Chapter 60

2.3K 497 41
                                    

Saat itu, barulah Nick menyadari kehadiran bocah tersebut. Dia memicingkan mata, mengamati sosok asing yang baru pertama kali dia lihat. Rambut merah kecokelatannya menyerupai Kyle, tapi kulitnya tampak lebih pucat, seakan jarang terkena sinar matahari. Wajah Nick memucat ketika sebuah nama melintasi benaknya. Namun, sebelum dia sempat menghubungi Carl, bola yang ditendang bocah tersebut tiba-tiba melayang ke dekat kaki Theodore, dan si bocah pun berlari-lari kecil untuk mengambilnya.

Beberapa langkah dari Theodore, bocah itu mendadak berhenti dengan wajah merah padam dan napas tersengal-sengal. Mata birunya menatap Theodore lekat-lekat selama beberapa detik, kemudian dia terkesiap dan berteriak nyaring, "PEMBUNUH!" Setelahnya, dia berderap menuju Theodore dan langsung memukul-mukul kaki pria tersebut. "Kembalikan ibuku! Kembalikan!"

"A-apa? Hei, Nak, apa maksudmu?" tanya Nick, heran. Dia tak punya ide sama sekali apa yang sedang terjadi. Akan tetapi, ketika menoleh dia mendapati kalau wajah Theodore berubah seputih kertas dalam sekejap, dan itu tak wajar. Ada apa sebenarnya?

"Kau tak sopan!" seru Oliver, berkacak pinggang sambil memelototi si bocah. "Kenapa kau mengatai ayahku pembunuh? Apa kau bahkan tahu apa arti kata 'pembunuh'?"

"Aku tahu!" balas bocah itu dengan berang. "Ayahmu membunuh ibuku, makanya aku menyebutnya pembunuh!"

"Stan!" Nick menoleh, dan melihat Carl berdiri di ambang pintu dengan raut cemas. "Sedang apa kau di situ?" Dia langsung menghampiri anaknya yang masih memegangi kaki Theodore erat-erat, kemudian berusaha menarik anak itu. "Bukankah sudah kubilang, jangan pergi sendirian."

Nick menahan napas selagi melirik bocah tersebut. Dugaannya benar—bocah itu adalah Stan. Masalahnya, anak itu mengatai Theo pembunuh .... Artinya, dia melihat Theo membunuh Mila? Sukar dipercaya!

Stan menunjuk Theodore dengan pandangan berapi-api. "Dad, aku menemukan pembunuh Mom!"

"Ini pasti salah paham, Nak," ujar Nick cepat-cepat. "Kau pasti salah orang."

Stan menggeleng kuat-kuat. "Aku melihatnya dengan jelas! Dia menggali lubang lalu memasukkan Mom ke dalamnya!"

"PEMBOHONG!" seru Oliver. "Ayahku tak mungkin memasukkan orang ke dalam lubang! Dia bukan orang seperti itu!" Oliver melesat, menubruk Stan hingga mereka berdua terjerembap, dan beberapa detik kemudian mereka sudah sibuk meninju satu sama lain.

Sementara itu, Carl mengepalkan kedua tangan dengan geram. "Jadi kau orang yang membunuh Mila? Kau akan membayarnya hari ini dengan nyawamu!" Dia berlari menerjang Theodore dan langsung memukulinya bertubi-tubi, tak memberi pria itu kesempatan sedikit pun untuk membalas.

Perhatian Nick terbagi antara melerai perkelahian kedua pria dewasa tersebut atau dua bocah di depannya. Akhirnya, dia memutuskan untuk memisahkan dua bocah itu terlebih dulu. Dia menarik Oliver lalu memeganginya erat-erat di balik punggung, berusaha menghalangi Stan yang terus berusaha melayangkan tinju ke Oliver.

"Hentikan! Kubilang, hentikan!" hardiknya. "Alex, kau pegangi dia, dan Alice, kau pegang Oliver," perintahnya. Setelah memastikan dua anak itu berada pada jarak yang cukup jauh satu sama lain, dia membalikkan badan, dan tertegun.

Rupanya, situasi sudah berbalik. Entah sejak kapan, tahu-tahu Theodore sudah duduk di atas tubuh Carl dengan kedua tangan mencengkeram leher pria itu kuat-kuat, seolah berniat untuk menghabisi nyawanya. Wajah Theodore yang dipenuhi lebam dan darah kelihatan penuh tekad serta memancarkan aura membunuh yang begitu kuat hingga tampak menakutkan. Sementara, Carl tidak dapat berbuat banyak selain berusaha melepas cengkeraman Theodore dari lehernya, sambil megap-megap lantaran kesulitan bernapas.

OLIVER'S PUZZLE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang