-Hold Up-
•
•
•Let's Read!
17 Januari.
Sepertinya Jihoon harus mencatat hari ini sebagai salah satu hari yang paling sial baginya.
Bagaimana tidak jika sejak kau membuka mata saja sudah ada masalah yang menimpamu. Dimulai dari lupa mengerjakan deadline untuk konsep album mendatang, di ceramahi oleh sang CEO karna kelalaiannya, kaki yang harus cidera ringan karna tersandung tangga licin. Tidak sampai di situ kesialan yang menimpa, Soonyoung— membatalkan janji makan siang karna juga lupa mengerjakan deadline kerja miliknya. Bagus jika Soonyoung membatalkannya dengan mengucapkan sesuatu yang manis atau apapun yang setindaknya tidak menambah kekesalan hati, tetapi Soonyoung malah hanya menelepon kurang dari sepuluh detik untuk mengatakan 'Maaf aku sedang sibuk. kita makan siang bersama lain kali saja'
Ia mengerti pekerjaan Soonyoung juga sama banyak dengannya. Tapi tidak harus sampai mengacuhkannya seharian bukan?
Seharian? Sepertinya belum.
Jihoon menatap jam tangannya sekilas lalu mendesau membuat kepulan uap keluar dari mulutnya yang terasa membeku di pertengahan musim dingin. Jarum jam sudah menunjuk tepat pukul sebelas malam dan Soonyoung benar-benar tak menghubunginya setelah panggilan terakhir yang tercatat pukul sembilan kurang sepuluh menit pagi tadi.
Karna belum merampungkan tugasnya sama sekali, Namja sipit bermata sepuluh sepuluh itu terpaksa harus berkutat dengan notes dan penanya sejak pagi. Sedangkan pekerjaan Jihoon sudah selesai hampir sembilan puluh persen bagian, ia memutuskan untuk menyambungnya esok hari.
Bukan kebiasaan yang di sukainya, tapi melihat layar monitor dengan grafik naik turun juga mengulang-mengedit nada sejak ia membuka mata, lama-lama membuat Jihoon jadi pusing juga. Di tambah dirinya yang belum makan apapun selain roti selai membuat perut Jihoon merintih nyeri dan pandangannya berkunang. Untung sang manager mau menawarkan diri mengantarnya ke cafe terdekat.
Sekarang Jihoon sedang berada di cafe seorang diri. Member yang lain punya kesibukan masing-masing dan Jihoon sedang tak berminat untuk mengetahuinya. Efek mood yang buruk membuat emosinya tak terkontrol, Bahkan entah sudah berapa banyak lembar kertas berisi coretan lirik yang ia remukkan dan buang begitu saja hanya karna salah menulis satu huruf.
Takk
Dengan sedikit kasar Jihoon meletakkan cangkir kopinya yang sudah tandas di atas meja. Lima piring cake yang juga sudah habis menumpuk menjadi tingkatan yang membuat orang melonggo. Jihoon tidak perduli, lagipula nafsu makannya menghilang begitu saja saat ingin memesan. Terlintas di benaknya untuk kembali ke dorm dan tak usah makan saja, Tapi perutnya yang terus menuntut minta di isi berkata lain, hal itu membuat Jihoon urung dan kalap memilih asal kue-kue berlapis krim tebal yang terpampang di etalase. Ada orang yang berkata jika coklat bisa mengembalikan mood, maka ia pun memilih lima kue yang semuanya terselimuti ataupun berbahan dasar coklat. Terlihat menggiurkan namun Jihoon memakan semuanya tanpa ekspresi apapun selain untuk mengenyangkan perut.
Yang di lakukannya hanya kunyah, telan, habiskan dan ambil piring lain. Begitu seterusnya sampai ia tidak sadar jika sudah menghabiskan waktu dua setengah jam di cafe dengan hanya di temani lima piring cake dan dua cangkir americano yang sudah kosong.
Waktu yang hampir menuju tengah malam tak membuat cafe ini sepi pengunjung, justru malah semakin bertambah dengan beberapa anak muda yang sangat pintar mencuri waktu berkencan di malam hari dengan kekasih mereka.
Jihoon berdecih, melihat betapa manisnya pasangan-pasangan itu saling menyuap kue dan berlovey-dovey, Jihoon jadi teringat dengan Soonyoung lagi.
YOU ARE READING
Hold Up
FanfictionSOONHOON Fanfiction presented by ShiningDao Bagaimanakah kehidupan percintaan sepasang kekasih yang merupakan member Boygrup terkenal Korea Selatan menjalani keseharian mereka? - Kau bodoh. Menyebalkan dan manusia paling memalukan di dunia ini. Dan...