Chapter 58

2.4K 492 15
                                    

Nick Sheridan membenci pesta.

Namun, sebagai anak dari pemilik Sheridan Group, ada kewajiban yang harus dia penuhi. Salah satunya yaitu menjaga hubungan baik dengan rekan-rekan bisnis Sheridan Group--termasuk menghadiri undangan pesta atas nama ayahnya. Dia memarkir mobil di depan rumah Leon Raven, lalu keluar dan membukakan pintu untuk ketiga bocah dalam mobil. Mereka bertiga keluar berturut-turut; si kembar Alex-Alice, disusul oleh Oliver--anak dari sahabatnya yang sedang dititipkan pada Nick.

Orang tua Oliver sedang ada urusan dan mereka tidak bisa membawanya ikut serta, jadi Nick menawarkan diri untuk menjaganya. Sayangnya, dia lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahun Leon Raven, dan dia harus pergi memenuhi undangan pria itu untuk mewakili ayahnya yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri. Sementara Dakota, istrinya, harus menghadiri rapat dadakan orang tua murid di sekolah Alice.

Sebenarnya Nick bisa saja meninggalkan ketiga bocah itu di rumah. Bagaimanapun, mereka memiliki asisten rumah tangga yang jumlahnya lebih dari cukup untuk menjaga anak-anak tersebut. Akan tetapi, Nick tak pernah merasa nyaman membiarkan anak-anak sendirian tanpa satu pun anggota keluarga di dekat mereka, jadi mau tak mau dia harus membawa tiga bocah itu bersamanya ke rumah keluarga Raven.

Dia melirik Oliver yang berjalan di sebelah Alice. Bocah berumur tujuh tahun itu sedikit pemalu, jadi Nick cemas kalau-kalau Oliver akan merasa canggung berada di tempat yang baru pertama kali dia kunjungi. Tapi, ada Alex dan Alice yang menemaninya, jadi seharusnya tak ada masalah. Lagi pula, takkan ada anak-anak lain di situ kecuali Kyle, cucu semata wayang Leon Raven, yang--sama seperti Alex--dirahasiakan keberadaannya dari publik.

Nick membawa mereka semua masuk. Di depan pintu, Carl Raven sudah menantinya. Pria berkacamata itu menjabat tangan Nick dengan senyum lebar mengembang di wajahnya. Mereka berdua memang sudah lama bersahabat lantaran keluarga mereka saling mengenal satu sama lain.

"Terima kasih sudah datang, Nick. Di mana Dakota? Dia tak ikut?"

"Ada rapat di sekolah Alice," jawab Nick. "Jadi hanya anak-anak yang datang."

Carl membungkuk dan menyapa si kembar. "Wah, kalian sudah semakin tinggi."

"Tentu saja, Uncle Carl," sahut Alice dengan riang. "Aku yakin aku sudah lebih tinggi daripada Kyle."

"Sst, Alice, jaga cara bicaramu," tegur Alex, kemudian membungkuk pelan. "Maafkan ketidaksopanan Alice, Sir."

Carl terbahak, lalu berpaling memandang sosok bocah yang berdiri di belakang si kembar. "Dan ... siapa ini?"

"Dia anak yang tadi kubicarakan di telepon," sahut Nick.

"Oh, ya, aku ingat. Oliver, ya kan?" Carl memajukan tubuh dan menepuk pundak Oliver dengan bersahabat. "Senang bertemu denganmu, Nak!"

Carl membimbing mereka semua ke ruangan tengah, tempat pesta akan dilangsungkan. Di dekat jendela, seorang pria paruh baya sedang berdiri mengawasi beberapa orang menyelesaikan dekorasi ruangan. Mereka menghampiri pria tersebut.

"Selamat siang, Mr. Raven," sapa Nick. "Selamat ulang tahun."

Leon Raven menoleh. "Terima kasih sudah datang, Nick," katanya, seraya menjabat tangan pria muda tersebut. "Kapan Richard pulang?"

"Rencananya besok lusa. Dad menitipkan salam untuk Anda. Dia bilang akan membawakan oleh-oleh sebagai ganti hadiah ulang tahun." Nick lantas memberi instruksi pada ketiga bocah di sebelahnya. "Anak-anak, ucapkan selamat ulang tahun pada beliau."

"Selamat ulang tahun, Sir," ucap mereka berbarengan.

Leon Raven terbahak sambil mengangguk-angguk. "Rasanya aneh masih mendapat ucapan ulang tahun di usiaku." Senyumnya sirna ketika mengamati Oliver. "Tapi, siapa anak itu?"

OLIVER'S PUZZLE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang