Chapter 59

2.3K 482 32
                                    

Nick mengernyit, bingung. Pengakuan seperti itu bukan sesuatu yang akan keluar dari mulut Carl. "Apa maksudmu? Mengkhianati bagaimana?"

Carl melonggarkan dasi yang melingkari kerah kemejanya, seolah dengan melakukannya dia dapat bernapas dengan lebih mudah. "Uh ... aku memiliki anak--dengan wanita lain." Sebelum Nick sempat menyahut, dia buru-buru menambahkan, "Aku tahu aku pria berengsek, Nick, dan tak seharusnya aku mengkhianati Sarah. Tapi aku tak menyesalinya."

"Tunggu, tunggu." Nick membisu sejenak. Apa dia tak salah dengar? Carl, temannya, memiliki anak dari wanita yang bukan istrinya? Dia melontarkan tawa tidak enak ke arah temannya. "Hei, kau bercanda, kan? Kau mabuk?"

Tapi pria di sebelahnya itu menggeleng. Mata birunya memandang Nick lekat-lekat, dan mata itu terlihat jernih, sama sekali tidak menyiratkan bahwa pemiliknya tengah berada dalam keadaan mabuk. "Aku serius."

Nick ternganga. "A-apa?" Dia memandang berkeliling untuk memastikan tak ada siapa pun di sekitar mereka, lantas mencondongkan tubuh, mencengkeram kerah baju Carl dengan gusar. "Kau. Sudah. Gila. Apa yang akan kau lakukan kalau sampai ayahmu tahu?"

Pria berambut merah kecokelatan itu mengangkat kedua tangan, seperti menyerah. Bibirnya melengkung membentuk seringai. "Aku tak peduli lagi, kau tahu--aku sudah muak. Terserah apa yang akan Dad lakukan nanti. Dia bahkan boleh mencoret namaku dari surat warisannya kalau dia mau."

Nick melepas cengkeramannya dan bersandar di kursi. Kepalanya terasa berputar-putar. Dia masih tak habis pikir bagaimana bisa Carl berselingkuh hingga memiliki anak, tanpa memikirkan keluarganya sama sekali. "Ini benar-benar sulit dipercaya. Siapa wanita itu?"

Carl kembali menyeringai. "Kau tak akan memercayainya."

Seringai itu membuat Nick curiga. Itu jenis seringai yang hanya muncul setiap kali pria itu membicarakan seorang wanita tertentu. Bukan sembarang wanita, melainkan satu-satunya wanita yang dicintai oleh seorang Carl Raven dalam hidupnya. "Jangan bilang ... Mila Jacoby?" tanya Nick pelan. Ketika Carl mengangguk, dia kembali bertanya, "Bagaimana bisa? Jangan tersinggung, tapi bukankah dia tak tertarik sedikit pun denganmu?"

"Itu hanya karena keluarga kami rival bisnis," jelas Carl. "Kau masih ingat kejadian waktu itu? Saat dia membawa Theodore Miller ke Hotel Raven?" Sontak, Nick kembali menoleh ke sekeliling dengan raut cemas. Carl tertawa melihatnya. "Tenang, aku tak pernah mengatakannya pada siapa pun. Lagi pula, sebenarnya malam itu tak terjadi apa pun di antara mereka."

"Kau yakin?" Nick terperangah, dengan susah payah berusaha menyembunyikan perasaan senangnya.

"Mila sendiri yang menceritakannya padaku--dengan jengkel. Dia sangat membencimu lantaran sudah mengacaukan rencananya. Tapi, secara tidak langsung kau malah membantuku. Hubungan kami dimulai malam itu."

Nick tak dapat berkata-kata. "Maksudmu ... malam itu kau dan dia .... Tidak, bukan hanya malam itu tapi hubungan kalian masih tetap berlanjut setelahnya?" ujarnya, memastikan.

"Dia satu-satunya wanita yang ada dalam hatiku, Nick. Kau berharap aku menolaknya saat akhirnya dia membuka hatinya untukku? Kau tahu aku tak dapat melakukannya."

"Lalu, bagaimana dengan Sarah?" Nick menggeleng untuk mengekspresikan ketidaksetujuannya. "Kau tak boleh melakukan ini terhadapnya!"

"Itulah sebabnya aku akan menceraikannya. Stan--itu nama anakku bersama Mila--tak memiliki siapa pun. Dia lahir prematur di usia delapan bulan dan terpaksa hidup tanpa sosok ayah hanya karena ayahnya terlalu pengecut untuk mengakuinya sebagai anak. Jadi aku harus menebus semuanya sekarang. Aku bisa saja mengadopsinya, tapi kurasa itu akan lebih menyakitkan, bagi Sarah, untuk merawat anak wanita lain. Jadi ... yah, kurasa ini pilihan terbaik."

OLIVER'S PUZZLE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang