"Siapa pemilik gedung itu?" sela Oliver.
"Salah satu anggota tim peneliti. Dia menyumbangkannya untuk digunakan sebagai tempat awal dalam mengembangkan Proyek Penghapus Ingatan. Sayangnya, lima tahun lalu dia meninggal akibat gagal jantung, jadi kalau kalian berpikir mau menanyakan sesuatu padanya, itu sudah tidak mungkin." Harry menatap kami bergantian. "Ada pertanyaan lain?" Caranya bertanya membuatku merasa lagi mengikuti kelas musim panas, bukannya mendiskusikan suatu proyek rahasia.
Ketika melihat kami semua menggeleng, dia melanjutkan, "Cara kerjanya sendiri yaitu dengan 'menghapus' ingatan korban yang bersangkutan. Otomatis, proyek itu mendapat pertentangan dari banyak pihak. Ada banyak kekhawatiran dan terkadang orang cenderung sulit menerima hal-hal baru yang terlampau inovatif. Meski begitu, akhirnya mereka berhasil mendapatkan persetujuan dari pemerintah dan menemukan sejumlah investor yang bersedia mendanai proyek mereka. Lima tahun setelah pengajuan proposal, pengembangan sistem, dan uji coba, proyek itu pun secara resmi dilaksanakan."
Sambil mengembuskan napas panjang, Peter menyilangkan lengan di dada. Alisnya berkerut penuh pemikiran. "Jadi proyek itu memang ada."
"Ada, tapi sekaligus dirahasiakan. Tidak ada pengumuman besar-besaran. Tidak ada konferensi pers. Proyek ini adalah sesuatu yang nyata tapi disembunyikan keberadaannya."
Oliver bertanya, "Lalu, bagaimana cara mengikuti proyek itu?"
"Para korban yang didiagnosa mengidap PTSD akan didatangi oleh perwakilan dari tim peneliti dan mendapat penawaran untuk mengikuti proyek tersebut. Jika mereka berminat, mereka harus menandatangani semacam surat persetujuan untuk membebaskan tim peneliti dari tanggung jawab apa pun seandainya terjadi kesalahan dalam proses penghapusan ingatan."
"Untuk proyek yang bersifat rahasia, kau memperoleh banyak sekali informasi," celetukku tanpa berpikir. Harry langsung menatapku tajam--pasti dikiranya aku bermaksud mengejek atau semacamnya, jadi aku buru-buru menambahkan, "Maksudku, kau hebat."
Dia menelengkan kepala ke arahku. Sorot matanya menunjukkan kalau dia tahu itu pujian palsu. "Jangan menginterupsi diskusi ini dengan komentar-komentar yang tidak penting, Sheridan."
Aku tersinggung mendengarnya, tapi aku ragu apakah itu karena kata-katanya memang kasar atau hanya aku yang terlampau peka. Lagi pula, sepertinya selain aku tidak ada yang merasa kalau sikap Harry tergolong tidak menyenangkan. Maka, aku menggigit bibir dan berusaha meredam amarahku agar tidak kembali menyulut pertengkaran dengannya--demi Oliver.
Namun, tanpa disangka-sangka, Oliver mendadak berdiri dan berbicara dengan tidak sabar, "Dengar, dude, aku tahu kau pintar, dan kami--tidak, bukan kami, tapi aku--memerlukan bantuanmu. Tapi bisakah kau berbicara lebih sopan pada Alice, please? Aku sangat menghargai kau bersedia membantuku, tapi aku lebih suka kalau kau tidak meremehkan temanku."
Ekspresi Harry sulit ditebak--kelihatannya dia terkejut--sementara Peter bersandar dengan santai di kursinya sambil menunggu reaksi cowok itu selanjutnya. Aku sendiri diam-diam merasa senang karena Oliver mau repot-repot membelaku. Dia bisa saja hanya diam lantaran memerlukan bantuan Harry, tapi dia memilih untuk mengambil risiko kehilangan bantuan yang dibutuhkannya. Well, menurutku itu keren, apalagi sebenarnya Oliver termasuk pendiam dan jarang sekali mengutarakan keberatannya. Dia tipe yang akan menerima pendapat orang lain hanya untuk mencegah terjadinya perselisihan.
"Baiklah," ujar Harry, menghela napas sambil menatap Oliver yang sudah kembali duduk, "aku akan berusaha untuk bersikap lebih baik padanya."
Peter memberiku isyarat untuk mengucapkan sesuatu dalam rangka mendinginkan suasana. "Dan aku tidak akan berkomentar yang tidak perlu," kataku, menuruti permintaan Peter. Aku tidak boleh mengacaukan usahanya yang sudah mencarikan orang untuk membantu Oliver memecahkan masalahnya. Lagi pula, bahkan Harry sudah berbesar hati dengan mengalah, jadi sudah sepatutnya aku melakukan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVER'S PUZZLE [COMPLETED]
Mystery / Thriller[Ambassador's Pick Oktober 2024] [Cerita ini akan tersedia gratis pada 6 Agustus 2021] *** Pembunuhan berantai di Andromeda City mengincar nyawa para Anak Spesial. Oliver harus menemukan kembali ingatannya yang hilang agar dapat menghentikan aksi se...