanku dan malah sibuk meremas saputangan di pangkuannya. "Uh ... begini ... aku ...." Dia ragu-ragu sejenak. "Aku tak tahu harus berbicara pada siapa mengenai ini .... Kau tahu kan, Sofia adalah satu-satunya temanku dan ini bukan sesuatu yang dapat kubicarakan dengannya ... makanya aku ...."

OLIVER'S PUZZLE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang